Setelah kejadian dua hari yang lalu itu, aku sekarang ada di rumah sakit dengan banyak peralatan medis di sekujur tubuhku. Aku seperti orang yang tidak berdaya. Dan sudah dua hari juga Woohyun menjaga ku. Aku khawatir dengan pekerjaannya sebagai idol. Pasti dia akan dipecat karena melanggar peraturan agensi.
Aku mendesah berat. Seharusnya aku tidak usah mengenalnya. Saat menabraknya waktu, seharusnya aku tidak menanyakan namanya. Seharusnya aku tidak... Argh!!
Seseorang masuk ke dalam. Ternyata itu Sungyeol. Tumben?
"Bagaimana kondisimu?"
"A-aku baik."
Dia meletakkan sekantung buah naga kesukaanku lalu duduk di kursi sebelah ranjang ku. Setelah itu, dia hanya diam sambil melamun yang entah sedang memikirkan apa. Aku pun agak canggung saat bersamanya. Aura yang dia pancarkan sangat negatif bagiku. Bukan mengatai Sungyeol orang jahat hanya saja benar-benar sangat menakutkan jika ia berada di dekatku.
"Fanny-ssi."
"Ya?"
Dia menghembuskan napas berat. "Aku harap kau tidak akan menyesal ataupun marah pada dirimu sendiri."
Aku bergumam dalam hati, 'baru saja aku menyesali sesuatu.'
"Woohyun hyung, dia dipecat oleh agensi."
Kekhawatiran ku pun akhirnya terjadi. Aku diam entah harus berkata apa. Karena ulahku lagi seseorang kehilangan pekerjaannya.
"Woohyun hyung bertengkar dengan manajer kemarin. Dia tidak ingin memutuskan hubungannya denganmu. Tentu itu dilarang oleh agensiku, namun dia tetap keras kepala. Akhirnya dia langsung dipecat karena melanggar peraturan. Kau tahu? Sulit sekali mempertahankan Infinite yang sudah lama berdiri. Kerja keras kami rasanya sia-sia karena masalah ini."
Perasaan bersalah makin merasuki jiwaku. Aku hendak menangis namun ku tahan.
"Maaf. Seharusnya aku lebih ketat mengawalmu. Kami sangat membutuhkan Woohyun hyung tapi kami tidak bisa apa-apa karena itu keputusan agensi."
"Tidak perlu minta maaf. Itu bukan salahmu"
"Dan... Seharusnya juga aku sudah menjauhkan kalian."
Aku tercekat mendengarnya. Menjauhkan ku? Kenapa?
"Kau benalu. Kau membuat impian kami hancur ditengah-tengah. Disaat grup kami sudah naik daun, kau datang tiba-tiba menghancurkannya. Seharusnya aku tidak membiarkan kalian dekat."
Sungyeol melihat jam tangannya. "Aku harus pergi. Buah-buahan tadi bukan dari aku, tapi dari Woohyun hyung."
Sungyeol pun pergi. Sesak sekali dadaku. Aku... Penyebab semua masalah ini. Kenapa harus aku? Aku bodoh! Benar kata Sungyeol. Seharusnya aku tidak dekat dengannya. Karena aku, popularitas Infinite turun drastis. Karena aku, Woohyun dipecat. Karena aku, saham agensinya turun drastis.
Aku kesal, tentu saja. Bukan kepada Sungyeol melainkan pada diriku sendiri. Seketika emosiku memuncak. Aku melepas paksa selang infus dan alat bantu pernapasan. Aku harus mati. Tidak ada gunanya lagi hidup. Tidak. Aku benar-benar harus musnah.
Nafas ku sedikit tersengal-sengal. Perlahan aku berdiri di dekat jendela kamar rumah sakit, lalu menaikkan satu kaki dan diikuti sebelah lagi. Angin dingin menerpaku. Aku memejamkan mata, menyakinkan diriku untuk mati. Semua harus ku akhiri sekarang.
Aku terhuyung ke depan. Tubuhku rasanya melayang seperti terhempas begitu saja. Sedetik kemudian, aku tidak sadarkan diri. Entah aku berhasil mati atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
No One Who Understand Me [Revisi]
Teen FictionSeorang gadis remaja mempunyai jalan hidup yang sulit. Hidupnya di penuhi oleh kebencian dan kesedihan. Dia di anggap lemah oleh semua orang. Tidak hanya itu, ia kecewa oleh seseorang, seseorang yang ia percaya akan selalu bersamanya, menjaganya, da...