"I love you."
CUP.
Sebuah kecupan berhasil mendarat di dahi sahabatnya itu tepat dihadapannya.
*
Juni, harus bersusah payah melupakan perasaannya terhadap laki-laki itu. Laki-laki yang jelas hanya mempermainkannya sejak awal.
Matanya tajam bak tatapan elang yang ingin menyantap mangsanya.
Tapi, teduh saat iris mata hitam pekat itu menatap tepat dititik retinanya.
Membuat segala bentuk pertahanannya runtuh dalam seketika.
Waktu mengajarkannya untuk memilih.
Namun sayangnya, cinta tidak mengajarkannya bertahan pada pilihan yang sudah dianggap salah sejak awal.
"Kenapa Badboy jauh lebih menarik hati?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Juna-Juni
Teen FictionAku tidak membenci dia. Aku hanya menganggapnya tidak pernah ada. Itu saja. - Juni Satu hal yang selalu ingin aku lakukan sampai saat ini; meminta maaf padanya. Itu saja. - Juna Hati itu bagaikan cermin, ketika ia retak dan hancur, sebaik apapun us...