Part Ruof

5.9K 374 3
                                    

"Perkenalkan semuanya, nama saya ada Mr. Jackson. Saya akan menjadi guru mata pelajaran physical education. Memang, kalian sudah mengambil jurusan apa yang ingin kalian ambil, tetapi, di sekolah ini, semua siswa diwajibkan untuk mengikuti pelajaran saya. Jadi, jika kalian mendapat F dalam mata pelajaran saya, kalian tentunya ama fail dan harus mengulang tahun depan. mengerti??" tanyanya guru PE kita lantang.

"YES SIRR!!" 1 kelas yang berisikan sekitar 50-70 pelajar itu berteriak lantang.

Yupp... memang betul kalau disini kita sudah bisa dibilang seperti kuliah.
Namanya saja Junior College.
Junior College bisa dibilang seperti sekolah diantara SMA dan kuliah.

Pada masa aku menempuh pendidikanku, aku melewatkan 4 tahun di SMP, lalu 1 tahun di SMA, dan langsung meloncat ke Junior College.
4 tahun itu bukannya aku ga naik kelas loh ya...
itu memang waktu kelulusan yang tepat di sekolah lamaku.
dan biasanya, kita harus melewatkan 2 tahun masa SMA sebelum melanjut ke Junior College,
tetapi aku melewatkan 1 tahun itu dengan program akselerasi.

Di Junior College ini, para pelajar sudah diperlakukan seperti seorang mahasiswa.
kita sudah diberi beberapa pilihan jurusan, walaupun tidak sebanyak dan sedalam di kuliah.
dan, disini juga masih ada pelajaran seperti PE, art, and home economics yang wajib diikuti semua siswa.

Aku mengambil jurusan Management & Business.
dulu sebenarnya orangtuaku menyuruhku untuk mengambil jurusan biology, yang artinya kedokteran.
tapi bagaimana bisa? melihat film dokter saja aku sudah takut, apalagi melakukannya sendiri?

Disini juga ada berbagai jurusan lain yang dibagi menjadi 3 bagian yang isinya adalah Science, Social, and Languange.
Science dibagi menjadi 7. Chemical, Physics, Biology, Astronomy, Math, Engineering, and Science.
Social dibagi menjadi 6. Law, Management & Business, Management (only), Economics, Accounting, and History.
Sedangkan Languange dibagi menjadi 5. English, French, Mandarin, Art, and Phycologist.

memang dari dulu aku itu anak Social.
padahal mungkin aku ada kemampuan buat jadi anak Science (biasalah, orang-orang menganggap anak Social itu lebih jelek daripada Science)
Well, i'm one of the example to prove that thought wrong.

Aku udah seneng bisnis sejak elementary school.
jadi ga heran kalau aku mau masuk bisnis.

sebenernya, dulu pernah ada niatan buat jadi atlet.
tapi aku pernah cedera waktu main dan cedera itu lumayan parah.
jadi terhapuslah pikiran itu dari kepalaku.

Omong-omong, membicarakan atlet dan olahraga...

"Semuanya... ambil bola basket disebelah kiri kalian dan bentuk garis lurus panjang lalu latihan lay up" teriak Mr. Jackson memberhentikan pikiran.

akupun segera berlari mengambil bola tersebut.
YESSS!
perlu kalian ketahui, basketball is my favourite sport of all time.
walaupun dulu pernah hampir jadi atlet tennis (the one i just talked about earlier)
tapi gada yang bisa misahin aku dari basket.

aku berlari dengan cepat dan menjadi perempuan pertama yang mengambil bola tersebut,
lalu aku berlari balik dan berbaris dibelakang 9 cowok lainnya.
HUH!
aku masih kalah cepat rupanya.

dibelakangku, sekitar 10-12 orang lainnya, ternyata cowok semua.
tidak mengherankan.
cewek-cewek mah ngambil bolanya setengah niat setengah engga.
mereka hanya mengambil bola dengan berjalan.

"Hei... barisan perempuan di belakang noh... kebelakang aja," kata cowok dibelakangku tiba-tiba dengan muka mengejek.

aku meneliti cowok itu.
lumayah laahh....
Tingginya melebihiku (padahal aku udah termasuk tinggi lohh.... 173 cm)
dengan memegang bola di kedua tangannya yang kuat karena kuteliti tidak susah direbut.
Rambutnya yang pendek dan di spike ke atas berwarna coklat keemasan.
dengan postur badan yang tegap dan sepertinya mempunya abs itu.

"Woi... denger gak? kebelakang aja sana" katanya tidak sopan.

Huh!
buat apa cakep kalau sifatnya jelek banget?

"Maaf ya... gada peraturan kalau cewek harus dibelakang. Terima aja kalau kamu kalah cepet ama seorang cewek" kataku sambil membalikkan badan.

bisa kulihat sekilas wajahnya yang melongo.
wajah blestseran itu (tapi gatau sih blesteran mana. aku kan bukan Einstein!)

"Sombong banget jadi cewek" ujarnya di belakangku.

aku tersenyum tipis dan menjawab,
"Ga sombong kok. Kan kenyataan kalau kamu dan cowo-cowok dibelakang itu kalah cepet sama aku."
lalu akupun berbalik dan melihat mukanya yang tersenyum mengejek.

Sial!
walaupun senyumnya mengejek, tetap saja dia kelihatan cakep.

"Di basket, itu bukan masalah cepet, tapi koordinasi tangannya lebih berguna-"

"Dan kebetulan, koordinasi tenganku lebih baik daripada kecepatanku" ujarku memotong perkataannya.

dia hanya bengong setelah itu dan dilanjutkan dengan tersenyum mengejek.

"Coba kita lihat sajaa..." ujarnya setengah berbisik.

"Oke" jawabku dengan senyum manis.

Kebetulan saat aku selesai ngomong, depanku sudah selesai ber-lay up.
giliranku sekarang.

Aku berlari kencang ke arah ring, dan melakukan lay up yang sempurna dari depan badanku.
sehingga aku melakukan lay up samping belakang.
dan bola yang kupegang pun masuk dengan sangat mulus ke ring basket.

Dan bisa kurasakan, semua cowok yang berbaris dibelakang kaget.
terutama cowo yang tadi mengejekku itu...

aku pun tersenyum puas dan berlari kecil melewati barisan tadi.
dan tak lupa aku bersenyum mengejek ke cowok tadi yang sampai sekarang masih melongo tidak percaya.

Spy'X Mission : JokerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang