#26

583 41 0
                                    

***

"Jun?"

Fira menepuk bahu Juni pelan, membuat Juni yang sedang termenung langsung menoleh seketika.

"Kenapa sih?"

"Gapapa. Emang kenapa?"

Fira menghela nafasnya pelan,"Nih."

Fira menyodorkan kamera poketnya yang berisikan foto kedekatan antara Juna dan Juni hari itu.

Hari dimana mereka menari bersama di ruang musik.

"Ini..." Juni tercengang kaget.

"Lo suka sama Juna, ya?"

DEG.

Pertanyaan itu seolah membuat Juni tercengang.

"Gak usah ditanya kenapa. Keliatan, kok. Apalagi waktu Cita bilang sayang ke Juna. diantara gue sama Andra, Cuma lo yang keliatan sedih. Lo juga gak ngeliat ke arah Juna waktu lo bilang gak suka dia," jelas Fira panjang lebar.

"Gue –"

"Gak usah bohong sama gue, Juni. Even, kalo pun itu bener ya gue gak akan permasalahin. Lo berhak buat jatuh cinta sama siapa aja. Meski dengan orang yang sama dengan sahabat lo sendiri."

Juni menarik kaos yang ia kenakan dan mengigitnya. Menahan jutaan rasa yang datang menyergap dan menahan tangisnya agar tidak meledak.

"Gue gak seharusnya suka sama dia. Gue emang bukan sahabat yang baik." Juni tidak dapat menahan airmatanya yang mulai turun membasahi wajahnya.

Suara angin malam kini mulai berganti dengan suara isak tangis yang keluar dari mulut Juni.

"Gue ngerti. Cinta emang gak pernah mandang siapapun. Dia selalu hadir disaat yang tepat mau pun nggak. Gue gak akan nyalahin lo atas semua perasaan lo ke Juna. Itu bukan sebuah kesalahan. Gue gak mau liat lo sedih. Sebagai sahabat yang baik, gue pernah berjanji bakal selalu ada buat lo, Juni."

Fira memeluk tubuh sahabat perempuannya itu dengan hangat. Pelukkan dari seorang sahabat yang menenangkan. Meski masih ada rasa yang terus mengganjal. Setidaknya ia lega, bahwa sahabatnya mau mengerti.

Setidaknya ia merasa lega sekarang. Meski hanya malam ini.



Juna-JuniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang