Varo POV
Sekarang gue dalam perjalanan pulang dari rumah sakit, jalan raya sore ini sangat macet karena memang ini sudah jam pulang kantor membuat jalan raya di padati oleh kendaraan.
Akhirnya gue bisa melewati kemacetan jalan raya tersebut dan sekarang gue memasuki salah satu perumahan di kota ini. Dari kejauhan gue bisa lihat sebuah motor dengan orang yang menunganinya sedang menghalangi jalan gue dan itu membuat gue spontan mengerem mendadak motor gue.
Gue membuka kaca helm gue dan mencoba melihat siapa yang sekarang ada di depan gue.
Dia?
Kevin?
Ngapain dia ada di sini?
Mau apa lagi dia?
Pertanyan demi pertanyaan muncul di benak gue dan gue yakin gak ada yang bisa jawab selain cowo yang sekarang ada di depan gue.
Dia membuka helmnya dan turun dari motornya, dengan hal yang sama gue lakukan. Gue berjalan mendekatinya dan ia pun berjalan mendekati gue.
Bugh
Satu pukulan mengenai wajah gue dan pukulan itu dari dia
Apa maksudnya ini?
Langsung-langsung main pukul tanpa penjelasan?
Gue mendekatinya dan memberinya satu pukulan tepat di rahangnya dan itu mampu membuatnya mundur ke belakang beberapa langkah
"Lo mau apa? Apa maksud lo mukulin gue? Lo mau balas dendam? Gue mukulin lo tadi pagi itu karena lo udah berani menyakiti Amanda" kata gue yang diburu emosi
"Gue mukulin lo karena lo berani-berani dekati Amanda, Amanda itu punya gue" kata Kevin yang membuat gue tertawa keras
"Apa lo bilang? Amanda punya lo?" gue memandanginya secara sinis "Kalau Amanda punya lo, lo gak mungkin nyakitin dia sampai dia sekarang di rawat di rumah sakit" lanjut gue
"Lo gak mengerti dengan semua yang terjadi jadi lo gak usah sok tau" kata Kevin yang seperti ikut emosi
"Heii apa yang lo bilang? Gue gak tau semuanya? Malah lo yang gak tau semuanya dan gue yang tau semuanya lebih dari yang lo tau" gue seperti termakan oleh emosi gue "Lo tau kemana Amanda waktu ia ninggalin lo? Lo tau apa alasan Amanda ninggalin lo? Lo tau suatu kejadian penting tentang Amanda dan satu pertanyaan lagi apa lo tau apa yang terjadi di kehidupan Amanda sekarang?" pertanyaan itu langsung keluar dari mulut gue, gue seperti tidak bisa mengendali emosi gue sedangkan Kevin, laki-laki itu hanya terdiam, dia terdiam mendengar pertanyaan gue
Gue lihat tak ada lagi respon yang diberi Kevin sehingga gue kembali mengendarai motor gue dan meninggalkannya yang masih terdiam di posisinya.
***
Kevin POV
Sekarang gue berada di tempat yang penuh dengan kenangan bersamanya, tempat di mana gue bisa ingat semua itu, kejadian yang membuat gue bahagia bersamanya. Gue berjalan ke salah satu bangku yang ada di danau itu dan memandangi danau itu
Tadi gue habis ketemu dengan cowo yang entah namanya siapa yang terpenting dia sudah berani dekati Amanda dan lebih parahnya dia lebih tau segalanya di banding gue.
Gue tau sikap gue ke Amanda mampu membuatnya sakit tapi gue punya alasan melakukan semua hal itu tapi bukan sekarang waktunya untuk memberi tahukan kepada Amanda.
Cukup lama gue terdiam memandangi air danau yang sangat tenang, gue langsung kepikiran akan hal bahwa Amanda sekarang berada di rumah sakit, gue berpikir untuk menjenguknya tapi satu hal yang gue gak tahu, Amanda di rawat di mana?
Gue berpikir sampai akhirnya gue ingat bahwa bunda Amanda berkerja sebagai dokter di salah satu rumah sakit dan gue pastiin Amanda pasti di rawat di sana.
Gue langsung berangkat ke rumah sakit tersebut yang memang tidak jauh dari tempat ini tapi sebelumnya gue mampir ke toko bunga untuk membelikan sebuket bunga kesukaan Amanda.
Tidak butuh waktu lama gue sampai di rumah sakit tersebut, gue memasuki rumah sakit tersebut dengan kebingunan sampai akhirnya gue bertanya ke bagian informasi
"Permisi mbak saya mau bertanya apa di rumah sakit ini ada pasien yang bernama Amanda Putri Febrianto" kata gue dan perawat tersebut langsung mengecek komputer yang mungkin berisi daftar pasien di rumah sakit ini
"Ada mas, dia di rawat di kamar Mawar VIP 3 yang letaknya ada di lantai 2" jelas perawat tersebut, gue langsung berjalan menuju kamar rawat tersebut setalah mengucapkan terima kasih kepada perawat itu.
Tidak terlalu sulit mencari kamar rawat Amanda dan sekarang gue berdiri di depan salah satu kamar rawat yang gue pastikan di dalam ada seorang gadis yang gue sayang sedang terbaring sakit.
Gue belum yakin untuk masuk ke dalam, gue belum siap melihat reaksi Amanda melihat gue yang ada di sini. Cukup lama gue mondar mandir di depan kamar rawat tersebut sampai akhirnya pintunya terbuka dan keluar seorang laki-laki yang tidak jauh lebih tua dari gue.
Laki-laki itu berbalik dan terkaget melihat gue ada di sini
"Hai Kak Raga" sapa gue ketika mengetahui bahwa dia adalah Kak Raga, kakak kedua Amanda
Laki-laki itu menarik lengan gue secara paksa untuk menjauhi kamar rawat dan gue hanya mengikutinya dengan bingung melihat tingkahnya
"Mau apa lo ke sini?" tanyanya yang langsung mendorong gue sampai gue terduduk dengan kasar di salah satu tempat duduk yang di sediakan oleh rumah sakit ini
"Gue mau jengukin Amanda" kata gue dengan berusaha santai
"Ha? Apa lo bilang? Lo mau jengukin Amanda setalah apa yang lo perbuat ke adik gue" katanya dengan emosi yang memuncak "Lo kira gue gak tau sikap lo ke adik gue di sekolah? Kita satu sekolah bro otomatis gue tau semuanya" lanjutnya
"Ini bisa gue jelasin kak" kata gue berdiri dan mendekatinya
"Jangan dekati gue dan gue peringatin ke lo, jangan pernah dekatin Amanda dan jangan pernah coba-coba untuk kembali datang ke sini" katanya dengan nada marah
"Tapi kak.."
"Pergi lo sekarang!" katanya memotong pembicaraan gue
"Kalau gitu gue titip salam aja ke Amanda dan tolong berikan bunga ini ke Amanda" gue menyerahkan buket bunga tersebut dan satu hal yang gue kageti, Kak Raga membuang buket bunga itu ke lantai dan menginjaknya sampai hancur
"Lo gak perlu kasih apapun lagi ke Amanda karena posisi lo sekarang udah di gantiin oleh Varo dan lebih baik lo pergi sekarang sebelum amarah gue lebih memuncak" katanya dan gue hanya berjalan meninggalkannya dan sesekali berbalik ke belakang yang masih melihat ke arah gue dengan tatapan amarah.
Gue menyerah dan gue berpikir ternyata sekarang bukan waktu yang tepat untuk menjelaskan semuanya ke Amanda ataupun ke Kak Raga, gue sekarang lebih baik pulang ke rumah untuk menenangkan pikiran gue.

KAMU SEDANG MEMBACA
Need You
Teen FictionMengapa? Mengapa ketika semua laki-laki berusaha mendekatiku sedangkan dirimu berusaha menjauhiku? Aku tidak butuh mereka Aku hanya butuh kamu Aku tidak menginginkan mereka Aku hanya menginginkan dirimu Mengapa hanya kamu? Karena hanya kamu yang ber...