Hari sudah gelap dan mobil Woohyun sampai di depan rumahku pada pukul 8 malam.
"Thank you. I'm so happy today."
"Sama-sama."
"Bye! Take care."
Aku membuka pintu mobil namun Woohyun menahan pergelangan tanganku. Aku menoleh ke arahnya.
"Good night. Sleep tight, ne?"
Aku tersenyum lalu mengangguk. Setelah itu, aku keluar dari mobil. Aku melambaikan tangan pada Woohyun, begitupula dengan Woohyun. Mobil Woohyun melaju meninggalkan perkarangan rumahku.
Aku duduk di tepi kasur sambil menatap sebuah foto sepasang kekasih menggantung di tali. Hari ini aku lupa ada janji dengannya. Aku memejamkan mata lalu menghembuskan napas. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Ponselku berbunyi, tertera nama Edi dalam panggilan masuk.
"Halo?"
"Gue udah nunggu lo lama tapi gak dateng. Kenapa? Apa perasaan lo udah berubah?"
"Aku ada urusan, maaf gak ngabarin."
Terdengar helaan napas dari sana. "Gue tidur duluan, good night."
Sambungan terputus. Aku meletakkan ponsel di meja nakas. Ku rebahkan tubuh kasur lalu memejamkan mata dan masuk ke alam mimpi.
• • •
Aku melangkahkan kaki di gedung kampus menuju kelas. Namun, aku merasa para mahasiswa di sini membicarakanku, atau hanya perasaanku saja? Aku membuka lokerku, terdapat banyak tumpukan sampah hingga berserakan di lantai. Oh, siapa yang melakukan ini? Aku kumpulkan semua sampah itu dan aku buang ke tempat sampah. Tiba-tiba sebuah tangan menahan pergelanganku. Sontak aku langsung mendongak dan terkejut.
"Siapa yang melakukan semua ini? Jawab!"
Semua orang yang berada di sekitar langsung diam dan ketakutan. Cengkraman tangan Edi membuat bekas kemerahan di pergelangan tanganku.
"Tidak ada yang mengaku? Apa mulut kalian bisu? Siapa yang menaruh sampah di loker Fanny?"
"Edi, udah cukup."
"Tapi, gue gak bisa ngeliat lo di giniin."
"I'm okay."
"No, you're not okay. Mereka kalau ada masalah sama lo ya ngomong langsung aja, jangan kayak gini."
Aku lebih memilih mengatupkan bibir. Edi membubarkan semua orang karena tidak ada satupun dari mereka yang menjawab pertanyaannya.
Kami menyelesaikan membuang sampah lalu aku segera pergi ke kelas tanpa menghiraukan Edi.
Sesampainya di kelas, aku melihat Woohyun sedang membaca buku. Ku hampiri dia lalu mengeluarkan buku juga. Dia seperti tidak menyadari kehadiranku karena terlalu serius membaca. Aku menghela napas lalu membuka halaman buku.
• • •
Pulang kuliah aku melihat Edi di parkiran sambil bersandar pada kap mobil. Ku putuskan untuk mengambil jalan lain namun cowok itu memanggilku. Ku hentikan langkahku lalu berdecak.
KAMU SEDANG MEMBACA
No One Who Understand Me [Revisi]
Teen FictionSeorang gadis remaja mempunyai jalan hidup yang sulit. Hidupnya di penuhi oleh kebencian dan kesedihan. Dia di anggap lemah oleh semua orang. Tidak hanya itu, ia kecewa oleh seseorang, seseorang yang ia percaya akan selalu bersamanya, menjaganya, da...