"kenapa Mom tidak ikut dengan kita, Savanah?" tanya Rachel saat mereka sudah berada didalam salah satu bagian di kincir angin raksasa itu.
"karena Mom kita tidak suka ketinggian, Honey, jadi mereka akan menunggu kita didalam mobil" Jawab Savanah sambil menikmati pemandangan kota London yang indah.
"jadi kedua pria berbadan besar itu akan mengikutimu kemana pun, hmm?" tanya El kepada sahabatnya itu.
"iya, kan aku sudah memberitahumu kalau Harry bersikeras untuk membuatku merasa aman dimana pun aku berada. Dan bukankah aku juga sudah bercerita kepadamu alasan kenapa Harry melakukan itu"
"iya aku tau, aku hanya ingin bertanya saja. Apakah kau memberitahu Harry tentang perjalanan kecil kita hari ini?"
"dia tau, aku sudah menceritakannya kemarin dan dia senang mendengarnya. Jadi dia berjanji untuk tidak mengganggu acara kita hari ini"
"sangat pengertian" ucap El sambil tersenyum kearah sahabatnya. Lalu tiba-tiba ponsel Savanah berbunyi menandakan ada sembudah panggilan masuk.
"siapa?" tanya El.
"tidak tau, nomornya tidak dikenal. Bahkan nomornya juga tidak ada dilayar iPhoneku" Savanah menunjukan layar iPhonenya kepada El.
"aneh, tapi jawab saja siapa tau penting"
"halo?"
"well, well, well. Hello there. How are you doing lucky girl?" Savanah mengernyitkan dahinya saat mendengar suara dari penelfonnya. Suara seoarng wanita, tapi dia tidak yakin dia mengenal suara itu.
"who are you?"
"me? huh? Well...I'm no one" Savanah memandang kearah El yang masih memperhatikannya sambil memegang tangan Rachel.
"what do you mean?"
"oh I see, you've forgoten me. Wanita yang kebahagiaanya telah kau renggut, yang segala mimpi dan hidupnya telah kau hancurkan. Tapi jangan khawatir, jika kau bisa melakukan semua hal itu kepadaku, maka aku juga bisa melakukannya kepadamu, bahkan jauh lebih kejam"
"wha.."
"aku tau kalau kau sedang berbahagia karena kau telah mendapatkan semuanya yang kau mau, Harry, anak kecil sialanmu itu dan kebahagiaan bersama satu-satunya kelaurga kandung yang kau punya...ibumu. Tapi aku berjanji kepadamu bahwa hanya tinggal menghitung waktu sampai salah satu sumber kebahagiaan terbesarmu itu akan pergi untuk selamanya"
"apa yang sedang kau bicarakan? Apa kau berusaha untuk mengancamku? Huh?"
"aku tidak mengancammu bodoh. Aku sedang memperingatimu tentang detik-detik kematiannya. Dasar kau bodoh, kau bersenang-senang dengan sahabatmu dan anak itu sampai-sampai kau tidak menyadari kalau 2 orang yang berada di dalam mobil itu sedang terancam"
'tut...tut...tut...' wanita itu mematikan sambungan telfonnya meninggalkan Savanah yang baru tersadar akan bahaya yang tengah mengacam 2 wanita yang ada dimobilnya.
"El...kita harus segera turun. Aku mohon El. A...aku mau turun. TURuNKAN AKU DARI SINI" Savanah berteriak histeris membuat El, Rachel dan orang lain yang berada di ruangan yang sama terkejut.
"Savanah, ada apa? Kenapa kau ingin turun? Ada apa?" tanay El menjadi panik.
"Mom, El...MOM!!!"
"ada apa dengannya? Apa yang terjadi dengannya?"
"DUARRRR!!!!!!!!!" suara ledakan seketika menjawab pertanyaan El kepada Savanah. Mereka semua memandang kearah suara ledakan tersebut berasal dan terlihat kobaran api dari tempat yang tidak jauh dari dimana mereka berada sekarang.
"MOM!!!!!!!!!"
"TURUNKAN AKU!!!!" jeritan Savanah makin menjadi-jadi setelah menyadari arah ledakan tersebut. El berusaha menenangkan Savanah karena mereka sebentar lagi mereka akan sampai kebawah dan keluar dari ruangan ini.
Savanah langsung berlari dengan sangat kencang setelah pintu dari ruangan yang ia taiki itu terbuka. Dia berlari sambil menangis dan meninggalkan El yang ikut berlari sambil menggendong Rachel dan berusaha menyusulnya.
"no...no...no...NO!!! MOM!!!! ANNA!!!!" teriak Savanah saat dia telah sampai didepan mobil yang sedang terbakar dihadapannya. Mobil berwarna hitam yang tadi dia kendarai bersama orang-orang tercintanya. Mobil yang dia tinggalkan bersama dengan Mom dan Anna didalamnya. Mobil yang tadi berwarna hitam yang sekarang sudah hancur karena terkena ledakan.
Savanah berjalan mendekati mobil yang telah hancur itu dengan langkah kecil dan seluruh badan yang bergemetar. Dia takut...takut akan melihat hal yang tidak dia inginkan. Dalam hatinya berteriak untuk berhenti namu kakinya terus melangkah hingga sekarang di berada persis didepan mobil tersebut. Dengan matanya yang telah basah dia memandangi mobil tersebut yang sudah dalam keadaan kacau...dengan keca depan yang pecah dan atap mobil yang terbuka, pintu mobil tersebut sudah hampir lepas dan terbuka lebar, bagian depan mobil sudah sangat kacau dan hancur...dan bagian belakang...tempat dimana Momnya dan Anna berada...dengan mengerahkan segala keberaniannya dia melirik bagian belakang mobil...tanpa ada atap mobil Savanah dapat melihat dengan sangat jelas kalau bagian belakang mobil juga hancur...dan...
'tidak...tidak mungkin' ucap Savanah dalam hatinya.
Tidak...dia tidak bisa menerima ini...tidak dengan cara seperti ini...
Savanah menggelengkan kepalanya berusaha untuk menolak kenyataan ini, berharap dalam hatinya bahwa ini hanyalah mimpi... hanyalah mimpi yang sangat buruk karena melihat dua wanita itu dalam keadaan seburuk ini...Savanah menangis histeris melihat Anna yang terlihat dengan sebuah potongan kaca besar menancap dan menembus perutnya dan bagian bawah tubuhnya yang terkoyak akibat ledakan tersebut...lalu dia melirik kearah tubuh disebelah Anna...ya...Momnya...terlihat dengan keadaan yang lebih mengenaskan dengan tubuh yang dilumuri banyak darah yang berasal dari kepalanya yang tertancap dari sebuah besi yang berasal dari pintu mobil dan lengannya...oh tuhan...dimana lengannya...tubuhnya juga terkoyak sama seperti Anna tapi dengan keadaan yang lebih buruk.
Savanah menutup mulutnya berusaha menahan teriakannya lalu tubuhnya bergetar dengan sangat hebat hinnga kakinya tidak mampu lagi menyanggah tubuhnya. Dia jatuh tersungkur didepan mobil tersebut dengan bercucuran air mata yang tidak henti-hentinya mengalir, dia pun kembali menggelangkan kepalanya.
"NO!!!!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Feelings
FanficMenjadi kekasih dari seseorang yg diidolakan adalah mimpi Savanah, tetapi bagaimana jika hal itu hanya sebuah sandiwara belaka? Ya, Savanah terlibat kedalam hubungan yg membuatnya merasa senang sekaligus tersakiti. Akankah Savanah terus menjadi pih...