***
Juni merebahkan tubuhnya diatas kasur berwarna maroon miliknya. Sesaat ia terasa kantuk dan ingin melelapkan matanya.
Senyumnya masih terus melekat disudut bibirnya. Ia bahkan tidak dapat melupakan pertemuan singkat antara dirinya dan perempuan paruh baya itu setela sekian lamanya.
Ia mengambil ponsel miliknya dan mulai menyalakan ponselnya yang sejak tadi mati.
Tak lama kemudian, dentingan demi dentingan pemberitahuan dari ponsel itu pun mulai ramai.
1 hour ago.
MULTIPERSONCHAT:
Cita: cie yang duduk sama Juna.
Cita: : )
Fira: wkwk asal jangan pada saingan aja lu bedua.
Andra: tiati, Jun.
Fira: tiati kenapa dah, Ndra?
Andra: tiati digigit.
Cita: lu kata dia serigala?
Andra: yakali aja.
Andra: soalnya lagi jaman ganteng-ganteng kok serigala.
Fira: garing, Ndra.
Fira: -_-
Andra: lagian apaan sih lu pada rebutan dia.
Cita: knp emang? Kesel ya karena gak ada yang ngerebutin?
Fira: jomblo sih.
Andra: NGACA LU, FIR! -_-
Fira: wkwkwk.
Andra: lagian daripada lu ngerebutin dia, mendingan lu ngerebutin mie rebusnya Pak Jajang yang dimakan pake cabe rawit.
Andra: enaknya gak ada yang ngalahin.
Cita: makan molo!
Fira: makan molo! (2)
Fira: eh, tapi gue setuju sih sama lo, Ndra.
Andra: *wink*
Cita: sama aja lu bedua. Makan mulu.
Cita: eh Juni mana nih?
Fira: Juni, maen yoook.
Cita: Junnn.
Andra: Juni sayang, kamu dimana sih?
Cita: Jijik -_-
Fira: Jijik -_- (2)
1 hour later.
Juni: apaan?
Cita: nih dia baru nongol.
Fira: kemana lu?
Juni: Sorry tadi hp gue mati. Gue baru balik.
Cita: lah? Darimana aja lu? Kan udah balik sekolah daritadi -_-
Fira: Wahhhh. Punya gebetan lu, yak?
Juni: Tadi gue neduh dulu di rumah sodara.
Cita: Ooooh.
Andra: Ikut gue yuk, Jun.
Juni: kmn?
Andra: nonton.
Cita: nonton apaan?
Andra: kucing gue lagi beranak.
Andra: dia butuh dijenguk, gaes.
Fira: tailah lu wkwkwk
Cita: JANGAN KEBANYAK MAKAN MECIN, NDRA!
Juni: -_-
Juni meletakkan ponselnya diatas nakas miliknya.
Melelapkan sejenak matanya yang mulai terasa lelah. Penatnya seakan sudah menumpuk.
Ia lelah. Untuk beberapa hal yang tidak dapat ia jelaskan.
Termasuk Juna didalamnya.
Andai ini adalah sebuah acara reality show, ingin rasanya ia melambaikan tangan ke kamera dan mengatakan; aku menyerah.
Ia ingin tertidur. Namun, ia takut jika memori bahagia beberapa menit lalu saat di rumah Juna akan hilang bersamaan dengan lelahnya.
Ia tidak ingin itu terjadi.
Baru beberapa menit ia merebahkan tubuhnya, ponselnya kembali berbunyi.
Andra calling...
Hallo, Jun.
Iya, Ndra. Kenapa?
Mau tidur, yak?
Menurut ngana?
Hmm, yaudah tidur gih.
Lah, lo ngapain nelfon gue?
Gapapa. Cuma mau bilang, good night, Juni.
KLIK.
Telfon diputus.
Juni menghela nafas panjang. Dahinya berkerut.
Bingung.
Seakan tak mengerti dengan sikap sahabat laki-lakinya barusan yang dianggapnya tidak begitu penting.
Baru saja ia akan merebahkan tubuhnya kembali.
Sebuah pesan singkat masuk ke dalam ponselnya.
AR: good night, Juni : )
KAMU SEDANG MEMBACA
Juna-Juni
Teen FictionAku tidak membenci dia. Aku hanya menganggapnya tidak pernah ada. Itu saja. - Juni Satu hal yang selalu ingin aku lakukan sampai saat ini; meminta maaf padanya. Itu saja. - Juna Hati itu bagaikan cermin, ketika ia retak dan hancur, sebaik apapun us...