PART 23

36 2 6
                                    

Istana diributkan dengan berita yang tidak diharapkan. Salah satu tahanan kelas berat mereka menghilang, dan seekor serigala putih juga ikut menghilang.

Putri Rosa yang mendengar kalau tersangka utama pembunuh sang ratu menghilang diikuti Shiro si serigala putih, membuatnya kaget atau shok ?

Siapa sangka dua hal yang menghubungkannya dengan dua orang yang tidak dapat dia temui dapat menghilang begitu saja secara bersamaan ?

Mengapa semuanya terjadi saat sekelompok penyihir muncul lagi dan menewaskan banyak rakyatnya ?

###

Diruang kesehatan istana, putri Rosa menatap wajah pangeran Feist yang nampak tenang dalam tidurnya. Dia ingat, dua tahun lalu, dia mendengar kalau pangeran Feist sempat menemuinya saat dirinya tidak sadarkan selama berminggu-minggu setelah dia diserang waktu itu walau hanya sebentar. Apa sekarang kondisinya terbalik ? Apa sekarang harus dia yang menunggu dan menatap wajahnya ?

Dia rasa tidak.

Yang harus dilakukannya adalah mencari di mana para penyihir itu dan menghancurkan mereka. Seandainya saja dia mengenal sedikitnya-tidak, satu penyihirpun tidak masalah. Tapi, penyihir yang dikenalnya pun tidak dapat dia ketahui di mana keberadaannya. Mau di mana lagi dia mencari Sazixu ? Hanya pria eksentrik itu saja yang dia kenal. Tidak ada yang lain.

Andai saja Roxy kembali membantunya-tapi itu mustahil. Tidak ada namanya keajaiban yang kedua kalinya. Sekarang dia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri. Para pangeran sudah disibukkan dengan masalah para penyihir yang menghancurkan kota-kota di seluruh kerajaan. Dia tidak ingin menambah beban lagi.

Apa yang harus dia lakukan ? Meminta keempat pengawalnya ?

Putri Rosa mendengus. Kedua pengawal barunya tidak ada hubungan sama sekali dengan dunianya. Sedangkan sisa kedua pengawalnya, mereka tidak lebih dari manusia biasa. Tidak ada kekuatan spesial sama sekali. Bahkan diantara para manusia yang dikenalnya, hanya para jendral dan para pangeran yang hebat dalam hal beladiri dari berbagai macam.

Tapi, pangeran Feist yang juga sama hebatnya dengan para pangeran, dapat tumbang berhadapan dengan satu penyihir. Lalu bagaimana bisa menghadapi para penyihir di luar sana yang bahkan jumlahnya belum diketahui pastinya ?

***

"Aku baru tahu kau suka sekali melamun berjam-jam." Teguran dari arah samping menghentakkan putri Rosa dari lamunannya yang memikirkan banyak strategi. Pria yang menegurnya hanya berdiri di samping kursi kayu yang dia duduki di salah satu taman Monokrom.

"Dan kau juga tampak suka sekali kemari. Apa kau selalu kemari hanya untuk melamun." Sindiran Baron membuat putri Rosa mengerang jengkel dalam hati. Dia baru ingat, Baron bukanlah pengawal yang patuh pada aturan. Selama ini, dia bisa membuat Baron bungkam dan tetap menjadi pengawalnya karena...-ya, karena Roxy dulu pernah mengancam dan membuat perjanjian dengannya. Kalau saja perjanjian itu tidak ada, mungkin setelah hari itu Baron akan pergi meninggalkannya.

"Lagi-lagi kau melamun."

Putri Rosa mendesah. Menatap langit yang tampak cerah dengan warna birunya. Padahal sekarang, di luar istana, para prajurit, para ksatria, dan mungkin para pangeran sedang bertarung dengan para penyihir yang suka sekali memporak-porandakan kerajaan mereka.

"Menurutmu, apa kita bisa mengalahkan para penyihir itu ?" Tanya putri Rosa tanpa menoleh.

Baron menatapnya sekilas, "Aku tidak tahu. Tapi, kalau pasukan kerajaan belum juga berkembang, kurasa hanya menunggu sampai rakyat kalian akan menjadi prajurit tambahan."

she is backTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang