18

341 16 0
                                    

Di sinilah gadis ini berada, dia memilih kembali bolos dalam jam pelajaran daripada harus di sekolah melihat kejadian demi kejadian yang mampu membuatnya sakit.

Sudah cukup lama gadis ini terduduk di rerumputan sambil terisak, mengingat kejadian demi kejadian ia lihat hari ini, kejadian yang mampu membuat hatinya sakit, mampu membuat dirinya terlihat lemah.

Amanda sangat bingung akan sikap Kevin yang kadang baik kepadanya tapi kadang juga membuatnya sangat sakit, Amanda terus menangis membiarkan air matanya membasahi pipinya, membiarkan air matanya habis akan Kevin yang sangat tega kepadanya.

“Lo jahat Vin”

“Lo tega sama gue”

“Lo udah gak sayang sama gue”

“Tapi gue masih sayang sama lo”

Amanda terus berteriak berharap semua ucapannya tadi di dengar oleh Kevin dan mampu membuat Kevin sadar akan semua itu, tapi itu hanya percuma karena telinga Kevin sudah tertutup untuk mendengar semua ucapan yang keluar dari mulut Amanda, Kevin sama sekali tidak mau mendengar apa-apa dari mulut Amanda.

Petir menyambar menandakan tidak lama lagi hujan deras akan turun tapi gadis ini lebih memilih terduduk di rerumputan dan membiarkan hujan membasahinya. Benar saja hujan sangat deras turun begitu saja tapi Amanda belum juga meninggalkan tempatnya, gadis ini masih memilih terduduk di sana daripada harus berteduh

Sebuah jaket menyelimuti tubuh Amanda membuat gadis ini sontak terkaget akan hal itu, gadis ini menoleh ke belakang dan mendapati Varo yang tersenyum manis kepadanya. Varo membantu Amanda berdiri dan memegang kedua bahu Amanda.

“Gue tau lo sakit melihat itu”

“Gue tau lo rapuh saat ini tapi tolong jangan buat gue khawatir, gue khawatir lihat keadaan lo yang begini, gue gak bisa lihat lo rapuh terus gue sayang sama lo Manda” perkataan Varo berhasil membuat Amanda terkaget, membuat Amanda terdiam tapi Varo tidak memperdulikan itu, Varo langsung membawa Amanda ke dalam dekapannya dan sontak tangisan Amanda pecah saat itu pula.

Varo membiarkan Amanda menangis dalam dekapannya di bawah hujan yang masih setia menemani mereka. Varo berusaha memberi kenyamanan pada Amanda dan berharap gadis ini nyaman berada di pelukannya.

Cukup lama Varo membawa Amanda dalam dekapannya, tiba-tiba gadis ini seperti tidak dapat menahan tubuhnya. Varo melepaskan dekapannya dan melihat Amanda yang sudah tidak sadarkan diri

“Manda” kata Varo menguncangkan tubuh Amanda secara pelan

“Manda bangun” katanya kembali tapi tidak membuahkan hasil membuat Varo mengendong Amanda dan mencari taksi karena lelaki ini membawa motor dan kendaraan itu tidak memungkinkan untuk membawa Amanda dalam keadaan pingsan.

Tidak butuh waktu lama Varo menunggu taksi, lelaki ini langsung memberhentikannya dan membawa Amanda ke rumah sakit dalam keadaan yang sangat kacau.

***

Cukup lama Varo menunggu di ruang tunggu di rumah sakit ini dan berusaha menghubungi kontak siapapun yang bisa ia hubungi sampai akhirnya Varo menemukan kontak kakaknya Amanda dan menghubunginya dan katanya tidak lama lagi ia akan menyusul ke rumah sakit.

Pintu ruang UGD terbuka sontak membuat Varo berdiri dan menghampiri dokter yang menangani Amanda

“Bagaimana keadaan Manda dok?” tanya Varo yang terlihat khawatir

“Sebelumnya saya mau bertanya apa dia anak dari dokter mely?” tanya dokter itu pada Varo dan tentu membuat Varo terdiam karena Varo belum mengenal dalam tentang keluarga Amanda.

“Iya dok, dokter mely itu bunda saya” kata Kak Raga yang tiba-tiba muncul dari arah belakang Varo

“Kalau begitu saya harus memberi tahu keadaan Manda kepada siapa karena dokter mely selaku bunda kamu sedang ada kerjaan di luar kota” jelas dokter tersebut

“Lebih baik kepada saya saja dok karena ayah saya juga lagi ada urusan di luar negeri” jelas Kak Raga kepada dokter tersebut

“Okay, sepertinya Manda kurang istirahat dan dia banyak pikiran kalau bisa jangan buat dia banyak pikiran, kan seperti kamu tahu dia pernah mengidam penyakit kanker otak, meski sudah sembuh tapi itu belum sembuh total” jelas dokter kepada dua makhluk yang ada di hadapannya.

Varo hanya terdiam mendengar penjelasan dokter tersebut sedangkan Kak Raga hanya mangguk-mangguk

“Kalau begitu saya tinggal dulu” kata dokter tersebut yang langsung meninggalkan mereka berdua.

Keheningan menyelimuti mereka berdua sampai akhirnya Kak Raga membuka pembicaraan mereka.

“Lo siapanya Manda?” tanya Kak Raga yang baru melihat Varo hari ini

“Gue temannya Manda, gue baru masuk di sekolah tadi pagi” kata Varo

“Berarti lo anak baru?” kata Kak Raga menebak

“Hmm bisa di bilang begitu” kata Varo

“Manda kenapa bisa seperti begini?” tanya Kak Raga akan insiden kejadian yang membuat Manda masuk rumah sakit

Varo menjelaskan semuanya dari awal Amanda melihat kejadian demi kejadian yang membuatnya memilih bolos sekolah sampai kejadian Varo menghampiri Manda ke danau.

“Maaf kalau gue lancang memeluk Manda” kata Varo mengakhiri ceritanya

“Lo sayang sama adek gue?” tanya Kak Raga yang menoleh ke arah Varo dan Varo hanya terdiam

“Kalau lo sayang sama dia, gue pengen lo jagain dia buat dia bahagia karena sekarang yang gue lihat dia seperti kehilangan kebahagian, di mana ayah dan bunda yang dulunya dekat banget sama kita semua sekarang sudah memilih lebih sibuk ke pekerjaan di tambah Kevin yang gue juga bingung akan sikapnya ke adik gue” jelas Kak Raga kepada Varo dan Varo hanya memilih diam

“Gue harap lo bisa buat Manda bahagia” Kak Raga menepuk pelan pundak Varo dan beranjak memasuki ruangan Manda.

Varo masih terdiam di tempatnya, masih mencerna kata-kata yang di ucapkan Kak Raga barusan. Cukup lama Varo terdiam sampai akhirnya ia memilih untuk pulang dan berencana besok baru dia akan menjenguk Amanda.

Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang