23

292 11 0
                                    

Author POV

Satu minggu berlalu, selama itu Amanda di rawat di rumah sakit. Meski demikian Amanda tidak merasa bosan karena Kak Rasya dan Kak Raga selalu berusaha membuat Amanda merasa nyaman dan tidak bosan terlebih Varo yang setiap pulang sekolah pasti menjenguk Amanda dan mengajak Amanda ke taman rumah sakit atau sekedar hanya mengelilingi rumah sakit.

Tepat hari ini kata dokter keadaan Amanda sudan mulai membaik sehingga ia di izinkan untuk beristirahat di rumah.
Saat ini Amanda sedang dalam perjalanan pulang ke rumah bersama Kak Rasya, sedangkan Kak Raga masih di sekolah dan Varo pun juga masih di sekolah karena memang ini masih jam sekolah.

Gadis ini mengirimkan pesan kepada Varo beberapa menit yang lalu membuat gadis ini tidak henti-hentinya memandangi layar iphone yang belum juga memunculkan notif balasan dari Varo

"Nunggu apa sih dek?" tanya Kak Rasya, Kak Rasya ini memang sangat sopan ketika berbicara kepada adiknya ini.

"Ehh gak kak, gak nunggu apa-apa" kata Amanda berbohong dan langsung membuang mukanya ke arah luar jendela mobil

"Kakak tau kapan adik abang bohong atau jujur" kata Kak Rasya yang melihat tingkah adiknya itu lewat kaca spion mobil

"Lagi nunggu balasan dari Varo" ucap Amanda sambil menunduk lemas memandang layar iphonenya

"Varo? Hmm... kamu suka sama dia?" tanya Kak Rasya yang langsung menerka-nerka

"Ehh enggak kok kak, siapa bilang sih?" kata Amanda yang spontan mengangkat wajahnya dan melihat kakaknya yang tersenyum jahil

"Terus kalau gitu apa dong kalau bukan suka? Sayang?" kata Kak Rasya kembali tersenyum jahil ke Amanda

"Ihh kak rasya" kata Amanda kesel sambil melipat kedua tangannya di depan dada

"Kakak setuju kok kalau kamu sama Varo daripada sama Kevin" kata Kak Rasya yang membuat Amanda terdiam dan kembali hening, Amanda terdiam memikirkan selama ia di rumah sakit ia tidak pernah memikirkan Kevin sedikitpun tidak pernah, gadis ini menerka-nerka apa dirinya sudah mampu melupakan Kevin dan mampu mengubur perasaannya kepada Kevin.

"Sampai kapan kamu di situ?" suara itu mengagetkan Amanda, Amanda melihat Kak Rasya yang membukakan pintu mobil yang ternyata mereka sudah sampai di rumah.

Amanda berjalan masuk ke rumah dengan Kak Rasya di belakangnya sambil menarik koper.

"Kak, Manda ke atas dulu ya" kata Amanda berbalik melihat kakaknya

"Iya, ingat kamu istirahat jangan banyak pikiran dulu" pesan Kak Rasya kepada Amanda sedangkan Amanda hanya meresponnya dengan anggukan.

Amanda berjalan menuju kamarnya yang sudah seminggu ia tidak tempati, gadis ini yakini pasti sangat berantakan karena terakhir ia tinggal dalam keadaan yang tidak baik.

Ketika membuka pintu kamarnya secara perlahan, gadis ini bisa lihat keadaan kamarnya yang sangat rapi, bersih dan tidak seperti dengan dugaannya barusan
Amanda berjalan menuju ranjang tapi sebelumnya ia mengunci pintunya karena gadis ini untuk sementara tidak ingin di ganggu oleh siapapun.

Amanda membaringkan tubuhnya di ranjang kamarnya yang sudah lama ia tidak tiduri, Amanda memandang langit-langit kamarnya sambil memikirkan perkataan Kak Rasya tadi

"Kakak setuju kok kalau kamu sama Varo daripada sama Kevin"

Kalimat itu masih terngiang di telinganya, ia tidak mengerti dengan perkataan Kak Rasya tadi.

Amanda merasa kedua kakaknya lebih setuju Amanda bersama dengan Varo daripada bersama dengan Kevin tapi bagi Amanda Varo hanya sahabat tidak lebih, karena menurutnya ia tidak memiliki perasaan apapun kepada Varo selain sebagai sahabat.

Di sela-sela berpikirnya Amanda tiba-tiba gadis ini merasakan sakit di bagian kepalanya, membuatnya bangun dan memengani kepalanya

"Aww sakit" jeritnya yang merasa kesakitan

Tiba-tiba setetes darah jatuh tepat di pakaian yang dikenakannya, Amanda mencoba meraba bagian hidungnya dan merasakan cairan kental, ia menarik tangannya dan mencoba melihat cairan apa yang keluar dari hidungnya barusan.

"Darah" katanya ketika melihat cairan merah di jarinya

Dengan segera gadis ini masuk ke dalam kamar mandi dan melihat wajahnya yang penuh dengan darah di pantulan cermin, dengan segera ia membersihkannya sambil menahan rasa sakit di kepalanya.

Setelah membersihkan wajahnya yang penuh darah, Amanda kembali berbaring dan menutup matanya berharap rasa sakit di kepalanya bisa hilang sampai akhirnya gadis ini terbawa akan alam bawah sadarnya.

Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang