Aku mengambil salah satu dress yang kupunya. Aku mencobanya di cermin. Ah, kurang pas. Aku mengambil yang lainnya. Tapi tidak cocok juga. Sudah hampir semua dressku kucocokkan, namun belum ada yang pas menurutku.
Aku menatap tempat tidurku yang berisikan dress-dress yang kupunya. Bahkan beberapa ada yang sudah tergeletak di lantai. Aku menggaruk-garuk kepalaku. Aku harus memakai apa?
Oya, jadi begini kawan, Kevin mengajakku ke party ultah temennya. Kalau gak salah sih party temen deketnya pas SMA. Dan ini pertama kalinya Kevin mengajakku. Aku juga bingung kenapa ia tidak mengajak Dina dan malah mengajakku. Tapi tak apalah. Lumayan bisa ke party bareng Kevin. Karena ini yang pertama kalinya, aku tak ingin membuat Kevin malu ataupun kecewa dengan diriku.
Akhirnya aku mengambil salah satu dress yang tergeletak di tempat tidurku. Aku memang menyukai dress ini. Modelnya lucu. Bagian depannya tidak terlalu terbuka dan belakangnya sedikit terbuka. Bagian depan pendek dan bagian belakangnya panjang. Warnanya biru tua. Dress ini memang tidak berlengan dan juga panjangnya hanya sebatas lututku.
Aku pun mencoba dress itu. Untungnya masih muat kupakai. Aku kira tubuhku sudah bertambah gemuk karena seringnya aku mengemil akhir-akhir ini.
Aku pun mempoles sedikit bedak di wajahku, sedikit pemerah pipi, eye shadow, dan juga lipstick. Aku belajar make up dari video-video yang beredar di sosial media sekarang ini. Aku mencepol rambutku dengan rapi.
Tanganku mengambil clutch hitam yang kumiliki. Aku juga menjatuhkan pilihanku pada sepatu bewarna biru yang memiliki heels yang kira-kira tingginya 5 cm. Aku pun bercermin. Ternyata penampilanku cukup baik.
Aku pun berjalan ke luar. Huh. Di kamarku panas sekali. Aku melihat Aca dan Kevin yang tampak mengobrol di ruang tamu. Aku terpaku saat melihat Kevin yang menggunakan kemeja formal bewarna biru muda. Ia juga memakai celana ala anak muda zaman sekarang yang membuat ketampanannya bertambah berkali-kali lipat. Rambutnya juga ia sisir rapi.
Kevin ganteng sekali dirimu hari ini. Oksigen. Sepertinya aku membutuhkan hal itu sekarang. Aku tak kuat melihat Kevin yang sekarang sangat tampan.
Lagi-lagi Aca yang menyadari kehadiranku. Kevin segera berjalan ke arahku. Ia hanya menyisakan jarak yang sedikit di antara kami. Kevin menatapku dengan senyuman.
"You look so beautiful." Bisiknya tepat di telingaku
Dadaku langsung berdegup kencang. Aduh, Kevin aku kan jadi sulit bernafas sekarang. Kevin hanya tersenyum. Aku tak menduga pujian itu keluar dari bibirnya.
Aku yakin Kevin menyadari seratus persen apa yang dikatakannya. Ini pertama kali Kevin memujiku. Ini pertama kalinya ia mengajakku jalan ke sebuah party. Kevin. Cowok tampan yang kucintai. Kevin meraih tanganku kemudian menggenggamnya.
Aca terlihat senyum-senyum saat melihat Kevin menggandeng tanganku. Kevin mengisyaratkan pada Aca bahwa kami akan pergi. Aca hanya mengangguk-ngangguk.
Dan lagi-lagi Kevin menbuat jantungku seperti abis marathon. Kevin membukakan pintu mobilnya untukku. Ia juga tersenyum padaku. Ya ampun Kevin, kamu nggak tahu aku udah meleleh nih daritadi.
Aku duduk di mobilnya. Seperti biasa ia membawa mobil dengan tenang. Aku tak tahu dimana partynya akan digelar. Sama sekali tidak mengetahuinya. Kevin hanya berkata bahwa kalau ia akan mengajakku ke party temannya. Semoga semua baik-baik saja. Kevin menyetel musik kesukaanku. Kami sesekali curi-curi pandang.
Sekitar satu setengah jam duduk di mobil tanpa melakukan apapun, kami pun sampai. Ternyata itu pesta taman. Mobil-mobil dengan merk ternama berjejer rapi terparkir di tempat parkir yang sudah disediakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
keni(A)vara
Teen FictionSeorang gadis mungil, penyuka senyuman, dan orang terapuh yang pernah ditemui Kevin di sebuah kafe. Dia Kenia Avara. Perempuan yang terlalu berani untuk mengambil sebuah keputusan, dan tak pernah memikirkan segala resiko yang dihadapinya.