Bel istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu tapi gadis ini memilih untuk di kelas. Gadis ini menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya. Amanda sesekali masih terisak, bayangan kejadian tadi pagi masih jelas berputar-putar di pikirannya.
Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Amanda dan membuat Amanda mengangkat kepalanya yang sangat pusing akibat terlalu lama menangis, gadis ini melihat Tiara yang menyedorkan sebotol air mineral, Amanda mengambil dan meneguknya.
Amanda melihat di depan kelasnya ada Kevin yang sedang berbincang dengan Nadhira dan sesekali di antara mereka menimbulkan tawa.
Tes
Satu tetes kembali berhasil meluncur di pipi Amanda ketika melihat Kevin yang terlihat bahagia bersama Nadhira, yang melihat senyum Kevin yang selama ini ia rindukan.
Amanda merasa Kevin sekarang sudah berbahagia dengan wanita lain, wanita yang lebih baik dari Amanda tapi yang membuat Amanda sakit wanita yang berhasil membuat Kevin bahagia itu Nadhira, orang yang dulu pernah menjadi perusak dalam hubungan Amanda dan Kevin, Amanda ingat jelas dulu Kevin pernah bilang bahwa dia tidak akan pernah pindah ke hati yang lain selain Amanda, kata-kata itu dulu mampu membuat Amanda yakin bahwa Kevin tidak akan pernah ninggalin Amanda dan berpindah ke orang lain tapi kata-kata itu sudah tidak Amanda percayai setelah melihat tingkah Kevin selama ini bersama Nadhira, Kevin terlihat sangat bahagia terlihat dari matanya.
Amanda kembali menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya dan kembali terisak untuk kesekian kalinya ketika melihat Kevin bersama orang yang Amanda benci, karena dulu pernah berniat merebut Kevin darinya dan sekarang ia berhasil, Nadhira berhasil merebut Kevin dari Amanda.
"Lo gak capek nangis terus?" tanya Tiara yang melihat Amanda begitu sakit
Amanda hanya terdiam dan tidak merespon perkataan Tiara, Tiara hanya menghembuskan nafasnya dengan kasar melihat sahabatnya yang betul-betul bukan dirinya yang dulu."Lo mau kemana?" tanya Tiara ketika melihat Amanda yang mengendong tasnya
"Kalau ada guru yang bertanya bilang saja gue pulang karena gue sakit" kata Amanda yang langsung lari keluar kelas, Tiara hanya terdiam melihat sahabatnya dan setelah itu ia hanya geleng-geleng.***
Amanda POVDi sinilah gue, di tempat yang penuh kenangan dengannya, tempat yang menjadi saksi bisu kejadian 3 tahun yang lalu ketika dirinya resmi menjadi kekasih Kevin.
Gue sekarang ada di danau, tempat di mana penuh kenangan dan tempat yang begitu tenang dan damai untuk menyendiri. Gue kembali terisak mengingat kejadian yang membuat gue sakit dan sesekali gue tersenyum ketika meingat kejadian yang membuat gue bahagia bersamanya.
Sekarang memang masih jam sekolah, gue bolos karena gue gak sanggup terus-terus melihat kejadian demi kejadian yang membuat gue sakit terus-terusan, gue memilih bolos untuk menenangkan diri gue, melepaskan semuanya.
"Kevin" teriak gue sekencang-kencangnya
"Gue masih sayang sama lo, lo itu gak ngerti sama perasaan gue" gue kembali berteriak membiarkan semuanya lepas.
"Lo berhasil Nad, lo berhasil ngambil Kevin dari gue, lo juga Vin, lo berhasil buat gue sakit, lo berhasil buat gue kayak orang putus asa" gue terduduk di rerumputan dekat danau, gue kembali terisak
"Cengeng banget" kata seseorang di belakang gue, gue berbalik dan melihat seorang lelaki berdiri dengan tegap. Gue berdiri dan melihatnya dari atas sampai bawah, gue betul-betul tidak mengenalnya
"Nama gue Alvaro lo bisa panggil gue varo" katanyaa menyedorkan tangannya untuk bersalaman
Gue terdiam melihatnya, dia begitu sok akrab, dia memang cakep tapi cakepan Kevin, matanya berwarna coklat dan rambutnya yang tertata dengan keren
"Hei lo ngelamun" katanya mengibaskan tangannya di depan gue
"Ehh sorry, gue Amanda lo bisa panggil gue Manda" kata gue mencoba tersenyum
"Hmm lo tadi kenapa nangis?" katanya yang mungkin penasaran
"Hmm gak papa kok" kataku menundukkan kepala, air mata gue kembali mengalir ketika mengingat kejadian itu
"Hei lo nangis lagi?" tanyanya sambil menangkat kepala gue dan memegang kedua bahu gue
"Lo kalau ada masalah cerita aja" katanya yang tersenyum manis ke gue
Gue masih terdiam, gue masih sibuk menangis sampai akhirnya ia membawa gue ke pelukannya, mendekapku dan berusaha membuat gue terasa nyaman di pelukannya.
"Lo bisa nangis di dekapan gue sampai lo benar-benar sudah tenang dan lo boleh ceritain semuanya" katanya sambil mengelus punggungku untuk memberikan ketenangan.
Cukup lama gue terdiam sampai akhirnya gue melepaskan pelukan tersebut.
"Kenapa? Lo udah tenang?" tanyanya dengan ramah, gue hanya mengangguk dan tersenyum kepadanya
"Gitu dong, jangan nangis mulu kan lo cantik kalau senyum" katanya sambil tersenyum
"Makasih"
"Lo makasih sama gue? Untuk apa?" tanyanya dengan wajah polosnya
"Makasih karena lo udah berusaha buat gue tenang" kataku sambil menunduk
"Ehh iya, sama-sama Manda" katanya membelai rambut gue, gue mendonga dan melihat wajahnya yang sedekat ini, jarak antara wajah gue dan wajahnya hanya 5 cm. Gue terdiam, gue melihat lekat-lekat lekuk wajahnya, gue lihat lekat-lekat bola matanya yang berwarna coklat itu.
"Ehh maaf" katanya mendorong kecil tubuh gue
"Gue juga minta maaf" gue kembali menunduk
Hening tiba-tiba nyelimuti di antara gue dan Varo, gak tau kenapa tiba-tiba hening gini setelah kejadian beberapa menit yang lalu.
"Hmm" kata Varo yang memecah keheningan di antara kita berdua
"Lo kok bisa di sini, emang lo udah pulang sekolah?" katanya ketika melihat gue mengenakan seragam sekolah.
"Gue bolos" kata gue
"Bolos? Kenapa?" tanyanya yang penasaran
"Percuma gue di sekolah kalau ada aja kejadian yang buat gue sakit" kata gue berjalan menuju bangku yang berada tidak jauh dan memandang lurus ke danau
"Loh emang kejadian apa?" tanyanya yang ikut duduk di sebelah gueGue menceritakan semuanya, termasuk insiden gue yang menghilang karena gue berobat
"Jika memang dia sayang sama lo pasti dia bakalan mau dengerin penjelasan lo dan gak biarin lo kayak gini" katanya
"Lo betul, kalau memang dia sayang sama gue dia tidak bakalan cuek dan dingin ke gue" kata gue yang membetulkan perkataan Varo barusan
Tiba-tiba hujan turun dengan deras membuat gue dan Varo berlari mencari tempat berteduh. Sekarang gue dan Varo berteduh di halte yang tidak jauh dari danau tadi. Tubuh gue basah semua dan tubuh varo pun basah juga.
Cukup lama gue dan Varo terdiam karena kedingan sampai akhirnya sebuah jaket bersender di bahu gue, gue melihat Varo yang menyelimuti gue dengan jaket kulit warna hitam yang ia pakai tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Need You
Teen FictionMengapa? Mengapa ketika semua laki-laki berusaha mendekatiku sedangkan dirimu berusaha menjauhiku? Aku tidak butuh mereka Aku hanya butuh kamu Aku tidak menginginkan mereka Aku hanya menginginkan dirimu Mengapa hanya kamu? Karena hanya kamu yang ber...