“tidak, tolong, apa yang telah kuperbuat padamu? Aku mohon jangan bunuh aku” Savanah terus memohon kepada wanita didepannya yang mengarahkan ujung pisau tajam itu kearahnya. Savanah tidak bisa mengenali siapa wanita itu, karena wajahnya ditutupi dengan rambutnya yang sangat kusut dan berantakan. Savanah tidak bisa melakukan apa pun selain memohon kepada wanita itu agar tidak membunuh dirinya. Dia terduduk diujung sebuah ruangan yang sama sekali tidak dikenalinya, semuanya gelap dan mengerikan.
Wanita itu terus melangkah mendekati dirinya lalu dia menempelkan sisi tajam dari pisau yang dipegangnya itu kepada pipi Savanah yang sudah basah akibat air matanya yang terus menerus mengalir. Salat satu tangan wanita itu menjepit rahang Savanah dengan kuat sehingga sekarang Savanah mendongakan kepalanya dengan paksa. Mata itu…
“kau tau apa yang akan aku lakukan kepada mu, hm?” Savanah hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil terisak. Wanita itu tersenyum dengan sangat menyeramkan layaknya malaikat pencabut nyawa, lalu dia mengarahkan mata pisau itu tepat didepan bola mata kanan Savanah. Kilatan pisau itu mengisyaratkan kalau dia sedang haus akan darah sesorang saat ini juga.
“biar aku jelaskan kepadamu apa yang akan aku lakukan padamu, sayang” pisau itu dia arahkan kembali ke leher jenjang Savanah sehingga membuat Savanah menahan nafas karena takut jika dia bergerak sedikit saja, leher itu akan menggoreskan dirinya kepada pisau yang haus darah itu.
“pertama, aku akan…hm…menyayat wajah cantikmu ini hingga wajahmu akan tertutpi dengan darah segarmu sendiri”
“ARGHH!!!, it hurts” Savanah berteriak kesakitan saat pipinya disayat oleh pisau itu.
“bagaimana rasanya? Sakit?” Savanah menganggkan kepalanya sambil berdoa semoga wanita ini sadar dari perbuatan gilanya ini.
“itu belum seberapa, honey, rasa sakit lainnya akan berdatangan dan akan jauh lebih sakit dari yang ini. Mau merasakannya?” mata pisau itu kembali mengarah kepada bolah mata kiri Savanah, tangan wanita itu mengepal pisaunya dengan sangat erat bersiap untuk menancapkan pisaunya ke bola mata Savanah. lalu…..
“ARGHHHHH!!!!!!!”
***
Harry’s pov
Aku terbangun dari tidurku saat mendengar suara isakan seorang wanita. Aku menoleh kearahku dan mendapati Savanah yang sedang menangis tersedu-sedu sambil bermandikan keringat, dia berteriak-teriak minta ampun dan meminta tolong.
“baby…hey…wake up…Savanah, wake up” Savanah masih terus berteriak sambil berusaha menendang dan memukul dengan tangannya. Keadaannya membuatku semakin kahwatir, aku pernah melihat dia memipi buruk, tapi tidak separah ini.
“Savanah aku mohon sadarlah, ini aku Harry, honey…I’m here” kini Savanah tidak lagi berteriak tapi seluruh tubuhnya malahan menegang seperti sedang menahan nafasnya. Dia mendongakkan kepalanya dan semakin terisak. Ya tuhan, apa yang terjadi dengannya? Aku tidak tahu harus berbuat apa jadi aku hanya memeluk tubuh ,mungilnya dan menenangkannya didalam pelukanku, meski tidak sepenuhnya berhasil.
“ARGHH!!!”
“ It hurts”aku tersentakn saat mendengar teriakan Savanah. oh god, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa dia terlihat bergitu kesakitan.
“what’s hurt, honey? aku mohon bangunlah dan beritahu aku apa yang sakit?” Savanah masih tidak melakukan apa pun. Aku kembali memeluknya dengan erat.
“aku mohon sadarlah Savanah, aku sangat khawatir padamu”
““ARGHHHHH!!!!!!!” tubuh Savanah tiba-tiba terduduk sehingga aku melepaskan pelukanku dari tubuhnya. Aku segera bangun dan memeluk Savanah yang masih terlihat sangat shock.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Feelings
FanficMenjadi kekasih dari seseorang yg diidolakan adalah mimpi Savanah, tetapi bagaimana jika hal itu hanya sebuah sandiwara belaka? Ya, Savanah terlibat kedalam hubungan yg membuatnya merasa senang sekaligus tersakiti. Akankah Savanah terus menjadi pih...