"APA???!!!"
Aku membeku seketika. Tubuhku terasa lemas. Tenagaku seakan menguap begitu saja tanpa permisi terlebih dahulu padaku. Aku menjadi kesulitan bernafas. Dadaku terasa sesak. Kepalaku menggeleng kuat.
Tidak mungkin. Tidak mungkin sama sekali. Tujuh tahun lamanya aku menanti. Tujuh tahun. Apa ini balasan yang kudapat? Apa ini cinta yang kudapat?
Aku menggebrak meja kerjaku membuat Radit terlonjak kaget. Aku menggepalkan tanganku sampai kuku jariku memutih. Ini tidak mungkin.
Aku tidak percaya dengan omongannya. Aku sudah menunggunya. Aku sudah menantinya. Aku sudah menahan rasa rindu yang amat mendalam ini.
Apa ini yang seharusnya kudapat atas perbuatanku selama ini? Dimana cinta Kenia padaku? Apa gadis itu memang benar-benar membenciku? Apa ia sudah membuang perasaan yang dulu ia pendam?
Aku tak bisa hidup tanpanya. 7 tahun, aku menderita. Dan sekarang aku tambah menderita lagi. Gadis itu telah menjalin asmara dengan laki-laki lain. Kenia telah jatuh ke pelukan laki-laki lain. Aku tahu dia gadis yang baik dan pantas mendapatkan ini. Aku tahu di mata lelaki ia pasti terlihat sempurna.
Apa perasaan Kenia padaku hanya perasaan sesaat saja? Apa perasaan Kenia padaku hanya sekedar mengagumiku? Terus untuk apa aku menunggunya? Apa ini yang dinamakan perjuangan dari sebuah kata cinta? Aku menundukkan kepalaku. Rasanya kepalaku berdenyut hebat.
Tiba-tiba aku mendengar suara tawa Radit yang sangat keras. Aku mendongak. Menatapnya yang tengah tertawa puas.
"Lo apa-apaan sih dit? Lo nggak kasihan gitu liat gue?"
Ia masih tertawa, "RADIT!!!" Teriakku dan berhasil membuatnya perlahan memberhentikan tawa
"Lo percaya sama kata-kata gue?"
Aku sukses terkejut. Jangan bilang kalau dia berbohong. Jangan bilang kalau Radit sebenarnya bercanda. Aku sudah kacau setengah mati mendengar kabar itu.
"Kenia masih jomblo kali. Dia masih nungguin lo." Ucap Radit yang sukses membuatku terkejut (lagi)
Aku terdiam. Berusaha mencerna kata-kata yang baru saja Radit ucapkan. Otakku belum berjalan lancar karena mendengar berita tadi yang mengatakan bahwa Kenia akan menikah.
Kenia? Kenia masih menungguku? Apa itu mungkin? Hatinya masih kosong? Apa aku yang masih mengisi hatinya? Radit menyerahkan sebuah amplop padaku.
"Lagian kalau Kenia nikah, dia juga maunya cuman sama lo. Gue selama ini masih tetap berhubungan sama Kenia. Tapi dia nggak pernah mau memberi tahu alamat dia tinggal."
"Dan sekarang anak buah lo udah dapet lokasi Kenia berada. Tepatnya di dalam amplop itu lokasinya."
Aku terbelak. Tanpa berfikir panjang, aku langsung meraih amplop itu dari tangan Radit. Aku tak membukanya secara perlahan. Aku langsung menyobek ujungnya. Dan selembar kertas ada di dalamnya. Aku membaca alamatnya. Aku sedikit tersentak.
Jadi selama ini Kenia tinggal di Amerika? Gadis itu tinggal beribu-ribu kilometer dariku. Aku langsung menghubungi seorang anak buahku untuk ke ruanganku.
Tak lama kemudian, aku mendapati seorang anak buahku memasuki ruanganku. Aku tersenyum. Senyum tulus yang pertama kali kutunjukkan pada anak buahku kecuali Radit.
"Tinggalkan semua tugas kamu. Tugas kamu sekarang adalah pesan sebuah penerbangan ke Amerika sekarang. Penerbangan paling cepat untuk hari ini. Dan sebuah kamar hotel." Ucapku dengan tegas
Anak buahku langsung mengangguk dan meninggalkan aku sama Radit. Radit melongo. Aku tersenyum pada pemuda itu.
"Gue mau lo wakilin semua meeting gue selama 1 sampai 2 minggu ini." Ucapku sambil beranjak berdiri dan berjalan ke arah pintu
KAMU SEDANG MEMBACA
keni(A)vara
Novela JuvenilSeorang gadis mungil, penyuka senyuman, dan orang terapuh yang pernah ditemui Kevin di sebuah kafe. Dia Kenia Avara. Perempuan yang terlalu berani untuk mengambil sebuah keputusan, dan tak pernah memikirkan segala resiko yang dihadapinya.