"DIAM DI TEMPATMU,DAN JATUHKAN SENJATAMU!!" Teriak Carrey dengan keras pada sosok laki-laki di depan apotek itu.
Pistol revolver kecilnya dia arahkan pada pria asing itu.Teriakannya sangatlah keras, sehingga tidak mungkin laki-laki itu tidak mendengar suara Carrey.
Laki-laki itu membalikkan badannya, menghadap ke arah Carrey dan yang lain. Sekarang Carrey bisa melihat wajah laki-laki itu. Wajah yang agak pucat, dengan rambut yang agak panjang. Matanya terlihat seperti dia sedang mengantuk, serta sebuah anting bisa terlihat di kedua kupingnya, mengingatkan Lee pada temannya, Robert. Pedang yang diikatkan di punggungnya itu dapat terlihat dari depan.
"Tenang, kawan-kawan ... Aku tidak bermaksud buruk" Ujar laki-laki itu dengan suara yang lemas,menggambarkan kalau orang ini kekurangan sesuatu dalam hidupnya.
"Kalian punya makanan? Kalau kalian punya, tolong bagi padaku. Aku belum makan seharian dan aku bisa membayarnya dengan beberapa obat-obat'an" Sambungnya, menawarkan sebuah pertukaran pada Carrey."Hebat ... Kau menawarkan kami obat-obatan,padahal tepat di depan kami ada sebuah apotek. Kami tidak perlu obatmu, kami bisa mengambilnya sendiri dari apotek itu" Ujar Nite membalas tawaran orang itu.
"Tidak ada apa-apa lagi di dalam ... semua sudah dijarah" Jawab laki-laki itu sambil menolehkan kepalanya ke arah apotek yang ada di belakangnya itu. Dari suaranya, bisa terlihat kalau orang ini berkata jujur. Tapi Carrey tidak mau mengambil resiko.Pelatul senjata api itu ditekannya, menembakkan sebuah peluru keemasan dari lubang pistol itu. Peluru itu meluncur jauh lebih cepat dari kecepatan manusia untuk menghindarinya, tapi untung saja peluru itu tidak mengenai laki-laki itu.
Suara peluru itu dapat terdengar dengan amat keras, mungkin dapat terdengar beberapa ratus meter jauhnya. Menembakkan pistol membuat orang-orang mengerti mengapa polisi selalu menggunakan pelindung telinga setiap mereka berlatih menembakkan senjata apinya. Suara itu bisa saja merusak gendang telinga yang lemah, tapi untungnya tidak ada satupun dari ke lima orang itu yang bertelinga lemah.
Peluru itu meluncur ke jalan di dekat kaki laki-laki asing itu. Mungkin jaraknya hanya sekian centimeter dari sepatu usang yang digunakan orang asing itu. Bercak hitam dapat terlihat sebagai bekas benturan antara peluru dari pistol itu dan jalanan itu.
"Berhenti bicara. Berikan kami semua yang kau punya, lalu berlututlah. Jika kau melawan, kepalamu akan bernasib sama dengan tanah di dekat kakimu barusan" Ucap Carrey dengan suara tegas dan dingin, menampakkan personanya sebagai seorang perempuan yang tidak bisa diajak main-main.
Kakinya otomatis jatuh, dan lututnya kini menopang badannya itu. Pedang yang tercangklong di punggungnya dijatuhkannya di sampingnya.
Dipenuhi rasa takut akan kematian, otak laki-laki asing itu memerintahkan tangannya untuk merogoh tas cangklongnya.
"BERHENTI!! KELUARKAN TANGANMU DARI TASMU!!" Perintah Carrey dengan kerasnya. Kalau ada pekerjaan yang bisa dilakukan Carrey lebih baik daripada siapapun, itu adalah memerintah orang lain.Seperti tadi, sang pemuda itu dikuasai oleh ketakutan lagi dan mematuhi perintah gadis berambut pirang itu. Mata Carrey menatapnya tajam bagaikan seorang pemburu menatap mangsanya, menanti kesempatan untuk membunuh mangsanya itu dengan cepat dan segera melahapnya bulat-bulat.
"Sekarang, lemparkan tasmu dengan perlahan!!" Perintah Carrey sekali lagi segera seusai tangan laki-laki itu keluar dari tasnya.
Dan sekali lagi, perintah Carrey itu dipatuhinya. Rasa takut serta perbuatannya mematuhi perintah seorang wanita dengan senjata membuat laki-laki ini serasa seperti anjing yang diperintah oleh tuannya yang kejam. Tidak ada kata "tidak" bagi perintah sang tuan, pilihannya hanya "ya" atau mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghostly Psychos
Mystery / ThrillerHantu, dalam bahasa inggris disebut dengan Ghost. Nenekku dulu sering berkata bahwa hantu bukanlah arwah orang yang sudah meninggal, tapi makhluk lain yang meniru wujud orang mati untuk mempermainkan manusia yang hidup. Sekarang nenekku sudah mening...