Kringgg....
Bel pulang sekolah berbunyi sedemikian kerasnya. Aku terkejut akibat hal itu. Bulpen yang kugenggam hampir saja terlempar. Guru yang berada di depan menghentikan aktivitasnya. Ia telah selesai menulis 10 soal tentang kimia. Huh. Aku yakin pasti ini akan dijadikan pekerjaan sekolah olehnya.
Guru itu berbalik badan dan tersenyum kepada anak muridnya. Baru hari pertama saja sudah ada pr. Aku menuliskan soal-soal yang belum kukerjakan. Cukup banyak juga yang belum kukerjakan. Setiap satu nomor saja jawabannya bisa 8 baris.
Telingaku menangkap suara kekesalan Fita. Kini, aku duduk sebangku dengannya.
"Gue masih nomor 2 lagi."
Aku hanya tersenyum tipis. Aku memasukkan bulpenku ke dalam kotak pensil. Aku merapikan buku-bukuku dan memasukkannya ke dalam tas.
Ketua kelasku sudah berdiri untuk mempersiapkan kami. 5 menit kemudian, guru kimia itu pun keluar. Aku mengikuti langkahnya saat keluar kelas. Aku berjalan dengan Fita. Langkahku terhenti saat melihat Aca yang berdiri tak jauh dari kelasku.
"Aca." Teriakku
Hal itu membuat Aca menoleh. Aku mengisyaratkan agar ia kesini. Gadis itu berjalan menghampiriku.
"Kak Ken, kak Kevin udah nungguin di parkiran kak."
"Ok."
Aku menatap Fita yang sibuk dengan handphonenya, "Fit, gue balik duluan ya."
Fita mengalihkan pandangan matanya dari layar handphonenya. Gadis itu tersenyum padaku. Kepalanya mengangguk. Hal itu membuat ikatan kudanya bergoyang-goyang.
"Iya. Gue juga mau pulang. Supir gue udah jemput."
"Ok bye. See you tomorrow."
Aku melambaikan tanganku pada Fita. Aca menggandeng tanganku. Kami menuju parkiran mobil. Mataku melihat sebuah mobil camry bewarna silver terparkir disana. Aca memilih untuk duduk di belakang. Terpaksa, aku pun yang duduk di depan.
Kevin terlihat lebih tampan dengan balutan kemeja casual yang tampak pas di tubuhnya.
"Gimana hari pertama lo?"
"Baik."
"Dapet temen?" Tanyanya dengan nada yang sedikit diremehkan dan satu alis yang terangkat
"Dapetlah. Lo kira gue gak bisa bergaul." Ucapku dengan bangga
Huh. Kamu kira aku tidak bisa bergaul? Kamu salah. Buktinya saja aku sebelum masuk sekolah, aku sudah mendapatkan teman.
Aku bisa merasakan mobil camry ini berjalan. Kami sudah meninggalkan area sekolah. Kevin membawa mobil dengan tenang. Tidak terlalu cepat. Tidak terlalu lambat.
Sesekali, aku melirik Kevin yang membawa mobil. Sementara, Aca terus sibuk dengan handphonenya. Bahkan ia suka tertawa sendiri. Entah apa yang terjadi dengan anak itu, aku pun tak tahu.
Sekitar setengah jam kemudian, kami sampai di rumah. Kevin memarkirkan mobilnya di garasi. Aku pun turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah.
***
Aku masih berkutat dengan soal-soal kimiaku. Angin malam menemani kesendirianku. Aku memilih untuk mengerjakan pr-ku di balkon lantai dua.
Mataku membaca ulang catatan kimia yang kucatat. Aduh susah banget ini pr. Aku menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal. Aku baru mengerjakan 5 nomor. Berarti tinggal 5 nomor lagi. Bahaya nih. Aku harus cari jawaban ke siapa?
Tiba-tiba konsentrasiku buyar karena suara gitar yang kencang. Aku berdiri. Aku berjalan sambil menghentak-hentakkan kakiku. Ini suara siapa sih? Berisik banget. Gak tahu apa orang lagi mikir?

KAMU SEDANG MEMBACA
keni(A)vara
Teen FictionSeorang gadis mungil, penyuka senyuman, dan orang terapuh yang pernah ditemui Kevin di sebuah kafe. Dia Kenia Avara. Perempuan yang terlalu berani untuk mengambil sebuah keputusan, dan tak pernah memikirkan segala resiko yang dihadapinya.