Versi Baru Mahar Terindah: Kehidupan dan Cinta Masa Lalunya (II)

9.8K 483 24
                                    

Typo? Sorry...

Happy reading, enjoy my story....

Don't be silent reader, please....

=====================================================================

"Abdi....?"

Tubuh Noura tidak bergerak. Ia ingin sekali pergi, namun kakinya tidak mau bergerak. Ia ingin menatap sisi yang lain, namun matanya tetap menatap kearah suara yang ia dengar. Ia ingin menjauh, namun ia tidak bisa bohong hatinya ingin tetap disana, melihat dan mendengar lelaki yang diam-diam masih menghuni satu sudut dihatinya.

"Kamu Noura 'kan? Teman satu SMA-ku dulu?" tanyanya sekali lagi. Noura masih tidak diam, ia masih kaget dengan pertemuan tidak sengaja ini.

"Y-ya, aku Nou...ra." Jawabnya dengan terbata-bata. Tangan Noura menerima helmnya yang jatuh. Noura masih membeku saat lelaki tersebut tersenyum padanya.

"Ya Allah, kamu berubah sekarang. Aku benar-benar tidak menyangka ini kau, Noura. Kau bertambah cantik dengan dandanan seperti ini." Lelaki tersebut mengatakannya dengan senyuman sambil menatap Noura dari atas sampai bawah. Sedangkan Noura hanya diam, tubuhnya masih menyesuaikan diri dengan kehadiran lelaki tersebut.

"Kamu mengajar disini juga?" Noura mengangguk. Sedikit demi sedikit ia mulai bisa mengendalikan dirinya. Walaupun ia merasa ada yang sakit dalam hatinya.

"Y-ya. Baru 2 bulan. K-kau sedang apa disini?" lelaki tersebut kembali tersenyum. Mata coklatnya tertutup kacamata dengan bingkai hitam.

"Aku menjemput istriku. Ia baru mengajar hari ini." Tepat mengucapkan kalimat tersebut. Humaira datang dan memeluk lengan lelaki yang ada didepan Noura tersebut. Melihat pasangan yang ada didepannya, rasa sakit yang menghantam hati Noura semakin menjadi-jadi, Noura terus berdoa agar ia bisa menahan matanya untuk tidak menangis didepan mereka.

"Bu Noura kenal suami saya?" Noura membeku saat mendengar kata 'suami saya' yang diucapkan oleh Humaira. Hatinya berteriak kalau ia ingin pergi kemanapun asal bisa menjauhkan diri dari pasangan yang ada didepannya.

"Dia teman aku sewaktu SMA, sayang." Noura mengenggam erat helmnya. Hatinya yang telah lama ia rangkai, hancur kembali seketika akibat kata 'sayang' yang diucapkan lelaki tersebut.

"Oh, begitu. Sayang, aku capek, kita pulang, ya?" Noura bisa melihat dengan jelas tatapan lembut dan penuh cinta lelaki tersebut pada Humaira. Noura merasa ada yang memukul-mukul hatinya hingga retak dan hancur dengan palu saat ia melihat kemesraan pasangan tersebut.

"Noura, kami duluan, ya. Semoga kita bisa bicara lagi nanti." Noura hanya mengangguk. Ia merasa tubuhnya mulai melemah dan gemetar. Noura hanya menjawab dengan anggukan kepala dan senyum tipis. Tanpa banyak bicara dan buang waktu, Humaira menarik suaminya untuk menjauh dan berjalan menuju mobil mereka.

Noura menatap punggung lelaki tersebut dengan berkaca-kaca. Ia tidak bisa lagi menahan air matanya. Ia terus menatap punggung yang tertutup kemeja warna biru tersebut. Tidak banyak yang berubah dari wajah lelaki yang ia cintai dulu itu, hanya wajah yang terlihat semakin tampan, dewasa dan juga kacamata. Sisanya semua sama seperti 6 tahun yang lalu. Matanya terkunci pada satu titik sampai titik tersebut menghilang didalam mobil dan pergi. Titik yang merupakan lelaki yang dulu ia cintai.

Noura memakai helmnya. Lalu ia menaiki motornya dan mulai menyalakan mesinnya. Ia memutar gas dan mulai menjalankan motornya tersebut. Untung saja gerbang sudah terbuka, jadi ia tidak perlu menunggu lebih lama.

Sepanjang perjalanan pulang, Noura menangis. Ia tidak bisa lagi menahan rasa sakit dihatinya dan air matanya. Air matanya mengalir dengan deras diwajahnya yang tertutup helm. Hatinya sakit dan seperti diremas-remas. Perasaan yang ia kubur kembali naik kepermukaan hanya karena ia mendengar dan melihat kembali orang yang dulu pernah tinggal dihatinya.

Mahar Terindah (Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang