Chapter 25 : PL-3099

72 6 3
                                    

'Semua kebohongan pasti akan terbuka pada akhirnya'

"Hey!! Jangan main-main dengan itu!!" Bentak Yui seraya mengambil senjata yang dipegang oleh anak kecil itu. Pistol yang dipinjamkan Nite itu dengan lancangnya diambil, dan ditembakkan ke arah daun-daun pepohonan. Yah ... masuk akal sih, anak laki-laki mana yang tidak ingin menembakkan sebuah senjata? Bisa dibilang sangat sedikit jumlahnya.

Nyatanya, Yui sendiri pun juga sering tertarik dengan mainan maut itu. Untung saja televisinya dulu lebih sering menyuguhkan aksi keren dari para pemanah ketimbang pengguna senjata api. Baginya, memanah itu sudah semacam hobi yang lama terpendam karena ia tidak mempunyai busur dan anak panah sendiri

"PL-3099? Nomor apa ini kak?" Tanya anak itu sambil menunjuk nomor seri pistol itu.

"Aku tak tau .. mungkin semacam nomor seri? Ah sudahlah, itu tidak penting. Kau dan anjingmu harus diam dan bertingkah sopan. Sebentar lagi teman kakak akan datang kesini karena suara tembakan yang kau buat tadi" Ucap Yui dengan tegas, menyuruh anak kecil itu untuk duduk dengan anjingnya.

Persis seperti apa yang dikatakannya, suara tembakan itu memang membawa temannya ke tempat itu.

Nite dan Annie telah datang ke tempat Yui sedang berlatih.

"Yui! Kau tidak apa-apa kan?!" Ucap Nite saat melihat sosok Yui dekat dengan anak asing dan anjingnya itu.

"Siapa anak itu?!" Ucap Nite sambil mengeluarkan sebilah pedang, seperti seorang ksatria yang siap menyerang musuhnya. Dengan pistolnya dipinjam oleh Yui, senjata yang dia bisa ambil dari bangunan tempat mereka sekarang tinggal itu hanya sebuah pedang.

Pedang itu hanya sebuah pedang yang mungkin dulu dipakai oleh ksatria biasa, bukan seorang raja, tapi setidaknya pedang itu cukup tajam untuk membelah musuh yang menghadang.

"Whoa, sabar Nite! Anak ini tidak akan menyakiti kita! Dia hanya anak biasa!" Ucap Yui berusaha membela bocah ingusan yang kini memeluk anjingnya itu.

"Yui, menjauh darinya!! Teriak Nite sambil mendekati bocah yang ketakutan itu.

"Yui ... Ingatlah Carly ... Ghost sangat suka mengambil wujud anak kecil karena mereka tahu wujud itu sangat mudah mengelabui kita" ucap Nite, membawa lagi memori pahit yang merenggut kesenangan dan nyawa adik Yui.

"Jangan ... sebut nama itu... " Ucap Yui dengan geram, seperti menahan amarah yang begitu besarnya hanya karena sebuah nama.
"M.. maaf ... Tapi tetap saja ... Kita harus berhati-hati ..."Balas Nite.

Yui menatap Nite dengan tajam, matanya menampakkan rasa protes dan marah pada laki-laki yang begitu menyayanginya itu.

"Berhati-hati, ya? Aku datang ke sini dengan busur, panah, dan sebuah pistol. Aku bertemu dengan seorang anak kecil dan anjing yang tak berdosa, mereka bahkan mungkin tidak memiliki darah sama sekali di tangan mereka. Dan kau menyuruhku berhati-hati terhadap mereka?!" Bentak Yui panjang lebar, nafasnya memburu karena telah mengucapkan begitu banyak kata dalam waktu yang relatif singkat.

Nite menundukkan kepalanya karena rasa takut menguasai kepalanya. Dia tidak pernah menyangka... perempuan yang begitu dia sayangi bisa membentaknya seperti itu. Dengan perlahan, ia maju dan meraih rambut Yui yang halus itu.

"Y...Yui... Tunggu, jangan ma-"
"CUKUP!!" Bentak Yui menepis tangan Nite sebelum mampu menyentuhnya.

Sekali lagi, Nite merasa takut dan begitu tak berdaya. Perilaku Yui yang berlebihan ini benar-benar tidak bisa dimaafkan sebetulnya. Jika orang lain melakukannya, Nite sudah pasti akan menghajarnya. Tapi ini Yui, satu-satunya alasan Nite hidup. Dia tidak bisa menyakitinya.

Ghostly PsychosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang