Chapter 6 : Raise Your Hand

121 14 1
                                    

Asap itu masih dapat dilihat. Kepulan asap itu masih dapat dilihat meskipun sudah 2 jam mereka berjalan kaki.

Nite, Jimmy dan Yui kini menuruni bukit. Mereka berharap dapat menemukan sebuah kendaraan. Dengan hilangnya seluruh barang-barang mereka dalam ledakan mereka, kini mereka terpaksa bertahan hidup dengan memakan apapun yang ada. Dari toko kecil di dekat pom bensin itu, hanya terdapat sekotak sereal.
Mungkin yang lain sudah dihabiskan oleh pria yang memperkosa Hilda, atau oleh Hilda, atau siapapun yang menemukan tempat itu duluan. Jimmy berjalan sambil sesekali menoleh ke belakang. Ketiga orang itu terdiam seribu bahasa.
Percakapan yang terakhir ada adalah antara Nite dan Yui mengenai apa yang harus dilakukan untuk mencegah mayat Hilda ditiru oleh Ghost. Mereka akhirnya membakar mayat itu didalam ledakan yang dia sendiri sebabkan.

Seorang ghost anak kecil membunuh anak kecil biasa. Dan seorang manusia membunuh manusia lainnya. Inikah dunia sekarang? Rasanya, di dunia sekarang ini, siapapun bisa mati dengan cara apapun. Mulai dari ditusuk dengan pisau, ditembak dengan senjata, dihancurkan oleh batu yang ditimpakan ke kepala, ditindas oleh ban mobil, sampai termakan ledakan di pom bensin. Dengan keadaan seperti ini di perbukitan, bagaimana kiranya keadaan di kota nanti?

Sudah lebih dari 2 jam mereka berjalan lurus mengikuti jalan raya. Berjalan di sisi jalan seakan jalan raya itu masih berfungsi. Seakan sebuah mobil akan lewat begitu saja melewati mereka. Seakan keadaan tidak segila sekarang ini dan masih normal.

Mereka berjalan dalam kesunyian. Tidak ada satupun kalimat yang terucap dalam 2 jam ini. Mereka hanya berjalan lurus berharap akan ada orang lain yang membuka pembicaraan yang mungkin mampu menghibur Jimmy Shine sekecil apapun artinya hiburan itu baginya. Tapi kini, Nite dan Yui lebih berpikir kalau Jimmy perlu waktu untuk berdiam diri dulu. Dia perlu waktu sendirinya dalam menghadapi kematian kerabat ini.

"Yui ... Aku tau jalan ini. Keluargaku dulu pernah lewat sini. Beberapa ratus meter lagi, kalau tidak salah ada sebuah penginapan" Ucap Nite pada Yui sambil mengingat wisatanya ke bukit ini dulu.
"Hmm.. ide bagus, Nite. Aku harap kita yang datang pertama sebelum orang lain yang datang" Ucap Yui setuju dengan ide Nite. Mereka memang tidak bisa berjalan kaki terlalu lama. Mereka telah menghabiskan cukup banyak waktu di pim bensin dan di jalan raya. Sekarang sudah siang hari mendekati sore, mereka perlu tempat untuk bermalam.

"Aku akan beritahu pada Jimmy ... " Ujar Yui pada Nite. Sebagai sesama kakak yang kehilangan adiknya, mungkin Yui lebih bisa berbicara padanya daripada Nite.
"Jimmy ... Sebentar lagi sore hari akan datang, kemudian malam hari. Kita perlu tempat untuk bermalam. Beberapa meter lagi akan ada sebuah penginapan. Kita akan bermalam disitu" Ucap Yui menjelaskan rencananya. Entah apa Jimmy mendengarkannya, atau dia masih memikirkan soal kejadian di pom bensin tadi. Tidak seperti Yui, Jimmy sebagai seorang pria tidak akan menangis semalaman. Tapi tetap saja, hatinya hancur remuk.

"Jimmy? Apa kau mendengarkanku?" Tanya Yui pada Jimmy yang hanya berdiam diri dan melihat ke depan.
"Jimmy ... Aku tau bagaimana perasaanmu ... Aku juga-"
"Tidak. Kau tidak tau perasaanku. Tidak ada yang tau. Aku tidak peduli apa yang akan kita lakukan malam ini. Kembali dan temani Nite sana." Ucap Jimmy dengan nada yang sangat mengexpresikan kemarahan dan kesedihannya sekaligus. Suara serak seperti habis menangis, namun tetap tegas seperti biasanya. Dia tidak ingin menampilkan sisi lemahnya kepada siapapun, terutama seorang perempuan yang baru ia kenal kemarin.

Tanpa membalas dan diperintah dua kali, Yui kembali ke belakang menemani Nite.
"Bagaimana?" Tanya Nite mengenai pembicaraan barusan
"Dia mau saja asalkan kita tidak mengganggunya" Jawab Yui pada Nite. Jawaban yang masuk akal hika keluar dari mulut seseorang yang baru saja kehilangan seseorang. Bukan hanya masuk akal, tapi Jimmy begitu mampu mengendalikan emosinya. Jika tidak, mungkin dia sudah memukuli Yui dan Nite sekarang.

Ghostly PsychosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang