HAII!! kayaknya gue udah lama ya nggak update Kenia Avara lagii.. Maafkan daku yaassh!! Btw, di part ini kalau kalian cermat pasti kalian akan tau sesuatu.. Happy readingg guyss!!!
***-Kevin's POV-
14 oktober
Aku membuka mataku ketika alarm handphoneku berbunyi. Mataku melirik jam dinding kamarku. Ini jam 2 siang.
Ya ampun handphone, kenapa berbunyi saat jam 2 siang sih. Bukannya aku memasang alarm setiap jam 7 pagi. Aduh. Sepertinya ada yang salah dengan handphoneku.
Aku meraih handphoneku yang tergeletak di nakas dekat tempat tidurku. Benda itu masih terus berbunyi. Tenyata itu bukan alarm seperti biasa. Itu alarm yang menandakan seseorang tengah berulang tahun hari ini.
Kenia's Birthday
Itulah 2 kata yang tertera di layar handphoneku. Tanpa basa dan basi aku langsung berdiri dari tempat tidurku. Kakiku melangkah keluar. Aku melihat kamar Kenia yang terbuka lebar. Tak ada seorang pun di dalam.
Aku beralih ke kamar lain. Aku membuka pintu kamar Aca. Kalau adikku itu mah nggak usah diketok. Kerajinan. Ia mengomeliku saat aku berbaring di tempat tidurnya.
"Kak Kevin!!!! Tempat tidurnya berantakan lagi. Udah capek beresinnya tahu." Omelnya sambil menarik tanganku menjauh dari tempat tidurnya
Aku bangkit dan duduk di tempat tidurnya. Kekesalan masih terbaca di raut wajahnya. Ia mengurucutkan bibirnya membuatku gemas. Aku mencubit kedua pipinya dengan keras karena gemas.
"KAK KEVIN!!!" Teriak Aca tepat di depan mukaku
Aku tertawa terbahak-bahak. Ia memegangi kedua pipinya sambil cemberut ke arahku.
"Untung nih pipi belum jadi bakpau." Gerutunya sambil terus mengelus pipinya yang memerah
"Pipi kamu sebelas dua belas kali sama bakpau."
Ia memelototiku. Memukuli punggungku secara bertubi-tubi. Aku meminta ampun padanya. Tetapi ia sepertinya tidak menerima permintaan maafku. Aca terus memukuli punggungku sampai ia puas. Ia berkacak pinggang di depanku.
"Sekarang keluar. Kak Kevin mah ganggu. Dasar tukang ganggu."
"Iya. Iya deh. Maap. Aku kesini mau bilang sesuatu."
"Nggak peduli. Aku nggak mau denger apa-apa. Cepetan keluar."
Aca berkata sambil menutup kedua telinganya dengan telapak tangannya, tanda ia tidak mau mendengarkanku. Ia berbalik badan. Tak mau berhadapan dengan wajahku. Sebuah ide terlintas di otakku. Aku pura-pura berjalan keluar dari kamarnya. Namun, saat di pintu kamarnya, aku tersenyum.
"Kalau soal Kenia gimana?"
Ternyata caraku cukup berhasil. Aca berlari dan menarik tanganku untuk kembali masuk ke dalam kamarnya. Ia menatapku dengan senyuman.
"Kak Kenia?"
"Iya. Aku mau buat surprise ke dia."
Aca terlihat mengerutkan dahinya, "Surprise? Kak Kenia ultah?"
"Iya."
Aca tersenyum lebar. Ia seperti mendukung penuh rencana ultah Kenia yang kubisikkan padanya. Ia tampak mengangguk, tanda bahwa ia setuju dengan semua rencanaku.
"Kebetulan kak, Kak Kenia kan lagi keluar. Jadi kita bisa siapin semuanya."
Aku mengangguk dan berhigh five dengan Aca. Kami pun keluar dari kamar. Aku memesan ojek online untuk membeli semua keperluan ulang tahun Kenia. Kami merencanakan akan merayakannya di kolam renang rumah. Aca memesan kue ulang tahun untuk Kenia. Kami sibuk dengan tugas kami.

KAMU SEDANG MEMBACA
keni(A)vara
Teen FictionSeorang gadis mungil, penyuka senyuman, dan orang terapuh yang pernah ditemui Kevin di sebuah kafe. Dia Kenia Avara. Perempuan yang terlalu berani untuk mengambil sebuah keputusan, dan tak pernah memikirkan segala resiko yang dihadapinya.