Hari-hariku kini berubah menjadi sangat suram. Selalu ada kiriman aneh datang ke apartemenku. Entah itu bangkai hewan, potongan tubuh hewan, darah, boneka voodoo, serta surat ancaman. Aku sangat stress dan mungkin... Jadi depresi.
Hidupku menjadi tidak tenang. Dalam lubuk hati, aku menyesal atas kedekatanku dengan Woohyun. Mungkin aku memang mencintainya, namun karena cinta itulah hidupku semakin menderita.
Seperti hari ini, saat sedang mencoba menenangkan diri dengan menonton drama Korea di TV, tiba-tiba ada suara bel yang berbunyi. Antara takut dan penasaran aku mengintip dari layar yang menghubungkan keluar pintu apartemen. Betapa terkejutnya aku melihat muka anjing yang pucat dan banyak berlumur darah terpampang di layar. Badanku gemetar. Aku buru-buru lari masuk ke kamar, mengunci pintu lalu menghubungi Woohyun.
"Halo?"
"Woo.. Woo.. Woohyun.. Tolong aku hiks. Aku.. Ketakutan... Tolong aku hiks hiks."
"Hey! Apa tidak ada yang menemanimu di sana?"
"Tidak. Me-mereka hiks sibuk. A.. Aku tidak.. Hiks hiks. Tolong aku, Woo. Aku ketakutan."
"Oke. Tunggu saja di dalam kamar, jangan pernah keluar. Kunci pintu kamarmu. Aku dan Sunggyu hyung akan segera ke sana."
"Ce.. Cepatlah!! Hiks hiks hiks.. Aku benar-benar takut.. Hiks hiks."
"Baik. Aku akan segera cepat. Ya!! Sunggyu hyung ppali!!"
Sambungan telpon terputus. Aku membungkus tubuhku menggunakan selimut. Aku pun mulai keringat dingin. Bayangan akan wajah anjing tadi terus menghantui ku. Bahkan aku sempat berpikiran wajah anjing itu diganti oleh wajah manusia.
Aku menangis sejadi-jadinya. Badanku gemetar tidak karuan. Oh Tuhan! Tolong aku! Aku benar-benar ketakutan. Woohyun, Sunggyu ku mohon cepatlah datang.
Beberapa menit kemudian, aku mendengar suara pintu apartemen terbuka. Badanku menegang. Mungkinkah... Orang itu masuk?!!! Aku semakin merapatkan selimutku dan menahan napas. Suara langkah kaki semakin mendekat ke arah depan pintu kamarku.
CEKLEK!
Bagaimana orang itu bisa membuka pintu kamarku? Oh! Bagaimana ini?!! Dia sudah masuk ke dalam kamarku.
Mendekat...
Hentakan kaki itu semakin mendekat...
Dan...
"Fanny, are you okay?" ujar seseorang sambil menyibak selimutku.
Aku teriak sangat histeris berusaha menjauh dari orang itu. Namun, ia memulukku sangat erat.
"It's ok. I'm here. Don't worry."
Keteganganku mulai meredup. Aku mengenali suara ini.
"Woo.. Woohyun?"
"Iya. Ini aku. Tenanglah. Kau aman bersamaku."
"A.. Aku takut hiks."
"Tenanglah. Soal orang itu, Sunggyu hyung sudah membereskannya. Ayo keluar dari kamar! Aku bawa makanan untukmu. Kau pasti belum makan."
• • •
Setiap aku tidur, wajah anjing itu terngiang-ngiang. Aku sampai mimpi buruk dan terus mengigau. Kadang aku berteriak histeris dan menangis lalu melempar barang. Woohyun dan Sunggyu pada saat itu berusaha menenangkanku hingga mereka terluka.
Akhirnya, aku dibawa ke psikiater khusus. Dokter memeriksa kejiwaanku. Hasilnya aku mengidap PTSD dan depresi yang sangat berat. Dokter menganjurkanku untuk terapi namun aku menolak. Aku tidak mau terapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
No One Who Understand Me [Revisi]
Teen FictionSeorang gadis remaja mempunyai jalan hidup yang sulit. Hidupnya di penuhi oleh kebencian dan kesedihan. Dia di anggap lemah oleh semua orang. Tidak hanya itu, ia kecewa oleh seseorang, seseorang yang ia percaya akan selalu bersamanya, menjaganya, da...