"Sorry."
"Untuk apa minta maaf?"
Aku memalingkan wajah pada jendela bus. Mengapa wajah orang itu tidak bisa hilang dari pikiranku? Sebesar itukah perasaanku dulu? Sial! Aku memang benar-benar sudah jatuh padanya. Dan mengapa aku jatuh pada orang yang salah? Mengapa aku harus jatuh pada orang yang juga menghancurkan hatiku?
"Kau melamun lagi. Apa melamun adalah hobimu?"
"Uh? A-ani, apa ada hobi yang seperti itu?" Tanyaku polos.
Dia tertawa. Aku mengerutkan keningku. Mengapa ia tertawa? Memangnya ada yang lucu?
"Kau percaya jika itu adalah hobi? Aigoo kau polos sekali."
"Aku hanya bertanya dan kau menjawab. Apa susahnya?"
"Hei! Jangan mengulangi perkataanku."
Bus berhenti dan aku segera turun meninggalkan pria itu. Ku percepat langkahku namun pria itu masih tetap mengejar hingga berhenti di depanku lalu membalikkan tubuhku paksa. Ia menggengam pergelangan tanganku dengan sangat erat tahu jika aku ingin melepasnya.
"Mengapa kau selalu lari dariku?"
"Cause I don't like you."
"Why? What the reason you don't like me?"
"Karena kau menyebalkan, tidak sopan, berbuat seenaknya, dan...-"
"And?"
Semua perkataanku tadi adalah deskripsi tentang sifat orang itu. Menyebalkan, tidak sopan, dan berbuat seenaknya. Semua sifat itu dimiliki oleh orang itu. Apakah Woohyun adalah reinkarnasi dari orang itu? Apa Woohyun punya ikatan darah dengan orang itu?
What do you think, Fanny? Kamu sudah berjanji untuk melupakan orang itu.
"Sudahlah, lupakan saja."
Aku melepaskan tanganku dari genggaman Woohyun dan melenggang pergi.
Apa-apaan ini? Mengapa depan pintu apartment ku sangat kotor? Siapa yang menaruh semua sampah ini? Akhirnya, aku memungut semua sampah itu lalu membuangnya pada tong sampah besar yang berada di sudut lorong. Saat semua sampah sudah masuk ke dalam tong, aku melihat selembar kertas yang sudah koyak.
"Siapa kau? Mengapa kau memegang tangan oppa kesayanganku? Kau mau cari mati?"
Aku mengangkat sebelah alisku. Apa maksud dari tulisan ini? Siapa yang dimaksud 'oppa' mereka? Aku membuang kertas itu dan melangkah masuk ke dalam kamar apartment ku.
• • •
Keesokan harinya, di depan kamar apartment ku menampakkan sosok seorang cowok sedang berdiri dengan memakai hoodie dan masker hitam. Sontak membuatku terkejut dan berteriak namun mulutku di bekap olehnya. Tubuhku di giringnya masuk lalu didudukkan di sofa. Oh tidak! Apa yang ingin cowok ini lakukan padaku? Apakah ia ingin...
"Diamlah! Ini aku Woohyun."
"Woo-Woohyun?"
Cowok itu membuka masker hitamnya. "Ya, ini aku. Bisakah kau tidak berteriak? Bagaimana jika aku ketahuan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
No One Who Understand Me [Revisi]
Teen FictionSeorang gadis remaja mempunyai jalan hidup yang sulit. Hidupnya di penuhi oleh kebencian dan kesedihan. Dia di anggap lemah oleh semua orang. Tidak hanya itu, ia kecewa oleh seseorang, seseorang yang ia percaya akan selalu bersamanya, menjaganya, da...