Juna-Juni

#11

***

Lain tempat, lain cerita.

Juna memetik senar-senar gitarnya. Ia bergeming tidak jelas seperti sedang mengalunkan sebuah lagu. Matanya terpaku pada jari-jarinya yang masih asik bermain diantara senar gitarnya.

JRENGGG.

Ia menggenjreng gitarnya.

Baru bersiap akan menyanyi, tiba-tiba sebuah tepukkan mengagetkannya. Membuyarkan konsentrasinya.

"Cita?"

Gadis bernama Cita itu duduk disamping Juna. Ekor matanya melirik pandang ke arah laki-laki itu.

"Nyanyiin gue dong," ujar Cita dengan nada sedikit centil.

"Nyanyi apa?"

"Ya apa kek gitu. Terserah Juna."

"Apa ya? Gue gak biasa –"

"Please.." rengek Cita.

"Oke," sergap Juna disusul anggukkan kepalanya.

Juna sudah bersiap untuk memetik gitarnya.

...When i look into your eyes.

It's like watching the night sky.

Or a beautiful sunrise.

There's so much they hold...

Alunan demi alunan nada sendu milik Juna berhasil memukau Cita pada akhirnya.

Membuat gadis itu semakin merasa tergila-gila padanya.

Menganggap dirinya adalah orang yang begitu spesial untuk laki-laki itu.

Laki-laki yang tidak pernah menatap matanya meski sedang berbicara. Laki-laki yang bersikap dingin dan tertutup setiap ia mendekatinya. Dan, laki-laki yang membuatnya jatuh hati sejak pada pandangan pertama.

*

JUNI POV

Aku berjalan menyusuri koridor sekolah. Namun, langkah kakiku terhenti kala aku melihat dua insan adam-hawa yang tengah berdua.

Menikmati sepoi angin. Dan, begitu terlihat romantis.

Si gadis yang memandang lekat-lekat pasangannya.

Dan, si lelaki yang dengan asiknya memainkan nada-nada indah itu dengan senar gitarnya.

NYES.

Entah perasaan apa yang baru saja menghampiriku.

Dingin.

Tibat-tiba, aku merasakan udara yang begitu dingin masuk ke dalam rongga dadaku. Mencekik udara hangat yang ada disekitarnya. Membuat ritme nafasku menjadi semakin cekat.

Aku nyaris mati dibuatnya.

Hanya dalam hitungan sepersekian detik.

Perasaan apa ini? Perasaan aneh yang membuatku kesal sendiri.