PART 5 PENYIHIR, HARI LIBUR

47 4 6
                                    

Beruntung Mai bisa nyelesain part ini dan update hari ini. Fiuh~

So, Selamat Membaca...

<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<

Levia, Lyon, Leon, dan Balts tiba di sebuah kota, di mana para penduduknya didominasi oleh para pelayan, karena kota tersebut langsung berhadapan dengan laut dan pelabuhan yang sering menjadi tempat persinggahan kapal-kapal dagang maupun pesiar.

Mengapa ada Lyon ? Karena saat Levia berangkat dari penginapan tanpa menghiraukan siapa yang mengikutinya, dibelakangnya, Lyon dipaksa mengikuti Levia dengan embel-embel perintah mutlak dari sang kepala desa. Begitulah, dia akhirnya mengikutinya walaupun enggan. Sepanjang perjalanan, mereka hanya diam. Hanya Balts yang sering menarik perhatian dari Levia.

"Apa yang kau lakukan ?" Tanya Lyon pada Levia. Dia menghentikan langkahnya karena Levia tiba-tiba berhenti.

"Kalian duluan saja kepenginapan. Nanti akan kususul. Ada hal yang ingin kulakukan." Pinta Levia. Dia menjauh dari Lyon, Leon, dan Balts. Tubuhnya menghilang dipersimpangan.

"Dasar. Seenaknya saja." Gerutu Lyon. Leon tidak menghiraukan Lyon dan mengajak Balts untuk pergi meninggalkannya.

***

Levia berkeliling kota, menelusuri setiap sudutnya. Entah apa yang dicarinya. Selama berkeliling, tidak sedikit toko-toko yang dia masuki. Selain itu, dia juga datang ketempat wisata kota tersebut atau bertindak seperti wartawan dengan menanyakan beberapa pertanyaan pada orang-orang yang dia jumpai saat di jalan. Dia melakukannya hanya dalam waktu singkat. Kemudian, dia pergi ke penginapan yang sudah dia tentukan sebelumnya bersama Lyon dan Leon.

Di penginapan, Leon sibuk bermain dengan Balts, dan Lyon tampak bosan karena tidak ada yang bisa dia lakukan selain duduk dan melihat aksi dua makhluk berbeda jenis itu selama menunggu kedatangan Levia. Tak lama, Levia muncul dan Balts yang menyadarinya langsung berdiri dan mendekati Levia. Levia duduk di kursi dikamar tersebut dan memangku Balts dipangkuannya.

"Di mana kamarku ?" Tanya Levia langsung.

"Tidak ada." Jawab Lyon santai.

"Maksudnya ?"

"Kamar penginapan ini hanya sisa satu." Jelas Leon.

Sejenak Levia merenung.

"Baiklah. Kalau begitu aku akan cari kamar di penginapan yang lain." Putus Levia. Dia berdiri dengan menggendong Balts.

"Tidak. Aku akan tidur di luar. Kau dan bocah itu bisa gunakan kamar ini." Tolak Lyon. Dia sudah akan pergi kalau Levia tidak bicara.

"Kau saja dan Leon di sini. Lagipula, aku juga masih ingin keluar jalan-jalan. Akan lebih baik kalau kalian berdua di sini. Aku bisa mencari tempat untuk tidur. Selama jalan-jalan tadi aku bertemu dengan beberapa orang. Mungkin mereka mau meminjamkan salah satu kamarnya-"

"-kenapa kita tidak pindah penginapan saja ? Bukankah itu lebih bagus ?" potong Leon.

"Tapi kita tidak bisa mengambil uangnya kembali." Jawab Lyon.

"Dan lagi, apa yang sebenarnya kau lakukan tadi ?" Tambah Lyon.

"Hanya mencari informasi saja. Mungkin ada yang melihat atau bertemu dengan salah satu kenalanku di kota ini." Jawab Levia.

"Kenapa kau tidak mengatakannya ?" ucap Lyon kesal.

"Aku disuruh ikut denganmu agar kau bisa bertemu dengan keluargamu. Lalu, apa gunanya aku disini kalau kau tidak mengikutsertakanku ? Aku tidak mau berlama-lama mengikutimu tanpa tujuan yang tidak jelas dimana tepatnya keluargamu itu. Kalau bisa aku ingin ini semua cepat selesai." Sambungnya.

she is backTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang