Versi Baru Mahar Terindah: Tentang Christian (III)

8.4K 369 6
                                    

Mungkin salah satu hikmah kecelakaan saya kemarin, saya bisa lebih leluasa menulis tanpa melakukan pekerjaan. :D

Typo? Sorry...

Happy reading, enjoy my story....

Don't be silent reader, please....

==========================================================================

***

Januari 2003

Christian menatap penuh amarah pada Michella yang ia anggap semakin lancang. Sekarang, wanita berambut pirang tersebut sedang berbicara dengan Hans diruang tamu. Ingin sekali Christian melempar wanita tersebut keluar dari rumahnya, karena Michella sudah berani mengancamnya. Dan sekarang, emosi Christian sudah pada puncaknya. Ia hanya ingin perempuan itu pergi dari hidupnya.

"Hans, masuk ke kamarmu sekarang." Hans menatap kearah suara. Lalu tanpa banyak bicara ia berdiri dan meninggalkan Michella menuju kamarnya. Sepeninggal Hans, Christian menarik tangan Michella dengan kasar hingga membuat Michella berteriak kesakitan.

"Lepaskan, Christ. Kau menyakitiku." Pekik Michella. Namun, Christian tidak memperdulikannya. Christian melempar tubuh Michella ke sofa. Jemarinya mencengram erat wajah Michella.

"Aku sudah cukup bersabar denganmu, Michella. Kau benar-benar membuat kesabaranku habis." Michella meringis menahan perih akibat cengkraman Christian.

"Aku hanya ingin hakku, Christ. Hakku sebagai istrimu." Teriak Michella. Teriakan Michella membuat Christian semakin erat mencengkram pipi Michella.

"Kau sudah mendapatkannya Michella. Apa lagi yang kau inginkan?" Christian melepaskan cengkramannya dan kembali menghempaskan Michella ke sofa.

"Aku ingin kau mengakuiku, Christ. Didepan keluarga besarmu, didepan putra kesayanganmu." Christian menggeleng, ia mengusap wajahnya. Lalu ia mengurung Michella dengan kedua tangannya hingga ia bisa melihat dengan jelas wajah Michella.

"Kau tidak lupa bukan perjanjian pernikahan kita?" Michella menelan ludahnya dan mengangguk. Ia merasa takut dengan melihat raut marah Christian sedekat itu.

"Kau tahu bukan salah satu syarat agar aku mau menikahimu adalah kau hanya akan jadi istri keduaku?" Michella kembali mengangguk. Matanya mulai berkaca-kaca.

"Kau tahu bukan kalau aku menikahimu hanyalah demi memenuhi permintaan Ayahku? Dan kau pasti ingat perjanjian kita, kalau kau hanyalah istri didepan Ayahku dan saat Ayahku tidak ada maka kau bukan lagi siapa-siapa bagiku." Air mata Michella mulai mengalir akibat kata-kata yang diucakan Christian. Ucapan Christian sungguh menghancurkan hatinya.

"Kau keterlaluan, Christ. Kau sungguh keterlaluan." Isak Michella. Kepalanya menunduk enggan menatap Christian. Christian melapaskan tangannya dan berdiri tegap didepan Michella yang mulai menangis.

"Sejak awal kau tahu semua akan berakhir seperti ini, Michella. Aku tidak pernah mencintaimu. Bahkan aku tidak mau memiliki anak darimu. Tentu kau ingin tahu bukan kenapa kau tidak pernah hamil walaupun kita pernah melakukannya? Aku telah melakukan vasektomi sebelum menikah denganmu. Saat itu Pricilla sudah melahirkan Hans, dan Hans sudah cukup untuk menjadi putraku satu-satunya. Aku hanya ingin memiliki anak dari wanita yang aku cintai, dan itu sama sekali bukan kau, Michella." Tangis Michella semakin pecah. Ucapan Christian menjadi jawaban kenapa ia tidak pernah hamil. Padahal Michella sudah melakukan apapun demi menjaga kesuburannya dan ia tidak mandul.

"Kau benar-benar keterlaluan, Christ. Aku benar-benar tidak menyesal telah membuat istri kesayanganmu itu pergi. Ayahmu pasti akan sangat bangga padaku karena aku bisa membunuh Pricila." Michella menghapus air matanya dengan punggung tangannya, ia mulai tertawa menertawakan Christian yang mulai marah.

Mahar Terindah (Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang