Part 19

2K 108 5
                                    

Diharapkan untuk membaca author note karena ada sesuatu hal yang penting yang harus kalian ketahui.

-
-
-
-

Aku berdiri di balik pintu memfokuskan pandangan kepada seseorang yang sedang meninju sebuah samsak. Setelah beberapa menit kemudian, orang itu berhenti lalu duduk di kursi besi dekat loker. Ia melepas sarung tinju nya dan alangkah terkejutnya aku ketika punggung tangannya berwarna kebiruan. Sekuat itukah ia meninju? Tapi, apa penyebabnya?

"Ya. Aku akan segera ke sana."

"..."

"Hm."

"..."

"Baru saja pulang kuliah."

"..."

"Araseo araseo."

Orang itu hendak keluar, buru-buru aku bersembunyi. Aku menahan napas saat tubuhnya melewati tubuhku yang berada di balik pintu. Astaga! Aura orang itu benar-benar berbeda. Setelah agak jauh, aku mengikutinya dari belakang.

"Berhenti mengikutiku!"

Aku pun menghentikan langkah dan terlonjak kaget. Orang itu berbalik lalu menatapku datar.

"A-aku tidak mengikutimu."

"Lalu? Menguntit?"

Aku mengulum bibir bingung mau jawab apa lagi.

"Woo!" panggilku. Orang itu -Woohyun- lagi-lagi menghentikan langkahnya tanpa berbalik. Aku berlari ke hadapannya. "Ada apa denganmu?"

Woohyun tidak menjawab. "Woo? Bicaralah! Aku sedang mengajakmu bicara."

"Minggir." usirnya.

"What happen to you? Am I'd something wrong?"

"Aku tidak punya waktu."

"Woo." kali ini aku menahan pergelangan tangannya. Aku melihat ada kilatan kemarahan di matanya membuatku agak sedikit takut. "What's wrong with you? Kau mendiamkan aku selama 3 hari tanpa sebab. Apa aku buat kesalahan?"

"Woo, kau punya mulut digunakan untuk bicara jangan hanya diam!"

Oke. Emosiku mulai tersulut namun cowok itu masih tetap diam tanpa ekspresi. "Kau menjauh dariku, karena apa?" dan yang kedua ini butiran air mengalir di pipiku.

"Oke. Jika itu mau mu, aku juga akan menjauh." kepalan tanganku terlepas dari pergelangan tangannya. "Terima kasih."

Aku berbalik, namun Woohyun sama sekali tidak mengejarku. Ada apa? Apa kesalahanku? Langkahku terhenti melihat Edi sedang bersandar di kap mobil dengan tidak memakai apa-apa. Aku melihat sekeliling banyak mahasiswi memperhatikan Edi dan ada juga yang sembunyi-sembunyi memotret cowok itu. Ku putuskan untuk keluar namun tidak menganggap Edi itu ada di sana.

"Fanny!"

Sial! Edi menghampiriku. "Ayo! Aku udah nunggu lama banget. Kamu ke mana aja sih?"

Aku melihat sekililing. Astaga! Aku dan Edi kini menjadi pusat perhatian. Bagaimana kalau terjadi sesuatu? Seperti halnya waktu itu, atau lebih parah dari itu?

No One Who Understand Me [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang