Part Thgie

4K 252 3
                                    

"Katee... minta minum donkk" teriak Megan.

"Kamu apaan si? udah nginep juga, malah nyuruh-nyuruh." jawabku seraya mengambil minum di atas meja belajarku.

"Maap yee.." ujarnya sambil mngambil minum dari tanganku dan menegakkannya.
"Lu kan tau gue orangnya sekarep-karepnya gue" lanjutnya sambil cengengesan

Akupun hanya bisa memandangi sahabatku ini sambil tersenyum.
Kenapa... Tuhan ngasih aku temen tengil kek gini?
_________________________
Sekitar 1 jam kemudian, pada saat kami sedang asik nonton film, ada yang mengetuk rumahku.
Karena saking asiknya ngobrol, aku dan Megan bahkan tidak mendengar apapun.

"Kate... itu ada yang dateng tuh. katanya temen kamuu" ujar Mamaku beberapa menit kemudian sambil menengokkan kepalanya ke dalam kamarku.

"Hah? siapa Ma?" ujarku heran.
Setauku, temenku itu.... Ya cuma orang yang lagi duduk disebelahku ini.
Kan aku udah bilang, temenku itu terbatas.

"Gatau juga. Mama ga nanya namanya. Pokoknya cowo, tinggi lumayan, sopan lagi."
ujar Mamaku sambil tersenyum
"Tipe Mama banget tuhh" ujarnya kemudian.

Akupun melotot ke Mama-ku, sedangkan Megan hanya tertawa sekencang-kencangnya.

"Hush... Mama..." ujarku sambil bangkit berdiri.

"Ihhh... Mama kan cuma bercanda honey. Papa juga kan ga denger."

As so you know, my mom is a single parent.
Papaku meninggal akibat... ya pokoknya beliau meninggal.
Aku tidak suka mengungkit-ungkitnya.

Setelah Papaku meninggal, aku hanya tinggal berdua dengan Mama.
Well... sebenernya aku punya koko sih...
Hanya saja dia sudah kerja, dan dia kerja di Korea.
Namanya Karell Woo Coux. ( Sapa aja kalo ketemu, baik kok dia (: hehe )

Setelah kejadian itu, Mama melanjutkan perusahaan Papa, dan diluar dugaan, bisnis perusahaannya semakin berkembang.
Sudah ada beberapa cabang perusahaan ini yang berada di berbagai negara.
Salah satunya, yang ada di Korea, dipimpin dan diambil alih oleh kakakku itu.

Sekarang Mama sudah tidak sesibuk dulu.
Saat-saat dimana Mama harus memulai kembali bisnis yang sempat terhenti akibat kejadian itu.
Kejadian yang membuat hati semua keluarga kita hancur.
Apalagi aku, karena aku tau, bahwa akulah...

"Kate?" ujar Mama menghentikan pikiranku.

"Hmm.. Yaa?" tanyaku setengah konsen.

"Maaf. Mama lupa. harusnya mama ga ungkit..." beliau terjenak sejenak.
"Yaa... kamu tau lah." lanjutnya sambil menghembuskan nafas.

Bisa kurasakan ada air mata yang sebentar lagi akan menetes turun dari mataku.

"Oiya... temanku masih dibawah kan? Aku permisi dulu sebentar" jawabku langsung keluar dari kamarku.

Aku mencoba menahan air mata yang sebentar lagi akan tumpah itu.
Tarik.... Hembus.... Tarik.... Hembus...
Oke... setidaknya aku lebih tenang sekarang, pikirku di depan pintu rumahku.

Saat aku membukanya, bisa aku lihat orang itu, yang mengaku sebagai 'temanku', sedang bersender ke motornya, sambil sesekali menggosokkan kedua telapak tangannya.
Memang udara malam ini lumayan dingin. Untung aku sempat ambil jaket dulu tadi.

Mendengar bunyian pintu, Ia pun segera berbalik.

"Joe?" tanyaku tidak percaya, dengan suara yang masih serak akibat hampir menangis tadi.

Joe hanya tersenyum manis.
Saaaangaaaattt manis.

Tapi senyuman itu hilang seketika saat ia melihat ke wajah.
mukanya heran.
Ia langsung mendekat ke arahku.
tubuhnya sedikit menempel tubuhku, tetapi matanya tetap menatap tajam ke arahku.

Spy'X Mission : JokerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang