Haiiii... Kenia Avara kembalii... Gue seneng banget pas liat notif dan ada yang komen cerita abal ini seruuu 😀😀.. Aaa, thank youuu yaaa.. Gue mutusin buat nerusin cerita ini karena kasihan gue udah nulis cape2 sampe ending tapi dibiarin gitu ajaaa..
So, gue tetep nunggu vote and comments dari kaliannn yaaa 😀. Gue seneng banget kalau kalian ngerespon cerita ini. Maklum lah gue kan masi abal jadi ceritanya juga abal.. Wkwkwk.
***
-Kevin's POV-
Aca membawaku ke sebuah taman belakang rumahku. Ia duduk di ayunan. Aku mengikuti gerakannya. Duduk di ayunan. Sama seperti dirinya.
Entah kenapa adikku tiba-tiba berubah serius. Ia tak pernah seserius ini. Ia lebih suka bercanda. Aca menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kamu mau bicara apa?"
"Ini soal Kak Kenia."
Ah, aku malas mendengar nama gadis itu. Kenapa setiap pembicaraan haru ada namanya sih? Aku sedang malas berurusan yang menyangkut Kenia. Aku benar-benar kesal bercampur kecewa dengan gadis itu. Ia telah menghancurkan kepercayaanku. Aku tak menyangka gadis itu tega mencelakakan anak orang lain. Apa yang ada difikirannya kala itu?
"Aku malas dengannya."
Tapi sepertinya Aca tak ambil pusing dengan perkataanku barusan. Ia menarik nafas kemudian bercerita. Menceritakan tentang Kenia yang di bully.
Aku menggelengkan kepalaku. Aku belum sepenuhnya percaya dengan cerita Aca. Sampai akhirnya Aca berhenti bercerita.
Aku menggepalkan tanganku. Aku sudah salah paham. Aku telah membentaknya. Aku telah mempermalukannya di depan banyak orang.
"Kamu nggak mengarang cerita ataupun bercanda kan Aca?"
"Mukaku menunjukkan itu?" Tanya Aca dengan datar sepertinya anak gadis ini juga tengah marah kepadaku
Aku melihat raut wajah Aca yang serius bahkan sangat serius. Aku mengacak rambutku frustasi. Bodoh. Aku telah melakukan kesalahan yang sangat besar.
Aku mencoba mengatur nafasku. Kali ini aku emosi bukan pada orang lain. Tapi pada diriku sendiri. Semua yang diceritakan Aca membuatku sangat menyesal.
"Aku telah menyakitinya, Ca."
Aca berkaca-kaca melihatku, "Kakak baru sadar? Dimana perasaan kakak? Apa kakak nggak liat luka lebam di wajah Kak Kenia?" Teriak Aca padaku
Aku teringat. Saat aku memarahinya, aku memang melihat beberapa luka lebam. Tapi aku memang tidak terlalu peduli karena aku sedang emosi padanya.
Adikku terlihat sangat marah padaku. Aku tahu bagaimana ia menyayangi Kenia. Aku tahu bagaimana ia mencintai Kenia. Adikku sangat menyayangi Kenia. Sangat.
Baru pertama kalinya Aca memarahiku. Dan ini demi Kenia. Aca menangis. Aku tak tega melihatnya. Aku menghapus air mata di pipinya itu.
"Kakak udah nyakitin Kak Kenia berkali-kali. Kak Kenia juga udah nangis berpuluh kali karena kakak."
Aku tertegun, "Nangis?"
"Dibalik semua tawa Kak Kenia, dia sebetulnya sangat rapuh, sangat. Kak Kenia selalu menceritakan apapun tentangnya padaku. Ia selalu menangis saat ia bercerita kalau kakak membentaknya." Ucap Aca dengan lirih
Aku terkejut saat mendengar semua penuturannya. Gadis itu selalu menangis karenaku. Gadis itu sudah berkali-kali kusakiti. Dan ia selalu menangis dalam diam. Aku bahkan sampai tak menyadarinya. Aku sangat tidak peka.

KAMU SEDANG MEMBACA
keni(A)vara
Novela JuvenilSeorang gadis mungil, penyuka senyuman, dan orang terapuh yang pernah ditemui Kevin di sebuah kafe. Dia Kenia Avara. Perempuan yang terlalu berani untuk mengambil sebuah keputusan, dan tak pernah memikirkan segala resiko yang dihadapinya.