7

399 21 0
                                    

Autor POV

Gadis ini terbangun dari tidurnya, dengan mata sembab dan wajah yang sangat kusut.
Dia melirik jam di meja kecilnya, jam sudah menunjukkan pukul 17:05. Amanda berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh mukanya yang sangat berantakan, selesai membasuh mukanya dengan air dan dirinya kembali segar, gadis ini keluar kamar. Ia mendapati kamar Kak Raga terbuka membuat Amanda penasaran sehingga mendekati kamar kakaknya itu.

"Kak Raga" kata Amanda ketika ia sudah di ambang pintu kamar kakaknya

"Iya dek, masuk aja" katanya yang dari dalam, Amanda berjalan memasuki kamar kakaknya yang lumayan rapi tapi ia tidak menemukan kakaknya di dalam kamar. Mata Amanda tertuju pada pintu teras yang terbuka

"Pasti kak Raga lagi di teras" kata Amanda berjalan menuju teras

"Kak Raga" kata Amanda dan mendapati kakaknya yang sedang menikmati pemandangan di sore hari

"Iya" kata Kak Raga berbalik dan mengulas senyum manis, senyum yang tak pernah Amanda liat lagi

"Barusan banget lo lagi di rumah" Amanda mendekati kakaknya

"Emang salah kalau gue di rumah" kata Kak Raga sambil menjitak adeknya, Raga memang sangat dekat dengan adeknya yang satu ini tapi sikapnya sangat berubah saat Amanda kembali ke Indonesia

"Aww sakit tau" katanya mengelus kepalanya yang terasa sakit

"Di jitak gitu aja sakit" ledek Kak Raga

"Kak" kata Amanda berbalik menikmati pemandangan sore hati

"Kenapa?" kata Kak Raga mengikuti kegiatan Amanda

"Kenapa semua berubah? Kenapa ketika gue sembuh semua kembali sibuk di urusan masing-masing termasuk lo" kata Amanda membuang nafas

"Hmm mungkin itu perasaan lo aja dek" katanya

"Lebih baik lo jujur kak kalau memang ada yang lo sembunyiin" kata Amanda berbalik menghadap kakaknya

"Gue gak nyembunyiin apa-apa adekku sayang" katanya kembali mengulas senyum manisnya

"Jujur deh kak gue gak suka di bohongi" kata Amanda yang mengetahui kebohongan kakaknya

Raga menghela nafas dan kembali memandang keindahan di sore hari, dia memandang lurus seperti sedang mengingat semuanya

"Gue cerita tapi lo janji sama gue lo gak boleh marah ataupun apa" katanya menghela nafas

"Baik" kata Amanda memandang lekat-lekat kakaknya

"Gini semenjak lo sakit bunda dan ayah ngeluarin banyak biaya untuk pengobatan lo termasuk bawa lo ke Singapore di tambah saat itu Kak Rasya lagi butuhnya biaya untuk kuliah, sampai akhirnya ayah hampir bangkrut dan bunda sampai kewalahan jadi mereka berdua berencana setelah lo sembuh mereka ingin mengembalikan semuanya, ayah harus berusaha menyusun kembali perusahaan dan bunda harus bekerja keras untuk mengurangi pinjaman dari rumah sakit yang digunakan untuk biaya pengobatan lo, makanya sekarang mereka lagi sibuk dan urusan gue kenapa jarang di rumah itu di karenakan gue kerja setelah pulang sekolah, ya itung-itung untuk uang jajan jadi gak usah minta di bunda atau ayah, atau bisa gue tabung" Kak Raga menjelaskan semunya

Amanda terdiam, gadis ini tidak bisa ngomong apa-apa dan dua tetes air mata berhasil turun akibat mendengar cerita dari Kak Raga. Amanda dan Kak Raga terdiam, mungkin mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing

"Terus kalau gak ada biaya kenapa gue di bawa ke Singapore untuk berobat?" kata Amanda memecahkan keheningan di antara mereka

"Karena bunda dan ayah mau lihat lo sembuh, lo putri satu-satunya otomatis mereka pengen putrinya sembuh di tambah lo punya semangat untuk sembuh maka dari itu alasan mereka membawamu ke Singapore untuk berobat meski biaya jadi kendala tapi mereka tetap berusaha mencari biaya tambahan" Kak Raga kembali menjelaskan

"Terus kenapa gak ada yang bilang ke gue kalau kendala di biaya, biar gue gak memaksa untuk bisa sembuh, gue lebih pilih gak sembuh daripada bunda dan ayah gak kayak dulu lagi" Amanda mulai terisak, gadis ini tidak menyangka atas semua yang selama ini dia tidak ketahui

"Amanda" Kak Raga memegang pundak adeknya dan membuat mereka saling berhadapan, Kak Raga melihat jelas Amanda menangis "Lo gak usah sedih, ini jugakan untuk lo lagipula bunda dan ayah gak berubah ini hanya sementara sampai semuanya kembali semula kayak dulu" lanjut Kak Raga yang menghapus sisa air mata di pipi Amanda

Amanda hanya terdiam, dia masih terisak dan masih kaget atas semua yang terjadi pada keluarganya karena dirinya, karena dirinya yang sakit dan harus membuat kedua orang tuanya bersusah payah mencari cara.

"Sudah dong" Kak Raga menarik adeknya ini ke dalam pelukannya, membiarkan Amanda tenang dalam pelukannya. Tidak butuh waktu lama isakan Amanda mereda

"Sudah ya, gak usah nangis lagi" kata Kak Raga memegang kedua pundak adiknya, Amanda hanya tesenyum manis kepada kakaknya

"Gitu dong, senyum jangan nangis mulu, jelek tau" Kak Raga kembali meledek adiknya

"Kak Raga" kata Amanda kesal lalu mencubit lengan Kak Raga

"Aww sakit ya ampun" Kak Raga meringis kesakitan

"Ya udah deh gue mau ke kamar dulu" kata Amanda yang langsung berjalan keluar kamar kakaknya.

Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang