#24

562 43 0
                                    

***

DING.

LINE.

Fira: gue sama Andra dateng telat. Kebengkel dulu.

KLIK.

Juni mengunci layar ponselnya setelah membaca sebuah pesan singkat dari Fira.

Ia duduk di bangku sofa rumahnya.. Matanya menyapu pemandangan luar jendela dengan sendu. Menatap langit-langit yang mulai menampakan malamnya.

Duduk ditemani dengan deretan playlist lagu yang ia putar dalam headset miliknya.

Alunan lagu-lagu sendu itu mulai bersenandung. Mengisi pikiran Juni yang mulai kosong.

Gadis dengan kedua headset itu duduk dengan gelisah. Menghela nafasnya yang terasa begitu berat saat ia sadar, ia harus kembali memainkan perannya dengan baik.

Mulai bermain dengan topengnya.

Malam ini, Juni sudah menyanggupi permintaan Cita bahwa ia dan kedua sahabatnya yang lain akan menginap di rumahnya.

Termasuk, Juna.

Saat Juni menganggukan kepalanya, ia pun sudah tersadar bahwa ia harus kembali memakai topeng bahagianya diantara deraian tangis airmatanya.

Terlebih saat ia tahu harus bertatap muka dengan laki-laki yang ia cinta kini menjadi kekasih sahabatnya sendiri.

Sungguh, berat.

DING.

LING.

Cita: gue dateng telat, mama minta temenin ke bengkel. Kebetulan ketemu duo kecebong. Ntar gue bareng dia. Juna udah gue suruh jalan duluan buat nemenin lo.

Mata Juni seolah mau meloncat begitu saja kala membaca isi LINE dari sahabatnya, Jani.

Jantungnya bahkan langsung berdegub seketika saat ia tahu bahwa ia akan berdua bersama dengan Juna.

Berdua dengan Juna.

Hanya berdua.

Ya, itulah yang kini mengisi pikirannya. Rasa gelisah juga rindu bercampur menjadi satu nama.

Juna.

"Juni.."



Juna-JuniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang