Hari ini pemakaman Amanda, semua hadir dalam pemakaman. Semua masih tidak menyangka akan hal kematian Amanda terlebih Kevin.
Semua mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan Amanda, satu persatu pelayat meninggalkan pemakaman dan pemakaman mulai sepi tersisa Kevin yang masih berdiri di samping makam Amanda dengan menatap batu nisan yang bertuliskan nama Amanda
Seseorang menepuk pundak Kevin membuatnya berbalik dan ia dapat melihat Kak Raga yang sedang berdiri di hadapannya
Kak Raga menyerahkan sebuah amplop berwarna merah muda itu dengan wajah bingung Kevin mengambilnya
"Itu surat dari Amanda, sebelum dia pergi, dia sempat berpesan untuk memberikannya kepada lo" kata Kak Raga sedangkan Kevin hanya mengangguk
"Ya sudah gue duluan ya" kata Kak Raga yang langsung pergi dari hadapan Kevin.
Kevin berjongkok di samping makam Amanda sambil membuka dan membaca surat dari Amanda
Hai
Gue tau lo marah sama gue, gue tau lo sakit hati dengan perbuatan gue 2 tahun yang lalu. Melalui surat ini yang entah kapan bakalan lo baca gue pengen jelasin semuanya karena selama ini gue udah berusaha untuk jelasin semuanya tapi lo malah gak mau dengar seakan-akan lo menutup kedua telinga lo untuk dengar sedikit penjelasan gue.
Gue minta maaf waktu itu gue ninggalin lo tapi gue gak bermaksud buat ninggalin lo, gue terpaksa karena gue harus di bawa ke singapura waktu itu, waktu itu gue sakit kanker dan gue harus menjalani pengobatan di singapura. Maaf sebelumnya gue gak beri tahu lo, gue cuman gak mau buat lo khawatir atau bakalan ninggalin gue.
Vin, gue sayang sama lo. Rasa sayang gue bagaikan matahari yang akan selalu menyinari bumi, bagaikan bintang yang selalu menghiasi malam. Sampai sekarang, hari ini dan seterusnya gue akan selalu sayang sama lo.
Kapan gue bilang udah gak sayang lagi itu semua bohong, anggap aja waktu gue bilang gitu gue lagi gak sadar. Gue tau posisi gue udah di gantikan tapi gue harap hati lo masih untuk gue.
Vin, gue sayang sama lo sampai kapanpun biarpun akhirnya gue gak bersama lo lagiAmanda
Surat itu berhasil membuat Kevin menjatuhkan air matanya, ia sangat tidak menyangka akan hal itu.
Kevin kembali menatap batu nisan di depannya sambil mengelusnya
"Manda, gue juga masih sayang sama lo sampai kapanpun itu dan ingat gak ada yang bisa gantikan posisi lo di sini, di hati gue. Meski akhirnya lo bukan bersama gue tapi lo akan selalu di hati gue meski suatu saat ada seorang gadis yang menggantikan raga lo di samping gue" kata Kevin seakan-akan berbicara dengan Amanda.
Kevin menghapus air matanya dan ia berdiri meninggalkan pemakaman.
***
Kevin POV
Hari ini seakan berbeda, gue gak bisa lagi liat lo tersenyum dari jauh, gue gak bisa mandangi lo lagi saat belajar, semua seakan-akan hampa tanpa lo.
Langkah gue terhenti ketika mendengar seseorang sedang membicarakan suatu yang sepertinya menyangkut tentang gue
Gue bisa lihat itu Nadhira bersama teman-temannya"Akhirnya cewe itu mati juga, kenapa sih gak dari dulu matinya" kata Nadhira yang di akhiri dengan tawa
"Jadi sandiwara lo udah berakhir dong Nad, lo gak usah pura-pura sakit lagi" kata salah satu di antaranya
Tunggu apa dia bilang tadi, pura-pura sakit? Apa salama ini Nadhira hanya pura-pura sakit kanker.
"Iyalah, ngapain lagi gue pura-pura lagipula cewe itu udah mati otomatis sekarang Kevin jadi milik gue" kata Nadhira sambil tersenyum licik "Gue bakalan susun cara untuk memberi tahu Kevin kalau gue udah sembuh" lanjut Nadhira
"Lo gak usah cari cara buat beri tahu kalau lo udah sembuh karena gue udah tau kalau lo itu gak sakit" gue berjalan mendekati mereka, gue bisa lihat muka pucat Nadhira saat gue memergoti mereka
"Kevin, lo ngapain di sini?" kata Nadhira kaku
"Cukup ya Nad, gue udah tau semuanya, lo licik banget ya" emosi gue mulai memuncak
"Vin lo salah pah.."
"Salah paham gimana? Jelas-jelas gue dengar semuanya, sudalah Nad gue benci sama lo dan mulai sekarang jangan dekati gue lagi" gue langsung menepis kasar tangannya dan meninggalkan mereka semua.
***
Hari ini gue memilih bolos, gue memilih ke tempat ini, ke danau ini. Gue serasa gak ada gunanya gue di sekolah terlebih mengetahui rencana jahat Nadhira. Gue benci dengan semuanya, kenapa gue baru tau semuanya ketika lo udah gak ada Manda, gue pengen waktu bisa diputar dan gue pengen ada di sisi lo sebelum lo pergi bukan seperti ini, lo ninggalin gue gitu aja
"Manda" teriak gue
"Gak ada gunanya lo teriak" kata seseorang dan ternyata dia adalah Varo
"Mau apa lo di sini?" kata gue
"Tenang gue cuman pengen aja ke sini di mana tempat pertama kali gue ketemu Amanda dalam keadaan terpuruk" perkatannya barusan berhasil membuat gue tertegun
"Lo harusnya bersyukur vin, meski hari-hari Amanda bersama gue tapi hatinya tetap ke lo" kata Varo melihat ke arah gue
"Lo suka sama Manda?" kata gue yang entah pertanyaan dari mana sampai gue bisa bertanya seperti itu
"Iya, gue suka sama Manda, gue sayang sama dia lebih dari kata sahabat tapi gue gak bisa apa-apa hati Amanda udah untuk lo" katanya yang membuat gue kembali terdiam
"Sudahlah, lagipula Amanda sudah tenang di sana" katanya yang langsung pergi
"Varo" panggil gue sebelum ia pergi, ia berbalik dan mengangkat alisnya seakan-akan bertanya 'ada apa'
"Gue mau bilang makasih selama ini lo udah buat Amanda bahagia saat gue udah nyakitin dia" kata gue cukup berteriak, Varo hanya tersenyum dan kembali melangkahkan kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Need You
Teen FictionMengapa? Mengapa ketika semua laki-laki berusaha mendekatiku sedangkan dirimu berusaha menjauhiku? Aku tidak butuh mereka Aku hanya butuh kamu Aku tidak menginginkan mereka Aku hanya menginginkan dirimu Mengapa hanya kamu? Karena hanya kamu yang ber...