Part 22

1.6K 56 0
                                    

Ruangan putih ini dipenuhi oleh 6 orang pria yang memiliki ketenaran luar biasa di luar sana. Mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Sungyeol dengan headphone dan game nya, L dan Hoya yang sedang bergosip ria, Sunggyu yang sedang menyanyikan sebuah lagu untukku, dan Woohyun... Dia tengah duduk dengan tatapan lurus ke arahku. Entahlah. Aku bingung dengannya.

"Kau ingin makan sesuatu?" tanya Sunggyu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau ingin makan sesuatu?" tanya Sunggyu.

"Tidak. Aku tidak lapar."

"Tapi, kau harus makan. Ini sudah waktunya kau makan. Aku belikan makanan ya?"

"Tidak u-"

Tiba-tiba Woohyun bangkit lalu keluar dari ruangan. Aneh. Ada apa dengannya?

"Kau ingin tidur?"

Aku menoleh ke Sunggyu lalu menganggukkan kepala. Dia membantuku berbaring dengan memencet tombol pada pinggir tempat tidur agar sandaran yang ku pakai tadi bergerak ke bawah sejajar. Sunggyu menarik selimut hingga dagu ku.

"Semoga kau cepat sembuh. Akan ku buatkan lagu untukmu."

"Untukku?"

"Iya." Sunggu mengelus pucuk rambutku lalu berkata, "Tidur yang nyenyak."

Aku tersenyum. Setelah itu, Sunggyu menyuruh member Infinite lainnya keluar dari ruangan dan segera bergegas ke dorm. Kini, ruangan kembali sepi.

Aku mengambil ponsel ku yang berada di atas nakas. Membuka galeri foto dan mengklik album 'Tom👦😙' menggeser satu persatu foto. Diam-diam memang aku sering mengabadikan adikku. Dia tampan, yang bisa bikin semua wanita jatuh hati pada pesonanya. Tom juga memiliki pribadi yang tegas namun penyayang. Aku masih ingat sebelum ia membenciku, kami sering jalan-jalan bersama tanpa sepengetahuan ibu. Kami tertawa bersama, seakan beban yang ku pikul sedikit terangkat.

Telunjukku berhenti menggeser pada sebuah foto, di mana aku mengambilnya saat makan di kafe kesukaan kita.

Telunjukku berhenti menggeser pada sebuah foto, di mana aku mengambilnya saat makan di kafe kesukaan kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat itu, kafe sedang ramai pelanggan yang mayoritas adalah siswi SMA. Waktu itu, Tom masih kelas 9 dan aku kelas 11. Ketika kita melangkah masuk ke dalam kafe, Tom langsung dikerubungi oleh para siswi itu. Aku terdesak-desak hingga lengan besar Tom mencengkram bahu ku erat lalu menerobos kerumunan tersebut.

No One Who Understand Me [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang