Versi Baru Mahar Terindah: Dia? (II)

9.4K 532 38
                                    

Semoga masih ada yang melek ditengah malam ini...

Typo? Sorry...

Happy reading, enjoy my story....

Don't be silent reader, please....

=====================================================================

Hans menatap wanita dengan gamis merah marun yang sedang memeluk seorang wanita tua yang tidak sadarkan diri. Hans cukup terkejut saat menyadari wanita tersebut adalah wanita yang ditemuinya minggu lalu.

"Anda?"

"Anda?"

Hans terdiam saat kembali melihat wanita berparas cantik bak bidadari tersebut. dalam sekejap saja, ia merasakan jantungnya berdetak lebih kencang akibat tatapan mata milik wanita tersebut. Hans merasa mata milik wanita tersebut mempunyai magnet yang membuatnya tidak bisa lepas begitu saja. Sebuah magnet yang membuat Hans betah menatap mata itu lebih lama dari yang seharusnya.

"Ya Allah, Neneknya kenapa, Mbak?" Hans mengerjapkan matanya setelah tatapannya tertutupi tubuh Andi. Hans terus mengerjapkan matanya dengan berulang-ulang hingga akhirnya kesadarannya kembali dengan sempurna dan bisa mendengar suara Andi.

"Mbak, Neneknya harus dibawa ke rumah sakit." Andi bersiap untuk menggendong wanita tua yang sedang tidak sadarkan diri tersebut..

"Tapi, Pak...." belum selesai wanita tersebut berbicara, Hans memotong ucapannya.

"Kamu ambil mobil, biar saya saja yang menggendong Nenek tersebut." Andi menatap Hans dengan wajah kaget, sedangkan wanita cantik tersebut menatap Hans dengan dahi yang berkerut. Namun, beberapa detik kemudian Andi mengangguk dan meninggalkan Hans dengan wanita cantik tersebut.

Wanita tersebut masih kebingungan dengan yang terjadi, wanita tersebut menatap Hans yang sedang menelusupkan tangannya ditengkuk dan kaki Nenek tersebut. pandangan mereka kembali bertemu saat Hans menolehkan pandangannya pada wanita yang ada disampingnya. Hans menangkap raut bingung yang perlahan berubah menjadi raut wajah merona.

"Saya ingin mengantarkan Nenek Anda ke rumah sakit. Apa Anda akan diam saja disini?" wanita cantik tersebut terkesiap. Butuh waktu lama untuknya memahami kata-kata Hans, namun akhirnya wanita tersebut mengangguk dan mengikuti Hans yang berjalan menuju mobil.

Andi membukakan pintu bagian belakang, Hans memasukkan Nenek tersebut dan membaringkannya disana. Lalu Hans menatap wanita cantik tersebut yang tampak kebingungan.

"Anda temani saja Nenek Anda dibelakang. Biar saya didepan." Hans melihat wanita itu terdiam, namun secara perlahan-lahan Hans melihat wanita tersebut kembali mengangguk.

Hans beralih dari pintu mobil dan membiarkan wanita tersebut masuk, setelah itu Hans membuka membuka pintu penumpang bagian depan dan masuk kedalam mobil.

"Antarkan ke rumah sakit Medika." Andi mengangguk dan mulai menyetir. Sebisa mungkin ia melaju dengan cepat agar bisa segera sampai di rumah sakit tersebut.

Hans melirik kebagian belakang, ia melihat wanita cantik tersebut tampak cemas dan sesekali memanggil wanita tua tersebut. Tangannya yang putih mengusap pelan pipi wanita tua tersebut. Dari kursinya, Hans dapat melihat wanita tersebut dengan jelas. Hans dapat melihat dengan jelas betapa lentiknya bulu mata wanita tersebut tanpa bulu mata palsu. Ia juga bisa melihat betapa putihnya kulit wanita tersebut. Hidungnya yang mancung dan bibirnya yang merah membuat imajinasi Hans melayang entah kemana. Walaupun wanita tersebut tampak panik, namun kepanikan tersebut tidak bisa menutupi kecantikannya yang tampak seperti bidadari.

Andi melirik Hans yang sedang menatap kearah belakang, kemudian Andi melirik kearah belakang lewat kaca yang menggantung dibagian tengah mobil. Lalu Andi kembali melirik Hans sambil tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Andi tidak menyangka kalau yang menjadi objek tatapan Hans adalah wanita cantik yang berada kursi penumpang bagian belakang. Baru kali ini Andi melihat atasannya yang terus menatap wanita cantik tersebut tanpa henti.

Mahar Terindah (Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang