Part Neves

4.4K 270 3
                                    

Aku memasuki ruang kelasku itu.
Ruangan kelas yang lumayan besar dan bisa menampung kira-kira 100 orang.
Aku duduk di kursiku, di barisan ke lima bagian tengah.
Tiba-tiba saja ada yang menaruh tasnya di sebelah kursi, dan duduk disini.
Orang itu langsung menyilangkan tangannya di meja dan merebahkan kepalanya disana.
Tanpa melihat pun, aku tau siapa orang itu.

"Kenapa kamu disini?" tanyaku.

"Kenapa? Disini gak ada yang duduk kan?" balas Joe.

"Hmm..."

" Jangan dekat-dekat sama orang yang tadi." katanya tiba-tiba

" Siapa? maksudmu Raymond? kenapa emang?" tanyaku.

"Percaya aja deh ama gue." ujarnya, dan bangkit dari posisi tidurannya itu.

"Kenapa harus percaya ke kamu? Emang kamu tau apa?" tanyaku dengan nada mengejek.

Ia diam sebentar.

"Gue kenal dia dari kecil. Nurut aja deh, gausa deket-deket. Gue udah tau sifat jeleknya dia" lanjutnya.

"Tapi tadi dia baik kok. Mau nolongin aku" ujarku sambil tersenyum.

Diapun hanya menatapku sinis.
"Terserah lu aja deh" katanya sambil bangkit berdiri dan pindah ke barisan lainnya.

Aneh? emang salahku apa?

_________________________________
Aku terburu-buru berlari ke bawah.
Aku lupa kalau hari ini aku ada latihan martial arts.
Aku berlari ke parkiran sepeda, dimana tempat sepeda merahku yang setia menemaniku selama 3 tahun ini.
Karena saking terburu-burunya, aku menyenggol sepeda sebelahku, dan mengakibatkannya jatuh, dan menyenggol sepeda sebelahnya.
Ya.... Kek semacam domino gitu..

Arghh....

Aku cepat-cepat lari ke arah sepeda paling belakang.
Untung saja keburu, aku menahan sepeda itu agar tidak jauh.
Akibatnya, semua sepeda yang tadi setengah miring itu bisa kembali ke posisinya tanpa menyentuh ke tanah.
Tiba-tiba saja, ada suara orang dibelakangku.

"Ngapain kamu megang sepeda ku?" tanyanya dngan pandangan curiga.
Memang sih... gayaku memegangnya seperti mau menaikinya.

Aku menatap anak ini, dan mencari alasan yang tepat.
Hmmm... tunggu.
sepertinya aku pernah melihat anak ini.
Dimana ya?

"Aku tanya, kenapa kamu megang sepedaku seperti itu??" ujarnya lebih keras.

"Hmm... tadi... i.. itu jatuh. te.... terus aku tahan deh" ujarku, sedikit ketakutan.
abis galak banget sih!

"Ooo.. begitu." jawabnya kalem. "Kalau begitu, lepaskan donk sekarang!" lalu tiba-tiba galak lagi.
Ampunnnn deh... orang ini membingungkan banget.
Aku pun segera melepaskan peganganku ke sepedanya, dan diapun langsung merebut sepedanya dan menggoesnya keluar dari sekolah.

anak freak.
pikirku.

Bentar... bentar...
freak??
OIYAAAA....
dia kan anak yang dulu duduk di sebelahku dibawah pohon.
emang anak yang freak ternyata.

_____________________________
BRUGGG

Aku menendang jatuh lawanku hari ini.

"Wahhh... liburan bukannya makin lemes, malah lebih kuat aja luu" kata seorang perempuan manis yang rambutnya dikuncir 1, dari belakangku.

Megan Choo.
Orang blesteran Amerika dan Korea, sepertiku.
Kita berteman dari kecil karena kebetulan 1 sekolah pas SD.
dan dia juga yang mengajakku les martial arts ini karena tau hobiku.
Dia juga 1-1nya sahabat yang aku punya dari dulu.
Sayang saja dia tidak bersekolah di EAJC, karena dia memang masih SMA tahun ke-2.
Sayang sekali dia tidak ikut program akselerasi bersamaku.
padahal kalau dia ikut, kita masih bisa 1 sekolah.

Dengan rambut hitam pekat yang selalu di kuncir 1 itu.
dia melemparkan botol air dingin ke arahku.

"Thanks" kataku sambil tersenyum dan menangkapnya, lalu duduk di lantai.

"HAHA. 2 menit 36 detik. rekor terbarulu buat jatuhin lawan." ujarnya sambil duduk disebelahku.

"kamu masih suka ngitungin?" ujarku sambil tertawa kecil.

"masihlahh. abis keren." jawabnya.
"apalagi kalau lu lagi gymnast." lanjutnya.

"Ahh... kamu sih ga di EAJC." ujarku.

"Iya iyaa.... taun depan yaa.... tunggu aja. HAHA" ujarnya.
"Jadi... gimana sekolahmu hari ini? hari pertama abis Orientation Day kan?" lanjutnya

aku menegakkan minumku.
"Ya... lumayan lah..." jawabku singkat.

"Lu udah punya temen disana?" ujarnya dengan nada penasaran.

"Kenapa?" tanyaku singkat.

"Ya... lu tau lah.... lu kan males nyari temen. kalo gada gue, gimana lu disana?" ujarnya.

Akupun hanya tertawa.
Memang hanya Megan yang bisa ceplas ceplos dan gak kena damprat olehku.
Biasanya kalo ada orang ngomong seperti itu ke aku, bisa kena marahku langsung.

"Udah kok." jawabku.

"Siapa aja?" tanyanya penasaran.

"Joe, Bridget, Raymond." jawabku singkat.

"Ye... lu mau ngomong gitu juga mana gue kenal. deskripsiin donkkk" ujarnyaa setengah berteriak.

aku menghela nafas.
"Joe, cowok, bisa bahasa French. Bridget, cewe dan penari. Raymond, senyumnya maut" jelasku sesingkat mungkin.

"Wow... Wow... senyum maut yaaa..." ujar Megan, menggodaku.

"Haha... iya aja." tapi entah kenapa, aku biasa saja.

"terus terus.... ada siapa lagi?" ujarnya m ndekatkan mukanya ke aku.

aku berpikir sejenak.
"Hmmm... ada 1. tapi gabisa dibilang temen sih. kenalpun engga." ujarku kemudian.

"Siapa siapaa??" tanyanya bersemangat.

"Gatau namanya juga sih. pokoknya orangnya aneh. cewek pake kacamata, terus sifatnya aneh lagi. "

"Aneh gimana?" tanya Megan.

dan aku pun menceritakan semuanya tentang gadis itu, dan Megan mendengarkan dengan serius.

"Kayaknya itu cewek sensi ama lu deh." katanya ketika ceritaku sudah selesai.

"Kenapa? kenal aja engga" jawabku santai.

"Entah. kan kayaknya" ujar Megan sambil menaikan kedua bahunya.
"Udah ah... Udah sore. Pulang aja yuk" lanjutnya.

"Okelah... kamu jadi ke rumahku kan?" tanyaku seraya bangkit dan mengambil tasku.

"Jadi donk. Kan mau nginep hehe" ujarnya.
_________________________________________________________

Spy'X Mission : JokerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang