Part 18

1.9K 71 0
                                    

Jari-jari Edi memainkan nada terakhir sambil menatapku. Setelah itu, ia berkata, "Tau siapa penyanyi lagu ini?"

"Kyuhyun." cicitku pelan.

"Kita pernah dengerin lagu ini berdua sepulang kita dari makam keluarga lo. Dan sekarang gue nyanyiin lagu ini di depan lo." ujar Edi.

Keluarga... Seketika memori otakku terputar sekelebat kejadian masa lalu yang pahit dan manis, namun lebih banyak yang pahit daripada yang manis. Terputar jelas kejadian di mana ibu mengusirku dari rumah karena pulang terlalu larut, mengataiku dengan perkataan yang menusuk. Dan juga terputar di mana wajah mereka hanya terdapat di dalam sebuah bingkai foto.

Sedetik kemudian, aku menangis. Dada ku semakin sesak ketika bayang-bayang masa lalu terputar. Tanpa sadar, sebuah tubuh mendekapku erat hingga baju bagian dada yang ia pakai basah oleh air mataku.

Setelah lama menangis, aku tersadar dan melepaskan diri dari dekapannya. Ku seka kasar air mataku lalu berkata, "Maaf, baju kamu basah gara-gara air mataku."

"Gak apa-apa. Harusnya gue yang minta maaf, gue ingetin lo sama keluarga lo lagi."

"Sebenarnya, ada apa kamu bawa aku ke sini?"

"Pertanyaan yang sama."

Aku diam. Oh Tuhan, apa yang harus aku jawab? Iya atau tidak? Jika iya, aku takut hal yang sama terulang kembali. Dan aku tidak mau menjadi orang bodoh yang jatuh di lubang yang sama untuk kedua kalinya. Tapi jika tidak, perasaan ini semakin menyiksa.

"Gue tau ini brengsek tapi, bisa lo kasih gue satu kesempatan lagi buat memperbaiki semuanya. Gue janji, gue gak bakalan ninggalin lo lagi."

"Dan hubungan kita, gue bakal kasih tau ke publik biar siapapun yang ganggu lo harus berurusan dengan gue."

"Ed..." cicitku. "I'm confused. Kamu datang di saat aku pengen lupain kamu. Kenapa kamu kejam, Ed?"

"Kalau kayak gitu, tolong kasih gue kesempatan."

Aku menghiraukan ucapan Edi. Pikiranku masih kalut tentang keputusan apa yang harus ku tetapkan.

Edi bicara lagi dengan hembusan napas, "Kalau lo gak bisa jawab sekarang, gue bakal tunggu-"

"Yes." potongku. "I'll give you a second chance and I hope you can keep your promise."

Edi tersenyum. "I promise."

¤ ¤ ¤

Malam ini terasa sangat indah. Bintang bertaburan banyak sekali di langit, cahaya bulan begitu terang. Hembusan angin menerbang poni ku yang berterbangan. Apakah semua ini wujud kebahagianku? Aku tersenyum tatkala mengingat Edi bernyanyi untukku tadi. Sweet.

Magnet yang terpisah kembali bersatu, mengikat elektron yang kuat agar tidak terlepas lagi. Ku harap, hubungan kami seperti magnet itu.

Ponselku bergetar, Woohyun mengirim SMS padaku.

Ponselku bergetar, Woohyun mengirim SMS padaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
No One Who Understand Me [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang