His Thought

159 12 1
                                    

Harry’s pov

Hari ini aku mengajak Savanah ke Starbucks dengan alasan untuk menemaniku minum dan melepaskan penat yang baru saja kami hadapi. Sebenarnya masih ada alasan lain kenapa aku mengajaknya kesini. Aku ingin mengenalkannya dengan seseorang yang penting didalam hidupku. Seorang wanita yang selalu ada untukku sejak dulu. Aku sudah mengiriminya pesan beberapa kali dan dia bilang kalau dia akan segera sampai.

Aku yakin Savanah pasti akan sangat terkejut kalau dia tahu aku akan mempertemukannya dengan wanita ini.

aku sudah sampai, aku akan segera masuk kedalam’

Baiklah..sekarang dia sudah sampai..saatnya untuk memberitahu Savanah.

“syukurlah kalau begitu, ngomong-omong apa kamu tahu tujuan kita kesini selain hanya ingin minum-minum dan melepaskan penat??” tanyaku kepada Savanah yang sedari tadi terus menyeruput kopi miliknya. Savanah menggelengkan kepalanya sambil meneguk minuman yang berada di dalam mulutnya. Dia terlihat sangat lucu saat melembungkan mulutnya hingga pipinya yang chubby berbentuk seperti balon.

“kita sedang menunggu seseorang yang pastinya akan kamu suka, sebentar lagi dia….nah itu dia. Tepat waktu sekali” aku melihat wanita yang sudah kita tunggu sejak tadi memasuki tempat ini dengan senyum lebarnya, Savanah pun mengikuti arah pandangku dan wajahnya berubah menjadi terkejut saat dia melihat wanita itu.

“hey guys, maaf sudah membuat kalian menunggu” ucap Gemma saat dia sudah berada dihadapan kami. Savanah masih terlihat terkejut. Gemma memberikan aku kecupan di pipi sebagai salam. Suara terkekeh Gemma terdengar karena dia melihat ekspresi lucu dari wajah Savanah saat dia saling menatap.

“aku Gemma, you must be Savanah. Senang bertemu denganmu” ucap Gemma sambil menjulurkan tangannya kea rah Savanah. Savanah pun segera tersadar dari lamunannya dan menyambut uluran tangan Gemma sambil tersenyum sungkan.

“tidak usah sungkan atau takut, aku tidak akan menggigitmu hehe” ucap Gemma dan membuat pipi Savanah menjadi merah merona.

“aku hanya kaget saja karena Harry sama seklai tidak mengatakan apa pun kalau kamu akan menemui kita dan Harry juga bilang kamu berada di London” ucap Savanah sudah benar-benar sadar.

“itu memang sudah menjadi rencana kami, aku hanya ingin membuat kejutan untukmu Savanah dan Gemma bilang dia punya waktu senggang jadi aku menyuruhnya untuk kesini dan menghibur kamu” Gemma pun duduk dibangku kosong yang berada dimeja ini.

“aku sudah tau semuanya Savanah” ucap Gemma sambil memandang Savanah.

“maksudnya?” tanya Savanah sambil menatap Gemma dengan agak sungkan.

“Harry sudah menceritakan kepada aku semuanya. Bukan hanya tentang kalian saja, tapi tentang Kendall juga. Tentang Harry dan Kendall yang sudah putus…”

“uhukk..uhukk” Savanah terbatuk karena dia sepertinya kaget saat Gemma bilang aku dan Kendall sudah putus.

“yaampu, apa kau baik-baik saja?” tanya Gemma sambil menyentuh pundak Savanah yang wajah sudah memerah karena tadi dia terbatuk-batuk karena tersedak kopinya. Aku pun memberikan air mineral yang selalu aku bawa kepada Savanah.

“aku baik-baik saja” ucap Savanah saat batuknya sudah reda, walau sekarang wajahnya masih merah. Savanah pun memandangku dengan tatapan bertanya.

“kenapa kamu tidak member tahuku Harry?” tanya Savanah sambil menatapku. Aku hanya terdiam dan tidak menjawab pertanyaan Savanah.

“baiklah, lupakan. Maaf, aku tahu itu bukan urusanku” ucap Savanah sambil berdeham.

“aku akan memesan minuman untukmu Gemma” aku segera pergi meninggalkan kedua wanita itu dan segera berjalan menuju tempat memesan. Aku benar-benar bingung harus bagaimana dan berkata apa, jadi meninggalkan mereka sebentar dengan alasan memesan minuman adalah jalan satu-satunya untuk menghentikan momen sungkan dan canggung seperti tadi.

Hidden FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang