Haiiii...
Gue kembali lagi nihh dengan Kenia Avara. Gue sedih ni btw. Kenapa coba cuman gue doank yang setia update Kenia Avara? Kalian gak setia ya baca Kenia Avara? Apa gue hapus aja ya ni cerita? Abisnya kayaknya ga seru jugaa 😥
***-Kenia's POV-
Aku masih berada di sekolah. Ini jam istirahat. Banyak murid yang berlalu lalang membawa jajanan mereka. Begitu juga denganku. Aku dan Fita habis dari kantin. Kami membeli sebuah es krim. Aku menjilati es krim milikku. Rasanya lezat sekali. Aku tersenyum bahagia.
"KENIA!" Teriak seseorang dari belakang
Teriakannya sangat keras. Aku bisa mendengarnya. Sangat jelas. Aku berbalik badan. Aku tersentak saat melihat Kevin yang berada di belakang. Aku masih tak percaya. Beberapa murid memperhatikan kami.
Kevin melangkah mendekatiku. Semakin dekat aku bisa mengetahui bahwa ia sedang marah. Tatapan matanya menyilatkan kemarahan. Rahangnya mengeras. Aku tak tahu apa yang terjadi. Selembar kertas ada dalam genggamannya. Aku tak tahu kertas apa itu dan isinya.
Kevin hanya menyisakan beberapa langkah. Aku takut. Aku takut dia membentakku. Kevin masih diam. Tak bergeming. Namun, raut wajahnya sangat jelas menunjukkan kemarahan. Matanya berapi-api.
Murid-murid menggelilingi kami. Tiba-tiba ia bertepuk tangan sangat keras. Aku menatapnya dengan tatapan aneh sekaligus bingung. Apa yang terjadi pada pemuda ini? Dia sedang tidak gila kan?
"Kev, lo kenapa?" Tanyaku masih dengan nada yang tenang
Dia menyudahi bertepuk tangan. Kertas yang sedari dipegangnya diangkatnya ke atas dan berhenti tepat di depan wajahku. Aku masih menatapnya.
"Lo liat ini!" Bentaknya di depan wajahku
Aku menutup mataku. Takut menatapnya. Ia benar-benar emosi. Beberapa siswa menggeleng-gelengkan kepalanya dan ada juga yang berbisik-bisik. Aku membuka mataku kembali dan melihat dada Kevin yang naik turun.
"Ini surat peringatan lo."
"Surat peringatan?" Tanyaku tak mengerti
Surat peringatan? Dalam hal apa? Memangnya aku berbuat apa? Aku tidak melanggar aturan sekolah. Sama sekali tidak melanggarnya.
"Lo diskors 3 hari akibat ulah lo."
Suaranya meninggi. Aku menahan air mataku agar tidak tumpah. Berapa kali aku harus mengatakan padanya bahwa aku takut bentakan. Aku takut amarah.
Aku berusaha terlihat santai di hadapannya. Diriku sama sekali tidak boleh terlihat lemah. Sama sekali. Aku yakin jika aku menangis, Kevin pasti akan menertawaiku. Aku menggigit bibir bawahku sampai berdarah.
"Gue gak nyangka atas perbuatan lo. Lo udah buat anak orang menderita. Ngapain aja lo di sekolah? Ha?"
"Gue udah mati-matian kerja buat lo. Cari duit buat sekolah lo. Tapi ini kelakuan lo? Lo brutal. Susah diatur." Bentak Kevin di depan semua orang
Aku benar-benar malu. Kevin telah mempermalukanku di depan semua teman-teman dan adik kelasku. Mau taro dimana mukaku?
Kevin keterlaluan. Ia sungguh kejam. Apa ia tak memikirkan perasaanku sedikit saja? Aku yakin semakin banyak cemoohan orang untukku.
Aku menggelengkan kepalaku kuat-kuat. Aku menarik nafas berkali-kali. Mengusir rasa ketakutan dan kesedihanku.
Orang yang kusuka dan kucintai membentakku. Mempermalukanku di depan banyak orang. Aku benar-benar seperti tak memiliki harga diri sekarang.
Aku harus bisa melawannya. Aku tak boleh lemah. Baru saja aku ingin berbicara, ia sudah lebih dulu melemparkan kertas itu dihadapanku. Kertas itu pun terbang mengikuti arah angin. Aku membuka mulutku. Namun kemudian...
KAMU SEDANG MEMBACA
keni(A)vara
Teen FictionSeorang gadis mungil, penyuka senyuman, dan orang terapuh yang pernah ditemui Kevin di sebuah kafe. Dia Kenia Avara. Perempuan yang terlalu berani untuk mengambil sebuah keputusan, dan tak pernah memikirkan segala resiko yang dihadapinya.