Versi Baru Mahar Terindah: Tentang Lova (II)

9.6K 417 5
                                    

Saya tarik kembali kata-kata saya kemarin kalau lanjutannnya saya publish agak lama. Mood saya sedang dalam keadaan yang sangat baik, jadi saya bisa menulis dan mem-publish dalam waktu satu hari.

Saya menghapus beberapa bagian terdahulu dari Mahar Terindah. Sebenarnya saya agak berat menghapus bagian tersebut, tetapi demi memudahkan pembaca baru, saya memutuskan untuk menghapus part 1-4, spesial dan pengumuman. Jadi yang ada didalam lapak ini, murni revisi Mahar Terindah.

Dan soal deskripsi, saya belum berniat menggantinya. Saya bukan pembuat deskripsi yang baik. Kecuali kalian bersedia membuat deskripsi baru untuk Mahar Terindah.

Typo? Sorry...

Hapyy reading, enjoy my story....

don't be silent reader, please....

=============================================================================


***

Maret 2000

Lova menatap Hans yang sedang fokus dengan bukunya. Mereka sedang duduk di gazebo. Sejak hari natal, Desember lalu. Sejak Lova mendapat kado dari Hans, Lova selalu mengikuti kemana Hans, tidak perduli kalau Hans mengabaikannya. Ia selalu berusaha agar Hans mau berbicara dengannya. Lova bertekad Hans akan menjadi temannya.

Sudah 20 menit ia menunggu Hans melepaskan buku itu dan berbicara padanya. Berbagai cara dilakukan Lova, mulai dari mengoceh tidak karuan, menyanyi hinga pura-pura merajuk sambil berbicara dengan Princess, boneka beruang berukuran sedang hadiah yang diberikan oleh Hans dihari natal. Sejak mendapat boneka tersebut, Lova selalu membawanya kemana-mana. Boneka tersebut menjadi teman setia Lova.

Hans mencoba tetap fokus pada bukunya tanpa menghiraukan berbagai ocehan Lova. sebenarnya ia merasa cukup terganggu dengan segala keributan yang Lova timbulkan. Namun, ia tidak mau menanggapi Lova dan membiarkan Lova terus mengoceh bersama bonekanya.

"Princess, kamu nggak bosan diam terus?" Lova berbicara dengan bonekanya.

"Kamu nggak mau ngomong sama Lova?" Lova meneruskan monolognya.

"Padahal 'kan Lova mau ngomong sama Princess." Lova pura-pura merajuk.

"Princess jahat, dari tadi Lova nggak diajak ngomong." Pekik Lova.

Pekikan tersebut membuat Hans menoleh kearah Lova. Hans melihat wajah Lova mulai memerah, matanya mulai mengeluarkan air mata. Tangan kecilnya memukul boneka yang ia genggam. Hans melatakkan bukunya dan mendekati Lova yang mulai terisak.

"Jangan dipukul bonekanya, nanti rusak." Hans merebut boneka Lova. Tangis Lova pecah saat Princess-nya diambil oleh Hans.

"Kembalikan Princess-nya, Lova. kembalikan." Tangan kecil Lova mencoba merebut bonekanya dari Hans. Namun, Hans selalu berhasil menjauhkan boneka Lova saat Lova mencoba merebutnya.

"Paman Felix! Pam-ma...!" Hans membekap mulut Lova. Lova meronta meminta dilepaskan. Akhirnya Hans melepaskan tangannya melihat Lova yang menangis.

Hans menggaruk kepalanya, ia mulai kebingungan mencari cara menenangkan Lova yang mulai histeris. Tangannya mengelus lengan Lova seperti yang dilakukan Pricilla saat Hans menangis dulu. Namun isak tangis Lova tidak kunjung berhenti.

"Sudah, jangan menangis. Ini Princess-nya kukembalikan." Hans memngembalikan boneka Lova. Lova menerima boneka tersebut, namun ia masih terisak walau tidak sekeras tadi.

Mahar Terindah (Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang