Kevin POV
Bel istirahat sudah berbunyi dari tadi tapi gue memilih berdiam di kelas dan menenggelamkan kepala gue pada lipatan tangan yang gue buat.
Gue merasa cowo yang amat bego, gue membiarkan gadis yang gue sayangi tersakiti dengan perlakuan gue pada gadis yang sempat menjadi perusak dalam hubungan gue.
Gue seperti menyesal melakukan hal itu, gue bisa lihat dia menangis di depan gue, dia terisak ketika gue membelai rambut Nadhira di depannya dan terlebih gue bisa lihat dia menangis dan berlari ketika gue mencium kening Nadhira tepat di depannya dan gue dapat merasakan sakit yang di rasakan Amanda.
“Vin” suara itu gue kenal, itu suara Bagas
Gue mengangkat kepala gue dan memasang raut muka seakan gue bertanya kepadanya ‘ada apa’“Lo napa? Hari ini kayaknya kurang semangat banget” kata Bagas yang melihat keadaan gue yang memang seperti kurang semangat.
“Alah emangkan tiap harinya dia gitu orangnya” kata Dafa sambil memakan makanan ringan yang sepertinya ia beli di kantin tadi
“Gue gak papa kok cuman lagi kurang enak badan aja” kata gue yang kembali menenggelamkan kepala gue.
“Hai Kevin” suraa itu pasti suara Nadhira dan jujur gue lagi malas ladeni gadis yang satu ini.
“Vin lo dengerin gue gak sih” kata Nadhira seperti berteriak dan spontan membuat gue mengangkat kepala gue.
“Ada apa sih Nad?” gue sangat malas ladeni Nadhira kalau saja ia tidak sakit gue gak mau ladeni dia setiap hari.
“Kekantin yuk” katanya menarik lengan gue
“Gue lagi malas Nad” gue kembali menenggelamkan kepala gue.
Suasana kembali hening dan bisa gue pastiin Nadhira udah ke kantin.“Aww Vin sakit” suara itu lagi
Gue mengangkat kepala gue dan melihat Nadhira yang berdiri di samping gue sambil meringgis kesakitan“Lo kenapa?” kata gue yang spontan ketika berdiri memegang tubuh Nadhira yang mulai lemah
“Kepala gue pusing” katanya sambil memegang kepalanya dan dia langsung tidak sadarkan diri
“Ehh Nad, bangun Nad” kata gue yang menepuk pipinya
“Lebih baik lo bawa dia ke UKS” kata Bagas dan gue langsung membawa Nadhira ke UKS.
Gue bisa lihat ketika gue mengendong Nadhira, Amanda melihat kejadian ini dan gue pastiin dia pasti sakit melihatnya, tapi mau gimana lagi Nadhira sakit dan gue harus bawa dia ke UKS.
***
Author POV
Bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu tapi gadis ini memilih menghabiskan jam istirahatnya di kelas sambil memainkan iphone miliknya.
“Hai”sapa seseorang yang menarik kursi ke samping bangku Manda
“Hai” balas Manda sambil menaruh iphone miliknya di saku bajunya
“Ehh tadi lo nangis lagi?” kata Varo memulai pembicaraan mereka
“Hmm enggak kok” kata Amanda tersenyum
“Lo gak bisa bohong” kata Varo mencubit pipi Manda
“Apaan sih sakit tau” kata Amanda sambil mengelus pipinya
“Lo nangis karena Kevin ya?” perkataan Varo berhasil membuat Amanda terdiam.
“Tebakan gue benar kan?” kata Varo membuyarkan lamunan Amanda
“Hmm terserah lo aja lah” kata Amanda langsung kembali memainkan iphone nya
“Heii lo ngambek” kata Varo kembali mencubit pipi Amanda
“Bisa gak usah pakai cubit pipi gitu” kata Amanda kesel tapi itu hanya membuat Varo tertawa
“Lo kenapa malah ketawa sih” kata Amanda mulai kesal
“Lo lucu” kata Varo yang tidak berhenti tertawa, karena kesal Amanda langsung mencubit lengan Varo membuat Varo menringgis kesakitan
“Aww sakit tau” kata Varo meringgis
“Makanya jangan ketawa terus” kata Amanda kembali memainkan iphone nya
“Lo lagi main apa sih serius banget” kata Varo mendekatkan wajahnya
“Ini lihat..” kata Amanda terpotong ketika melihat wajahnya dengan wajah Varo hanya berjarak 5 cm
“Hmm maaf” kata Amanda yang langsung memalingkan wajahnya
“Ehh ke kantin yuk” ajak Varo memecahkan kecangungan antara mereka berdua
“Ya udah gue sekalian mau nyusul Tiara” kata Amanda beranjak dari tempat duduknya
Mereka berdua berjalan menuju pintu kelas yang terlihat ramai
“Di situ ada apa?” tanya Varo ketika melihat kumpulan siswa siswi, Amanda hanya mengangkat kedua bahunya tanda ia tidak mengetahui apa-apa.
Ketika mereka berhasil menerobos kumpulan siswa, Amanda dan Varo melihat Kevin yang sedang menggendong Nadhira yang dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Amanda tertegun melihat itu, Amanda kembali merasakan bulir-bulir air itu kembali menutupi pandangannya yang akan siap jatuh kapan saja, karena tidak ingin di lihat menangis Amanda berlari meninggalkan kumpulan siswa tersebut dan tidak menghiraukan teriakan Varo yang memanggilnya, gadis ini hanya terus berlari berharap langkahnya membawanya ke suatu tempat di mana tidak ada siapa-siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Need You
Teen FictionMengapa? Mengapa ketika semua laki-laki berusaha mendekatiku sedangkan dirimu berusaha menjauhiku? Aku tidak butuh mereka Aku hanya butuh kamu Aku tidak menginginkan mereka Aku hanya menginginkan dirimu Mengapa hanya kamu? Karena hanya kamu yang ber...