KA (16)

81 8 0
                                    

Haiiii!!! Gimana seru gak? Gantung gak akhirnya di part 16? Gue sebenernya tuh bingung. Ini cerita seru apa kagak. Biarin aja lah yaa!!! Biarkan TM berkarya, hahahahaha....

***

-Kevin's POV-

"Lo sendiri, apa lo masih bener-bener cinta sama Dina setelah dia ninggalin lo selama 2 tahun?"

Jleb

Pertanyaan dari Kenia membuat aku terdiam seribu bahasa. Aku memang mengakui jika aku masih mencintai Dina. Namun, ada yang terasa berbeda.

Bukan Dina yang berbeda. Tetapi perasaanku pada Dina yang sudah berbeda. Aku tak terlalu protektif seperti dulu. Aku juga tidak terlalu mementingkan Dina.

Ada perempuan lain yang telah mengambil perhatianku. Aku belum yakin dengan perasaan yang kurasakan sekarang. Aku juga sudah mulai terbiasa dengan ketidakhadiran Dina dalam hidupku.

Dulu ditinggal seminggu saja hidupku rasanya tak berguna. Aku bisa uring-uringan di kamar tanpa melakukan apapun.

Tetapi sekarang? Aku sudah terbiasa. Gadis itu telah meninggalkanku. Aku memejamkan mataku. Lidahku kelu untuk menjawab pertanyaan gadis itu.

"Gue juga nggak terlalu yakin. Lo bayangin 2 tahun dia ninggalin gue dan setahun tanpa kabar."

Aku membuka mataku setelah menjawab pertanyaan. Kenia sepertinya tidak ingin menggubris jawabanku. Gadis itu tampak berfikir.

"Gimana kalau kita jalan aja."

"Maksud lo?"

"Gue gamau galau-galauan. Jadi lebih baik kita jalan-jalan sekalian ngilangin stress."

Aku tersenyum mendengar penuturan gadis itu. Sepertinya hal itu boleh juga untuk dilakukan. Paling tidak untuk sehari saja melupakan semua beban.
Aku mengangguk, tanda bahwa aku menyutujui idenya.

Raut wajah gadis itu tampak sangat gembira. Ia bersorak-sorak. Aku tak bisa membohongi bahwa diriku juga ikut bahagia melihat gadis itu bergembira. Aku memandangi tangannya yang diperban.

"Tangan lo?"

"Udah tenang aja. Kan masih ada tangan yang satu lagi." Ucapnya sambil tertawa

"Oke. Sekarang lo ganti baju. Kita akan jalan-jalan."

Gadis itu mengangguk. Ia pergi meninggalkanku. Aku juga pergi ke kamarku. Mengganti bajuku dengan pakaian santai.

Jujur, aku belum tahu kemana kami akan pergi. Tapi pergi tanpa tahu arah tujuan lebih asyik. 15 menit kemudian, kami sudah siap untuk berangkat jalan-jalan.

Aku menatap Kenia yang sudah berdiri di depanku. Ia terlihat lucu dengan jumpsuit merah yang melekat di tubuhnya. Ditambah lagi dengan bando bewarna pink di rambutnya. Aku meraih tangan gadis itu. Kami pun menuju mobil. Aku membuka kunci mobilku. Gadis itu langsung masuk ke mobil tanpa basa-basi. Tak membutuhkan waktu lama untukku membuat mobil camry bewarna silver ini pergi meninggalkan kawasan rumah.

Kenia menyalakan radio keras-keras. Gadis itu menikmati musik yang tengah diputar oleh salah satu stasiun radio.

"Kita mau kemana?"

Kenia diam. Ia tak menjawab. Sesaat kemudian ia berkata, "Kita ke pantai yuk! Aku udah lama gak ke sana."

Aku mengangguk. Usul Kenia boleh juga. Aku sudah lama tidak ke pantai. Bahkan selama kuliah, aku belum pernah ke pantai. Aku membelokkan mobilku. Rumahku dengan pantai memang tak terlalu jauh. Aca beberapa kali mengajakku tapi aku selalu menolaknya.

keni(A)varaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang