Bel pulang memang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu tapi Amanda baru saja keluar dari kelas, ia menunggu sekolah sepi agar ia bisa menemui Kevin tanpa sepengetahuan siapapun.
Dengan santai Amanda berjalan melewati lorong-lorong sekolah yang tampak sepi sisa beberapa siswa saja yang masih lalu lalang.
Amanda sudah tiba di taman belakang sekolah yang terlihat sepi, ia mencoba mencari keberadaan Kevin, ia berharap Kevin tidak membohonginya atau saja memberinya harapan.
Amanda mengedarkan pandangannya sampai akhirnya ia menemukan sosok yang ia cari, laki-laki itu sedang duduk manis di bangku yang tidak jauh dari posisinya.
"Kevin" kata Amanda ketika ia tepat berada di belakang Kevin
"Hei, gue kira lo gak bakalan datang" kata Kevin berdiri dan mendekati Amanda
"Lo mau ngomong apa, lebih baik lo ngomong sekarang karena gue gak punya waktu lama" kata Amanda judes dan to the point
"Gue masih sayang sama lo"
Deg
Satu kalimat keluar dari mulut Kevin dan itu mampu membuat Amanda terdiam, gadis ini terdiam ia tidak mampu bahkan tidak tahu harus meresponnya dengan kalimat apa
"Gue tau gue salah, gue tau gue harusnya dengerin penjelasan lo tapi tolong percaya sama gue kalau gue masih.."
"Kalau lo memang masih sayang sama gue lo gak mungkin punya status dengan Nadhira, lo pasti bohongkan, gue tau itu vin" kata Amanda memotong ucapan Kevin, bulir demi bulir mulai membasahi pipi Amanda
"Lo salah, gue gak punya status apapun sama Nadhira, gue sama Nadhira sebatas teman itu aja" kata Kevin berusaha menyakinkan Amanda
"Bohong" teriak Amanda
"Lo pasti bohong dan cukup, gue gak mau dengar penjelasan apapun lagi dari mulut lo" kata Amanda hendak pergi meninggalkan Kevin tapi dengan sigap Kevin menahannya
"Gue mohon Manda, gue tau lo dulu ninggalin gue punya alasan dan sekarang gue bakalan dengarin semua penjelasan lo tentang kejadian itu" kata Kevin
"Dulu... Dulu gue selalu berusaha menjelaskan semuanya, berusaha memberikan lo pengertian tapi apa lo gak pengen dengar penjelasan gue biar itu sedikit lo gak pernah mau dengar dan respon lo apa ha? Lo hanya ngebentak gue dan sekarang lo datang di saat kehidupan gue udah bahagia lagi, gue udah bisa bahagia tanpa lo, sekarang gue punya Varo yang selalu ada untuk gue yang selalu berusaha buat gue bahagia jadi maaf gue gak bakalan mau jelasin apa-apa lagi" kata Amanda menepis kasar tangan Kevin
Gadis ini langsung berlari meninggalkan Kevin yang masih terpaku di tempatnya, Amanda berlari menuju toilet karena ia merasakan sakit kembali menyerang kepalanya.
Amanda masuk ke dalam toilet perempuan dan ia bisa lihat di cermin, hidungnya kembali mengeluarkan darah dan dengan cepat Amanda membersihkannya dan terus menahan rasa sakit di kepalanya
"Aww sakit" jerit Amanda dan gadis ini terjatuh ke lantai karena ia seakan-akan tidak bisa menahan rasa sakitnya
"Bunda sakit" teriak Amanda terus menjerit
"Manda, itu lo. Lo kenapa?" suara dari luar toilet dan suara itu sangat Amanda kenali, itu suara Kevin
"Gue gak papa, lebih baik lo pergi!" teriak Amanda berusaha menahan rasa sakit di kepalanya
Tidak lama kesadaran Amanda menghilang dan semuanya menjadi gelap.
***
Kevin POV
Gue masih terdiam di posisi gue setelah mendengar kalimat demi kalimat yang keluar dari mulutnya, dari mulut gadis yang gue sayangi. Gue gak percaya dia bakalan semarah itu kepada gue bahkan dia tidak akan lagi mau menjelaskan semuanya kepada gue. Apa ini yang di bilang karma?
"Dulu... Dulu gue selalu berusaha menjelaskan semuanya, berusaha memberikan lo pengertian tapi apa lo gak pengen dengar penjelasan gue biar itu sedikit lo gak pernah mau dengar dan yang respon lo apa ha? Lo hanya ngebentak gue dan sekarang lo datang di saat kehidupan gue udah bahagia lagi, gue udah bisa bahagia tanpa lo, sekarang gue punya Varo yang selalu ada untuk gue yang selalu berusaha buat gue bahagia jadi maaf gue gak bakalan mau jelasin apa-apa lagi"
"gue udah bisa bahagia tanpa lo, sekarang gue punya Varo yang selalu ada untuk gue yang selalu berusaha buat gue bahagia jadi maaf gue gak bakalan mau jelasin apa-apa lagi"Kalimat itu masih terngiang di telinga gue, kalimat itu masih bisa gue ingat secara rinci dan lengkap. Sekarang gue berjalan menuju parkiran sekolah dan sepertinya sekolah sudah sepi.
Ketika gue melewati toilet perempuan gue mendengar jeritan seorang perempuan, karena penasaran gue mendekati pintu toilet tersebut dan berusaha mendengar suara itu.
"Bunda sakit"
Suara itu, gue kenal suara itu. Itu suara Amanda
"Manda, itu lo. Lo kenapa?" teriak gue berharap ia bisa mendengarnya
"Gue gak papa, lebih baik lo pergi!" teriak Amanda dari dalam tapi gue gak bisa pergi meninggalkannya dalam keadaan khawatir
"Manda lo kenapa? Lo baik-baik saja kan?" teriak gue tapi gue tidak mendengar respon sama sekali
"Manda" panggil gue tapi sama saja sudah tidak ada respon yang ia berikan
Gue melihat sekeliling gue yang nampaknya sepi, setelah itu gue langsung masuk ke dalam toilet dan gue bisa lihat Amanda yang tergeletak pingsan di depan wastafel"Astaga Amanda" gue mendekatinya dan memukul pelan pipinya berharap ia sadar tapi sepertinya itu percuma
Tanpa berpikir panjang gue langsung mengendongnya dan membawanya pulang ke rumah, untung saja hari ini gue bawa mobil sehingga mempermudah gue membawanya dalam keadaan seperti ini.
***
Gue sudah sampai di rumah Amanda, dengan tergopoh-gopoh gue mengendongnya masuk ke dalam rumah, gue bisa lihat Kak Rasya dan Kak Raga mendekati gue.
"Astaga Amanda" kata Kak Rasya yang langsung mengambil alih Amanda dan membawanya ke kamarnya
"Lo mau kemana?" tahan Kak Raga ketika gue hendak mengikuti Kak Rasya
"Gue mau ke.."
"Lebih baik lo pulang sekarang! Lo udah bikin adik gue seperti ini" potong Kak Raga
"Tapi kak gue bisa jelasin semuanya""Alah gak ada yang perlu di jelasin, lebih baik lo pergi sekarang!" teriak Kak Raga dengan penuh amarah
Dengan pasrah gue berjalan keluar dan kembali mengendarai mobil gue meninggalkan rumah tersebut.
Gue berharap Amanda akan baik-baik saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Need You
Teen FictionMengapa? Mengapa ketika semua laki-laki berusaha mendekatiku sedangkan dirimu berusaha menjauhiku? Aku tidak butuh mereka Aku hanya butuh kamu Aku tidak menginginkan mereka Aku hanya menginginkan dirimu Mengapa hanya kamu? Karena hanya kamu yang ber...