16

346 15 0
                                    

Varo POV

Hari ini hari pertama gue masuk ke sekolah baru dan gue memilih masuk ke sekolah gadis itu, gadis itu adalah Amanda, gadis yang gue temui kemarin di danau ketika gue berkeliling-keliling di daerah kompleks.

Gue sengaja memilih sekolahnya dan lebih tepatnya sekelas dengannya, gak tau kenapa gue ngerasa nyaman di dekatnya, gue sepertinya penasaran dengan sosok Amanda itu.

Sekarang gue udah memarkir motor di tempat yang sudah di sediakan oleh sekolah ini, sekolahnya cukup bagus, lokasinya yang termasuk strategis dan lingkungannya yang bersih.

Gue berjalan mencari ruang kepala sekolah, ketika gue hendak melangkahkan kaki, gue mendengar pembicaraan dua siswa dan itu memancing gue untuk mendekat dan mendengar pembicaraan mereka

"Gue gak bisa, lo bisa ngerti gak" seorang laki-laki yang berbicara dengan seorang perempuan yang bernama 'Nadhira Tamara' yang gue baca di tag nama yang melekat di seragam sekolahnya.

"Gue mohon lo bisalah nuruti semua yang gue mau, gue cuman mau lo di sisa hidup gue" kata cewe yang bernama Nadhira itu

"Tapi gak sampai nyakitin Manda juga bisakan?" kata laki-laki itu, apa dia bilang tadi Manda. Apa dia yang namanya Kevin yang di maksud Manda atau bukan hanya satu nama Manda di sekolah ini

Gue kembali mendengar pembicaraan mereka sampai akhirnya gue lihat laki-laki itu mengangguk dan langsung menggandeng tangan perempuan itu.

Gue berusaha mengikuti mereka dari belakang, gue menghentikan langkah gue ketika gue melihat sosok gadis yang sepertinya gue kenal dia, gue langsung bersembunyi di samping mobil dan melihatnya dari jauh, gue bisa lihat dia seperti menangis dengan suara isak yang tidak terlalu keras sampai akhirnya seorang laki-laki yang sepertinya lebih tua dari gue menepuk pundaknya dan berbicara padanya, ketika gadis itu berbalik gue bisa lihat dia Amanda, gadis yang kemarin gue temui di danau.

"Lo kenapa?" tanya laki-laki itu pada Amanda

"Ehh ini cuman kelilipan kak, ya sudah gue duluan kak" kata Amanda langsung berlari meninggalkan laki-laki itu dan sekarang gue tau dia itu kakak Amanda.

Gue kembali berjalan dengan cepat di belakang Amanda yang sedang berlari, gadis ini kembali berhenti ketika melihat dua orang yang berdiri tidak jauh dari tempat Amanda, gue juga berhenti dan memantaunya dari jauh.

Gue bisa tebak gadis ini pasti menangis dengan melihat bahunya yang bergetar dan naik turun seperti itu, gue bisa pastiin itu pasti Kevin yang Amanda ceritakan kemarin. Gue sangat terkaget ketika melihat kejadian di mana Kevin mencium kening Nadhira di depan Amanda dan kejadian itu mampu membuat Amanda berlari memasuki kelasnya.

Gue yakin pasti Amanda sangat sakit melihat kejadian demi kejadian pagi ini. Gue mengambil selembar kertas dan menulis sesuatu untuk dirinya yang gue harap itu mampu mengukir senyumnya kembali.

Selesai gue menulis sesuatu untuk Amanda, gue menggulung kertas itu dan berjalan menuju ruang kepala sekolah, meski gue sudah tau di mana kelas gue tapi gue harus ke ruang kepala sekolah dulu.

Cukup lama gue menunggu di ruang kepala sekolah, seorang perempuan yang terbilang belum cukup tua menghampiri gue.

"Kamu yang namanya Varo?" tanya guru itu

"Iya bu" gue mengangguk dan tersenyum manis padanya

"Kalau begitu ikut saya" kata guru itu dan gue cuman ngikuti perintahnya.

Gue berjalan di belakangnya sambil melihat keadaan sekolah yang mulai sepi karena bel sekolah memang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.

Gue memasuki kelas dan gue bisa lihat semua sorot mata memperhatikan gue, tapi gue hanya mencari seorang gadis yang gue yakini sekarang dia pasti sedang terpuruk.

Pandangan gue berhenti ketika melihat sosok gadis yang duduk di bangku depan sedang menenggelamkan kepalanya dalam lipatan tangannya. Gue yakin itu pasti Amanda karena hanya gadis itulah yang sedang sibuk dengan kegiatannya sendiri.

"Pagi anak-anak, sekarang kalian kedatangan murid baru" kata guru yang berdiri di samping gue

"Hai teman-teman perkenalkan nama saya Alvaro Aryokusumo kalian semua bisa panggil saya Varo" gue memperkenalkan diri dan memperhatikan seisi kelas yang memperhatikan gue dengan seksama apalagi kaum hawa.

Gue melihat Amanda yang langsung mengangkat kepalanya dan itu membuat gue tersenyum, entah kenapa setiap gue lihat gadis itu gue bawaannya pengen senyum dan alhasil dia membalas senyum itu meski dalam keadaannya yang sangat kacau

"Baiklah Varo kamu boleh duduk di sana" kata guru itu yang menunjuk bangku di belakang Amanda yang memang kosong.

Gue mengangguk dan berjalan menuju bangku tersebut sambil mengeluarkan gulungan kertas tadi di dalam saku seragam gue.

Ketika gue berdiri pas di samping bangku Amanda gue melempar gulungan kertas itu dan kembali berjalan menuju bangku gue.

Gue duduk tepat di belakang Amanda dan gue bisa lihat gadis itu tersenyum ketika membaca isi kertas itu, gue senang bisa membuat dia tersenyum.

Gue menaikkan alat tulis gue dan gue mencatat apa yang di tulis oleh guru di papan tulis, gue merasa seseorang sedang melihat ke arah gue membuat gue mengangkat kepala dan melihat Amanda yang sepertinya terkaget dan melemparkan senyum kepada gue dan otomatis membuat gue membalas senyumnya itu.

Amanda kembali membalikkan tubuhnya ke depan dan mulai mencatat, gue hanya bisa geleng-geleng sambil senyum melihatnya dan gue kembali sibut dengan catatan

Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang