Thank You

164 10 2
                                    

Liam’s pov

Suasana yang tadinya sunyi berubah menjadi berisiki saat ponselku bordering, aku pun mengangkatnya tanpa melihat nama pemanggil dilayarnya..

“halo?”

“Li, aku mohon segera kerumah sakit sekarang” Sepertinya ini adalah suara Harry. Ada apa ini?

“ada apa? Tolong jelaskan..”

“Savanah kecelakaan” apa?

“WHAT??? Ok we’ll be there soon” aku pun beranjak dari kasur dan membangunkan Louis dan Nial yang berada disebelahku.

“GUYS..WAKE UP, WAKE UP” mereka hanya mengeluarkan suara yang tidak jelas lalu berbalik dan kembali tidur.

“AKU MOHON GUYS..INI BUKAN MAIN-MAIN KITA HARUS SEGERA KE RUMAH SAKIT SEKARANG”

“ada apa sih Li? Siapa yang sakit? Jangan bercanda” ucap Louis dengan kesal.

“SAVANAH..DIA KECELAKAAN” sontak mereka berdua pun langsung lompat dari kasur.

“WHAT?” tanya Niall.

“ayo bangunkan yang lainnya” kami pun segera menuju ke kamar Zayn, Danielle dan Perrie.

Harry’s pov

Kami sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Aku juga sudah memberitahu The Boys mengenai kejadian ini dan mereka bilang mereka akan segera kerumah sakit. Aku melihat tubuh Savanah yang terkena banyak darah yang berasal dari kepalanya tapi syukurlah kepalanya sudah tidak lagi mengeluarkan darah karena telah mendapat pertolongan pertama dari para suster. Sedangkan El tidak ada hentinya menangis dan tetap menggenggam tangan Savanah, persahabatan mereka memang sangat-sangat dekat. Aku melihat Kendall yang terduduk disebelahku dengan wajah datar dan tidak ada penyesalan sama sekali yang tergambar diwajahnya. Dia juga sama sekali tidak terlihat khawatir. Bahkan tadi saat para suster akan menolong Savanah, dia malahan memaksa suster tersebut untuk memeriksa keadaannya terlebih dahulu.

Entah kenapa aku merasa Kendall menjadi benar-benar berubah semenjak kedatangan Savanah. Dia jadi seperti tidak memiliki hati nurani dan menjadi sangat egois.

Louis’s pov

Aku dan yang lainnya berlari menuju kamar dimana Savanah dirawat setelah bertanya kepada seorang suster. Aku melihat Harry, Kendall dan El yang sedang duduk didepan sebuah kamar. Hanya Kendall satu-satunya yang tidak menangis ataupun terlihat khawatir.

“baby…” aku berteriak memanggil El yang sedang menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya. Dia pun menoleh dan langsung berlari karahku.

“Louis…hiks..Savanah..” dia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi selain memanggil namaku dan Savanah.

“shh…baby..she’ll be fine” dia tetap menangis didalam pelukanku. Aku tahu seberapa khawatirnya El terhadap Savanah, El sangat-sangat menyayangi Savanah.

“please..stop crying..She’s a strong girl, she can get through this..shhh…calm down” aku tetap berusaha menenangkannya.

“apa yang terjadi?” tanya Liam kepada Harry. Kami semua disini sangat Khawatir terhadap Savanah.

“dia tertabrak mobil”

“bagaimana bisa?” tanya Niall.

“dia menyelamatkan Kendall” apa?? Aku benar-benar terkejut mendengarnya.

“oh my god” ucap Danielle sambil membekap mulutnya lalu air matanya mengalir begitu saja. Begitu juga dengan Perrie dia tiba-tiba menangis lalu Zayn pun memeluknya dan menangkan Perrie.

“keluarga Savanah?” tanya sang dokter yang baru saja keluar dari ruangan Savanah.

“AKU” teriak El dengan sigap.

“bagaimana keadaannya dok?” tanya Harry dengan mata yang berkaca-kaca. Dia terlihat sangat-sangat khawatir.

“dia akan baik-baik saja, untungnya kalian segera membawanya kerumah sakit. Kalau tidak dia bisa tidak selamata karena kehabisan banyak darah” aku mendengar beberapa dari kami yang menghela napas karena lega mendengar keadaan Savanah yang akan baik-baik saja.

“boleh aku melihatnya?” tanya El.

“tentu, kalian boleh menjenguknya. Dia masih belum sadarkan diri karena obat bius yang saya berikan, tapi beberapa menit lagi dia akan segera sadar” ucap dokter tersebut lalu pergi meninggalkan kami.

Harry’s pov

Aku dan yang lainnya sudah berada didalam kamar Savanah. dia masih belum sadarkan diri juga setelap hampir 30 menit kami berada di kamar ini.

“kenapa dia belum juga sadar?” tanya Perrie terlihat khawatir.

“dia akan segera sadar” jawab Zayn menenangkannya. Tak lama setelah itu, mata Savanah yang tadinya terpejam sudah mulai terbuka secara perlahan.

“boo..” ucap El. Savanah masih terlihat pusing setelah matany sudah benar-benar terbuka.

“El, aku dimana?” tanya Savanah.

“kamu dirumah sakit boo..jangan banyak bergerak dulu, nanti kepalamu bisa pendarahan lagi” ucap El saat Savanah berusaha mengangkat kepalanya.

“bagaimana keadaanmu princess?” tanya Niall kepada Savanah.

“sedikit pusing..tapi aku baik-baik saja” ucap Savanah sambil tersenyum.

“syukurlah” ucap Liam. Lalu Danielle dan Perrie memeluk Savanah sambil menggumamkan sesuatu.

“kau sangat khawatir kepadamu Savanah. Kumohon jangan seperti itu lagi” ucap Danielle diselingi isak tangisnya.

“aw..aku mohon jangan buang air mata kalian untukku. Aku baik-baik saja sekarang” ucap Savanah sambil mengusap air mata Danielle dan Perrie.

Harry’s pov

“I’m so sorry, gara-gara aku konser kalian menjadi ditunda” ucap Savanah yang sedang terduduk di kasurnya.

“itu tidak masalah, princess. Yang penting sekarang adalah kau cepat sembuh” ucap Niall sambil membelai pipi Savanah.

“hay guys..aku dan Liam membawakan makanan untuk kalian” ucap Danielle yang baru saja memasuki ruangan ini bersama Liam.

“Savanah, kau juga harus makan” gumam Liam sambil mengeluarkan sebungkus bubur.

“kau mau disuapi atau makan sendiri?” tanya Liam.

“biar aku ayang suapi” ucap ku kepada mereka.

“baiklah”

“tidak, aku bisa makan sendiri. Tidak usah repot-repot” jawab Savanah menolak.

“tidak apa-apa” aku pun mengambil buburnya lalu menyuapi Savanah.

“dimana Kendall? Apa dia baik-baik saja?” tanya Savanah.

“dia sudah pergi untuk melanjutkan kerjanya, ya dia baik-baik saja. terima kasih banyak Savanah, kamu sudah menyelamatkannya. Aku benar-benar berhutang nyawa padamu” Savanah hanya tersenyum lalu menjawab.

“jangan berterima kasih padaku Harry, aku hanya melakukan hal yang memang smemstinya aku lakukan”

Hidden FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang