#5

967 79 0
                                    

***

"Nama gue Arjuna Arzhanka. Panggil aja Juna," ucap laki-laki itu sebagai tanda perkenalan dirinya.

Selesai ia mengucap namanya, terdengar suara ramai sorak sorai siswi-siswi yang ada didalam kelas dengan nada manja yang terdengar begitu menjijikan ditelinga Juni.

"Iihhhh, ganteng banget."

"Kasep pisan ieu teh. Haduh.."

"Aduh, gantengnyaaaa."

"Ahhh, abang Junaku," ucap Cita dengan gaya centilnya, tak mau kalah dengan siswi lain yang berusaha mencuri perhatian sang Arjuna.

Semua pasang mata siswi sontak mengarah kepadanya.

Terkecuali; Juni.

Ia justru asik memainkan gadgetnya disaat yang lain bertingkah lebay mencuri perhatian sang Arjuna.

"Ya, Juna. Silahkan duduk disamping Juni yang kebetulan kosong," ujar Bu Nining, guru bahasa Indonesia.

DEG.

Kalimat barusan berhasil membuat Juni menoleh hebat seraya mendelikan matanya.

"Anjirlah," gerutunya pelan.

"Tapi, Bu. Kan masih ada bangku kosong di samping Jojo. Kenapa mesti duduk sama saya, sih?" tolak Juni tegas.

Matanya membulat, memancarkan marah yang luar biasa tersirat.

"Gak bisa, Bu. Besok kan Randi masuk. Jadi bangku saya gak kosong lagi," sambar Jojo tidak mau kalah.

"Apaan? Randi kan duduk sama gue!"

"Sejak kapan Randi duduk sama lo, Jun? Halu lu, ya?"

"Yaudah duduk sama siapa kek. Asal jangan sama saya, Bu."

Bu Nining menggelengkan kepala seraya berusaha menenangkan suasana yang mulai riuh,"Diam semuanya! Pokoknya Juna duduk sama kamu, Juni!" tutup Bu Nining dengan tegas.

Juni berdecak kesal.

Untuk saat ini, ia tidak punya pilihan lain selain menuruti perintah Bu Nining. Tapi, untuk selanjutnya ia yang akan membuat pilihannya sendiri.

Gue bakal pastiin dia gak bakal betah duduk sama gue. Bahkan, bisa gue buat dia gak betah sekolah disini batin Juni kesal.

Bakal gue pastiin!





Juna-JuniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang