Suara pintu terbuka. Muncullah sosok ayah yang baru kemarin aku temui. Dia datang dengan membawa dua paper bag yang aku tidak tahu isinya apa.
"Sepertinya ayah mengganggu." ujarnya menggunakan bahasa Korea.
"Ah, tidak paman." Woohyun bangkit dari kursi lalu mempersilahkan ayah duduk.
"Terima kasih."
Ayah menatapku. "Kamu udah mendingan?" tanya ayah.
"Udah, yah."
"Syukurlah. Ayah seneng dengernya."
Aku tersenyum kaku. Masih belum terbiasa dengan kehadiran ayah. Aku juga masih belum menerima ayah.
Woohyun yang tadinya berdiri, ia duduk di kursi kanan ranjang ku.
"Kau Nam Woohyun? Mantan member Infinite, benar?" tanya ayah pada Woohyun.
"Iya paman."
"Aku harap, ini yang terbaik untukmu. Bahagiakan putri kesayanganku. Aku percayakan putriku padamu. Tolong jaga dia baik-baik."
"Baik paman. Aku akan menjaganya tanpa harus disuruh. Aku sangat menyayanginya lebih dari apapun. Akan ku lakukan untuknya, meskipun aku harus hancur."
Ayah tersenyum. Dia beralih menatapku. "Jangan ninggalin ayah, ya. Tolong kasih ayah kesempatan buat perbaiki semuanya. Ayah tau kesalahan ayah fatal, tapi ayah akan perbaiki. Tolong kamu terima ayah, ya?"
Baiklah. Aku akan mencoba memberikan ayah kesempatan.
Sepanjang hari ini, aku banyak tertawa. Entah itu karena Woohyun dan papa. Woohyun menceritakan bagaimana susahnya menjadi seorang trainee di agensinya. Dia bilang, hanya orang-orang yang bertekad kuat dan bermental baja saja yang bisa bertahan menjadi trainee. Woohyun termasuk.
Apa dia sedang memamerkan dirinya? Cih! Bisa-bisanya dia.
• • •
Hari mulai larut. Ayah pamit pulang karena ada kerjaan yang harus ia kerjakan. Tadi saja sambil berbincang ia juga sambil mengerjakan pekerjaannya.
"Woohyun. Jaga dia ya. Jangan lalai lagi seperti waktu itu. Tidak akan ku restukan kalian berdua." ujar ayah becanda.
"Tidak akan. Aku terus di sini menjaganya. Lagian, aku akan kembali ke rumah bersama dengannya nanti."
Ayah tersenyum. "Sayang, ayah pulang, ya. Kamu harus sembuh. Nanti ayah ngajak kamu jalan-jalan keliling Korea. Gimana?"
"Ya maulah, ayah!!" seruku antusias.
"Makanya cepet sembuh, oke?"
Aku mengangguk cepat. Lalu, ayah keluar dari ruangan.
Woohyun duduk dipinggir ranjang ku. Ia menyuruhku geser ke kanan.
"Tidak. Badanmu besar, Woo."
"Aku ingin tidur di sini. Badanku remuk tidur di sofa."
"Ya sudah pulang saja ke rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
No One Who Understand Me [Revisi]
Teen FictionSeorang gadis remaja mempunyai jalan hidup yang sulit. Hidupnya di penuhi oleh kebencian dan kesedihan. Dia di anggap lemah oleh semua orang. Tidak hanya itu, ia kecewa oleh seseorang, seseorang yang ia percaya akan selalu bersamanya, menjaganya, da...