KA (18)

111 13 1
                                    

Aku membuka mataku. Menyibakkan selimut yang menutupi tubuhku. Tanganku meraba-raba meja kecil yang berada di sebelah tempat tidurku. Tanganku menangkap benda yang kucari. Tanpa melihatnya, aku segera memencet sebuah tombol.

Tit.

Itu bunyi ac kamarku. Aku menoleh kok Ac-nya tidak mati. Padahal kan aku sudah mematikannya. Aku merasakan suhunya bertambah dingin.

Aku menaruh benda itu kembali ke tempatnya. Aku benar-benar membuka mataku. Tanganku mengacak rambutku frustasi.

"Baiklah."

Aku duduk di ranjangku. Aku kembali meraih benda itu dan melihat tombol yang kupencet. Akhirnya Ac-nya mati juga.

Aku masih berusaha untuk menghilangkan kantukku. Aku ingat hari ini hari sabtu. Bukan hari untuk mendengarkan ceramahan dari guru-guru yang killer. Aku tersenyum. Aku baru mengingatnya.

Tanpa fikir panjang, aku menjatuhkan tubuhku kembali ke tempat tidur. Memejamkan mataku. Ah. Tiba-tiba ketukan pintu terdengar di telingaku.

"Huh. Bisakah aku tidur dengan tenang, tanpa gangguan apapun itu?" Gumamku

Aku kembali membuka selimutku. Belum kujawab ketukan pintu itu, pintunya sudah terbuka. Gadis mungil dengan piyama yang masih melekat di tubuhnya.

"Aca, aku masih mau tidur." Ucapku

Gadis itu sepertinya tak menuruti permintaanku. Ia malah menggoyang-goyangkan tubuhku. Hal itu membuatku tidak bisa tidur.

Aku menutup wajahku dengan bantal. Tetapi gadis itu menariknya dan melemparkan bantalku dengan asal. Aku memandangi gadis itu.

"Apasih ca? Kamu tahu, kamu telah mengganggu acara tidur aku."

"Kak Ken, aku pengen berenang."

Aku menghela nafas. Berusaha sabar menghadapi gadis satu ini. Aca memang keras kepala. Aku yakin ini tidak akan berhasil. Aca akan terus menggangguku. Ah tapi mencoba, bukan masalah kan?

"Aca kan ada Kevin sama Dina. Emang mereka nggak bisa nemenin kamu? Kenapa harus aku, ca?"

Dina memang sedang menginap disini untuk beberapa hari. Aca yang memaksa Dina untuk menginap di rumah ini dengan alasan Dina kan masih sakit jadi kalau sendiri nggak ada yang ngurusin.

Ia merengek padaku sambil menggoyang-goyangkan tubuhku, "Mereka nggak keliatan kak."

Aku bangkit berdiri. Baiklah aku mengalah. Terbukti sudah kata-kataku gadis ini memang keras kepala. Ia tersenyum dengan wajah berbinar.

Aku hanya tersenyum miris. Aku masih mengantuk sekali. Ini kan hari sabtu. Hari kebebasanku dari seluruh beban pelajaran.

"Tapi aku sedang malas berenang, ca."

"Nggak papa. Kakak duduk di tepi kolam renang aja. Yang penting ada yang nemenin aku."

Aku hanya bisa mengangguk. Senyuman gadis itu semakin lebar. Ia bersorak kegirangan. Aku menyuruhnya untuk berganti baju. Ia pun keluar dari kamarku. Aku menghembuskan nafasku. Aku tersenyum senang.

Akhirnya, gadis itu pergi. Takkan ada yang mengganggu acara tidurku. Aku berjalan dan menghempaskan tubuhku di tempat tidur. Aku mulai memejamkan mataku. Namun, sedetik kemudian...

"KAK KEN JANGAN TIDUR LAGI!!!"

Alhasil, aku pun bangkit dari tempat tidurku. Aku terkejut setengah mati karena teriakan itu. Kantukku langsung hilang seketika. Aku menatap pintu kamarku. Tak ada gadis itu lagi.

Kali ini, aku tak kembali tidur. Aku melangkah mengarah ke lemariku. Aku mengambil baju santaiku. Kakiku melangkah menuju kamar mandi. Tanganku mengguyur tubuhku dengan air. Aku menikmati mandi pagiku. Tak lupa, aku menyikat gigiku.

keni(A)varaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang