My Love

131 8 0
                                    

hai...sorry nih udah lama banget gak update cerita ini. tapi alhamdulilah udah ada kesempatan sama ide lagi buat upate cerita. semoga kalian yang baca suka sama part ini walaupun kayanya agak jayus gak jelas dan ya adegan semacamnya lah. enjoy ya.

............

Author’s pov

Hidup memang sulit untuk ditebak apa yang akan terjadi kedepannya. Memang itulah yang terjadi pada semua orang termasuk Savanah dan Harry. Tidak terasa hubungan mereka sudah menginjak bulan ke-4. Memang masih terbilang sangat muda seperti umur jagung, tapi pasti banyak sekali orang-orang diluar sana yang iri dengan hubungan mereka. Termasuk Kendall…ternyata luka atau lebih tepat jika dikatakan dendam, masih tersimpan dilubuk hati terdalam Kendall. Setiap harinya dia harus merasakan sakit hati saat mendengar atau melihat dimana-mana memberitakan tentang Harvanah yang sekarang menjadi pasangan favorite dunia.

harusnya akulah yang sekarang berada di posisi itu, BUKAN wanita murahan itu….”  Dalam hatinya Kendall bersumpah untuk membalaskan segera dendam yang selama ini terpendam dihatinya, bagaimana pun caranya akan dia lakukan. Dia tidak ingin kembali kepada Harry, dia juga tidak ingin berada diantara Harry dan teman-temannya lagi, dia tidak ingin hidup seperti dulu saat dia masih bersama dengan Harry, dia hanya menginginkan satu hal. Ya! Hanya satu hal.

Dia ingin Savanah merasakan hal yang sama seperti apa yang sekarang dia rasakan.

Dia ingin Savanah merasakan bagaimana sakitnya ditinggalkan orang yang dia cintai.

Dia ingin Savanah merasakan bagaimana sakitnya dihujat oleh orang-orang diluar sana.

Bahkan…dia ingin Savanah merasakan hal yang jauh lebih sakit dari apa yang sekarang dia rasakan.

 

“tunggu pemalasanku, Savanah. cepat atau lambat aku akan kembali kepadamu dan memberikan semua kejutan yang sudah aku rencanakan selama ini untukmu”  gumam Kendall sambil melihat sebuah foto wanita yang terlihat masih suci dan sangat polos.

Savanah’s pov

Akhir-akhir ini aku merasa seperti ada seseorang yang mengintaiku dari kejauhan, aku juga tidak tahu siapa tapi perasaanku mengatakan bahwa hal itu memang sedang terjadi sekarang. Seperti contohnya tadi malam, ada beberapa pesan masuk yang menjelaskan tentang hal yang sedang aku lakukan dan yang anehnya lagi semua itu memang benar. Aku menengok kearah jendela tapi tidak ada siapa pun disana lalu aku memutuskan untuk menutup yirai jendelaku tapi pesan tersebut terus saja masuk dan masih menjelaskan tentang hal yang sama.

“babe…are you ok?” tiba-tiba suara Harry menyadarkanku dari lamunanku tadi. Aku tersenyum kearahnya untuk menandakan bahwa aku baik-baik saja. aku memang belum menceritakan hal ini kepada siapa-siapa. Jadi hanya aku saja yang tahu mengenai hal ini.

“kamu terlihat seperti kurang tidur, Savanah. Apa semuanya baik-baik saja?” tanya Harry yang terlihat khawatir padaku. ‘aku ingin sekali menceritakannya kepadamu Harry, tapi aku juga tidak mau umembuatmu khawatir’

“babe…”

“ya…hmm…aku baik-baik saja, semuanya baik-baik saja Harry. Kau tidak perlu khawatir” maaf aku harus berbohong kepadamu.

“harus berapa kali aku mengatakan hal ini kepadamu, Savanah. Kau itu tidak pandai dalam hal berbohong, jadi tolonglah katakan apa yang sebenarnya terjadi”

“aku…hmm…aku…” aku memandang Harry yang sekarang sedang menatapku dengan penasaran, dia melipat kedua tangannya didepan dada sambil menunggu jawabanku.

“semalam aku meminum kopi yang ada di lemari pendingin dirumahku, itulah sebabnya aku tidak bisa tidur dan mataku akhirnya terlihat seperti ini sekarang” jawabku kembali berbohong, bodohnya aku, sudah jelas-jelas tadi Harry bilang kalau akau tidak pandai menutupi kebohonganku.

Harry tiba-tiba menggenggam kedua tanganku dan menatapku dengan lekat, keua bola mata hijaunya memancarnkan sesuatu yang sangat suliat untuk dijelaskan saat dia memandang kearahku sekarang.

“aku mohon demi apapun, Honey, jangan berbohong kepadaku. Please, jangan rahasiakan sesuatu dariku, apalagi jika sesuatu itu mengancam atau membahayakanmu. Aku janji kepadamu aku tidak akan meninggalkanmu apa pun yang terjadi, aku janji akan terus mendampingimu melalui apa pun, aku bejanji akan melindungimu sekuat tenaga meski nyawaku sekali pun sebagai taruhannya…” tidak Harry aku tidak mungkin membahayakan nyawamu hanya demi membantuku.

“…jadi tolonglah, mulai sekarang ceritakan kepadaku masalah apa pun yang terjadi padamu, aku janji akan berusaha menolongmu, aku pasti akan menolongmu. I love you! Kamu tahu itukan, Savanah?” aku menganggukan kepalaku kepadanya.

“aku akan melakukan apa pun demi orang yang aku cintai dan itu berarti aku juga akan melakukan apa pun demi kamu, karena kamu adalah orang yang aku cintai…” aku terharu mendengar semua perkataan yang keluar langsung dari mulut Harry, semuanya membuatku merasa tenang dan aman saat berada disisinya.

“jangan menangis…” ucap Harry sambil mengusap air mataku yang meluncur bebas ke pipiku. Aku bahkan tidak tahu kalau aku ternyata menangis mendengar perkataannya.

“kau adalah orang pertama yang mengatakan hal semanis itu kepadaku Harry, kamu membuatku merasa sangat dicintai dan juga merasa bahwa ternyata di dunia ini ada orang yang membutuhkan aku” ucapku sambil mengusap pipinya yang menampilkan dimplesnya yang sangat manis.

“I love you…” Harry menempelkan bibirnya yang merah itu dengan bibirku setelah dia menggumamkan kata ‘I love you’ tadi. Aku membalas cimannya yang terasa penuh dengan kasih sayang itu.

“I love you too, Harry” ucapku setelah kami melepaskan ciuman kami. Kami menatap satu sama lain sambil tersenyum.

Bunyi suara kamera terdengar dimana-mana, semuanya terdengar sangat ricuh, tapi aku dan Harry memilih untuk mengabaikannya dan fokus terhadap satu sama lain hingga semua kebisingan yang terjadi seolah-olah berubah menjadi sunyi dan tidak terdengar apa-apa lagi selain deru nafas kami yang saling beradu.

...................

Hidden FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang