***
Juna dan Juni berlarian di lorong koridor rumah sakit. Matanya berpendar mencari keberadaan sahabatnya itu.
Setelah sampai di ruang UGD, Juni memeluk Fira yang sudah lebih dulu ada disana.
Tangisnya lepas.
Beberapa perawat rumah sakit keluar-masuk ruang UGD dengan wajah khawatir. Dilihat dari jendela pintu, sang dokter pun terlihat begitu panik menangani pasiennya.
Ada perasaan takut yang terlintas dalam pikiran Juni. Bersamaan dengan itu, perasaan mengerikan beberapa tahun silam itu kembali hadir.
Ia bahkan tak dapat menampik kalau saat ini ia merasakan takut kehilangan yang amat luar biasa.
Setelah kejadian na'as yang menimpa keluarganya, ia tidak pernah lagi mau menginjakkan kakinya di rumah sakit.
Tapi, hari ini ia harus mengatasi rasa takutnya itu. Tubuhnya berguncang hebat diselimuti ketakutan yang begitu mendalam.
Ia tidak dapat memungkiri segala pikiran buruk yang terlintas dalam pikirannya sekarang.
Juna yang menyadari keadaan gadis itu tak baik segera memeluknya. Menarik tubuh gadis itu kedalam rengkuhannya.
"Semua bakal baik-baik aja, Juni," ucap Juna seraya menenangkan.
Juni mengangguk pelan dalam pelukkan laki-laki itu.
Tak dapat ia pungkiri, bahwa segala rasa takutnya redam kala tubuh laki-laki itu memeluknya.
*
Sesaat kemudian, dokter pun keluar.
Semua orang yang menunggu kabar pasien langsung bangkit dari duduk mereka masing-masing.
"Pasien berhasil melewati masa kritisnya. Sekarang bisa dipindahkan ke ruangan rawat inap biasa."
Akhirnya, Juni dapat bernafas lega mendengar kabar baik itu.
Segala rasa takutnya seakan sirna seketika. Pun semua orang yang hadir disitu.
Ingin rasanya ia berlari dan melihat keadaan sahabatnya. Ia ingin memeluk tubuh sahabatnya itu. Dan, mengatakan bahwa; ia akan selalu disini sebagai sahabat. Sesulit apapun keadaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juna-Juni
Teen FictionAku tidak membenci dia. Aku hanya menganggapnya tidak pernah ada. Itu saja. - Juni Satu hal yang selalu ingin aku lakukan sampai saat ini; meminta maaf padanya. Itu saja. - Juna Hati itu bagaikan cermin, ketika ia retak dan hancur, sebaik apapun us...