Siang hari ini, mataharinya tidak begitu panas. Hal ini menyebabkan udara perbukitan di hotel itu tetap segar dan dingin biarpun ini sudah hampir tengah hari.
"Margareth ... Bagaimana keadaan stok makanan kita?"
"Entahlah ... Aku mau cek dulu yah" Ucap Margareth menjawab pertanyaan Yui.
Daritadi, Yui sibuk berkeliling hotel dan berbicara dengan para penghuni. Kebanyakan waktunya dia habiskan berbicara dengan Annie, Harly, Mimi dan Bob yang sedang bermain dan Margareth.Sekarang Margareth pergi melihat stok makanan. Sudah seminggu, Yui kuatir kalau makanan yang ada tidak akan cukup untuk semua penghuni.
Kalau memang makanannya tinggal sedikit, berarti sudah waktunya untuk mulai keluar dan mencari beberapa makanan. Makanan kaleng akan sangat lezat, karena mampu bertahan lama, dan itulah salah satu kriteria yang dibutuhkan di masa seperti ini."Hey, Yui ... Apa kau sudah melihat Lee?" Ucap seorang pria yang mengenakan kaos biru dan celana panjang. Rambutnya yang rapi itu berwarna coklat. Warna yang sama turut menghiasi bola matanya.
"Oh ... Aku dengar dia sedang keluar bersama Carrey, Jimmy dan Nite. Kau ... Gareth ya?" Tanya Yui pada pria itu. Yui memang tidak mengenal pria itu. Yang ia tahu, pria ini dan Lee beserta seorang pria lainnya sering berkumpul bersama bahkan sebelum kematian Robert."Bukan, Yui. Namaku Darwin. Gareth sedang berenang sekarang" Ucap pria itu sambil menunjukkan wajah yang agak kesal saat Yui salah mengucapkan namanya.
"Ah maaf ya, aku belum pernah berkenalan dengan kalian. Hanya diberitahu saja oleh Carrey. Itupun beberapa hari yang lalu" Jawab Yui menundukkan kepalanya, meminta maaf pada Darwin."Tidak apa-apa kok. Ya sudah, terimakasih ya infonya" Ujar Darwin memaafkan Yui, yang langsung disambung dengan langkah kaki Darwin meninggalkan Yui.
"Berkenalan dengan orang baru, Yui?" Ucap Annie mengejutkan Yui dari belakang.
"Yep, dan rasanya tidak terlalu lancar" jawab Yui sambil berusaha menahan expresi terkejutnya.
"Santai saja ... Semua laki-laki memang kasar dan gampang marah. Terutama pada perempuan yang sabar" Ucap Annie sambil menggelengkan kepala seraya melihat Darwin merokok dengan nikmatnya.Memang ... Dari awal dia lahir, Yui sudah ditolak oleh seorang laki-laki, ayahnya sendiri. Di masa kecilnya, Yui juga sering dibully oleh anak laki-laki berandalan di sekolahnya. Bahkan gurunya yang laki-laki selalu menunjukkan sikap kasar saat mengajar. Tapi dia mengingat seorang laki-laki yang belum pernah mengasari Yui. Seorang laki-laki yang selalu berusaha berkata halus padanya.
"Tidak semuanya, Annie ..." Ucap Yui membalas kalimat Annie.
"Hmm? Siapa?" Tanya Annie pada Yui yang kebingungan.
"Ada kok, laki-laki yang selalu baik padaku" Ujar Yui tersenyum manis mengingat kelakuan Nite yang selalu baik dan ramah padanya.Tiba-tiba ...sebuah suara dapat terdengar samar-samar dari kejauhan. Suaranya seperti teriakan seorang laki-laki. Teriakan itu datang dari luar hotel, semakin lama semakin keras.
"Kau dengar itu?" Tanya Annie pada Yui.
Kedua perempuan itu bingung dengan suara samar-samar itu.
Mereka dengan cepat melangkahkan kakinya ke arah gerbang hotel, yang sudah diperbaiki, berusaha mendapatkan pendengaran yang lebih baik dari situ.
Annie naik ke atas tangga yang telah disediakan disitu, berusaha melihat siapa yang berteriak itu."BUKA PINTUNYA!!" Suara itu kini dapat terdengar dengan jelas, sumber suaranya adalah seorang pria yang berlari.
"Itu Nite!! Buka pintunya, cepat!!" Teriak Annie memerintah Yui untuk segera membukakan gerbang bagi Nite.Dengan cekatan, gerbang yang terkunci itu dibukanya. Kini kedua bola mata Yui dapat melihat dengan jelas saat Nite berlari ke arah gerbang hotel. Dia berlari bagaikan seorang atlet marathon, mengatur nafasnya yang sudah tidak beraturan itu seraya menggerakkan kedua kakinya dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghostly Psychos
Mystery / ThrillerHantu, dalam bahasa inggris disebut dengan Ghost. Nenekku dulu sering berkata bahwa hantu bukanlah arwah orang yang sudah meninggal, tapi makhluk lain yang meniru wujud orang mati untuk mempermainkan manusia yang hidup. Sekarang nenekku sudah mening...